"Teteh!" panggil Vio saat keluar dari kamar.
"Naon?" sahut Alen sembari membenahi kerah kemeja sekolahnya.
"Ini ada titipan, lupa ngasih gue kemarin" ujar Vio menyodorkan sebuah paperbag kepada Alen.
"Dari siapa?"
"One and the only one, Marcel Bernardo" tukas Vio.
"Heran gue, nggak capek-capek apa ya?" keluh Alen. Vio hanya mengendikkan bahunya tak mau tahu.
Alen kembali masuk kedalam kamarnya dan meletakkan paperbag diatas nakas lalu segera keluar kamar untuk sarapan.
"Teh, apaan isinya?" tanya Vio begitu Alen duduk disebelahnya.
"Emang lo nggak liat?" tanya Alen sembari mengoleskan selai coklat keatas roti miliknya.
"Engga"
"Isi apa Teh?" tanya Ayah.
"Paperbag dikasih temen Yah" sahut Alen.
"Tau nggak Yah, Bun, disekolah ada yang suka sama Teteh tapi yang dikasih Adek mulu," lapor Vio.
"Cepu ih" ucap Alen sembari menepuk lengan Vio kemudian meringis menatap orang tuanya.
"Kok dikasihnya ke Adek?" tanya Bunda bingung.
"Salah orang Bun," sahut Alen.
"Ada ada aja," sahut Ayah melanjutkan acara minum kopinya yang tertunda karena laporan konyol Vio.
"Yaudah Yah, Bun, Adek pamit ya, assalamu'alaikum" pamit Vio menyalimi Ayah dan Bunda bergantian "duluan Teh,"
"Yoi," ucap Alen sembari mengangkat tangan kirinya sementara yang kanan tengah memegang roti.
Deru mobil Vio terdengar meninggalkan halaman, Alen melihat jam dinding menunjukkan pukul 06.10 dengan cekatan menghabiskan sarapannya dan pergi menyusul Vio.
"Pergi dulu Bun, Yah, Assalamu'alaikum" pamit Alen sembari menyalimi keduanya dan mencium pipi mereka bergantian.
"Wa'alaikum salam"
¤¤¤
"Let!" panggil seseorang dari belakang Vio.
Tanpa menoleh pun Vio sudah tahu bahwa Tian yang memanggilnya karena hanya dia yang memanggil Vio dengan panggilan itu.
"Apaan?" tanya Vio.
"Lo tadi ada ke Lab IPA nggak?"
"Gue dari kamar mandi," ujar Vio menunjuk pintu kamar mandi yang terletak beberapa meter dibelakangnya.
"Terus yang di Lab IPA tadi siapa?" tanya Tian.
"Ya mana gue tahu Arga, lo aneh-aneh aja sih, tengah hari bolong gini halu lo ya?" ucap Vio sembari menggelengkan kepalanya.
"Eh sumpah nggak mungkin lah gue halu" sanggah Tian tidak terima.
"Ada yang liat selain lo?" tukas Vio.
"Engga ada kayaknya" sahutnya.
"Yaudah fiks lo itu halu," cetus Vio sembari berjalan mendahului Tian.
"Heh! Gue jangan ditinggal Violet!" seru Tian lantang, Vio hanya menutupi separuh wajahnya dengan tangan malu anjir Tian teriak ditengah koridor yang rame karena jamkos.
'Arga sialan! gue malu bangsat!' umpat Vio dalam hati. Buru-buru Vio pergi dari sana mengabaikan Tian yang tetap teriak-teriak sepanjang koridor sembari meneriakkan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Secret
Teen FictionCredit poster by : @INAGAEMGYU Apa rahasia mereka? Kenapa mereka merahasiakan nya? Dan berapa lama rahasia itu akan bertahan? Kepo? Baca aja😄