"Aku ingin memesan minuman yang sama dengan yang membuat gadis itu tersedak."
Suara itu. Tanpa menoleh pun Alice tahu suara siapa itu. Suara yang mampu menggetarkan hatinya beberapa hari belakangan ini.
"Oppa! Kau datang."
Dan teriakan Mimi membuat Alice yakin kalau tebakannya benar.
Setelah menyelesaikan kegiatan di kasir, Minho segera menghampiri tiga orang gadis yang sedang sarapan tersebut.
"Selamat pagi." Sapa Minho.
Yura hanya sedikit mengangguk, sementara Alice hanya sibuk meminum milk tea dari cangkirnya untuk menutupi pikiran yang terus memutar di dalam kepalanya. Mau apa dia datang sepagi ini kesini? Dan sudah berapa lama Minho datang, apakah ia mendengar pembicaraan Alice dan Mimi barusan? Oh, andwe. Alice menggeleng dalam hati.
"Pagi oppa. Kau sendirian?" tanya Mimi. Alice baru berani menolehkan kepalanya dan melihat kalau pria di sampingnya ini memang sendirian, ia bertanya dalam hati kemana sang sepupu Lee Myung soo yang selalu menempel itu.
Dan catatannya, Minho terlihat menakjubkan pagi ini, dengan setelan kasual seperti biasanya di tambah kacamata hitam yang setia menempel di wajahnya.
"Ya, karena itu aku menjemput asistenku untuk menemaniku. Nona Yoon, kenapa kau diam saja dari tadi?"
Alice memandang sekilas kedua sahabatnya, dan ia mendapatkan dua kilatan senyum puas di mata mereka. Seolah tebakan mereka tentang diri Alice benar. Ingin rasanya ia berteriak ANNIYO , tapi itu tak mungkin karena pagi ini cafe Yura sudah di penuhi beberapa pengunjung yang untungnya di dominasi para pria pekerja yang mampir untuk minum kopi, bukan para gadis remaja yang biasa mampir di siang hari. Bisa ada jumpa fans dadakan kalau Minho datang siang atau sore hari ke cafe ini, pikir Alice.
"Apakah kau mau aku membantu menjawab pertanyaan Mimi tadi?" bisik Minho di telinga Alice yang mampu menyeret Alice keluar dari pikiran yang menerawang tadi. Gadis itu terperanjat dan segera memberi respon.
"Tidak! Ayo cepat kita berangkat." ujar Alice sambil bangkit dari duduknya.
"Aku pergi dulu." pamit Alice pada Yura dan Mimi.
"Tapi aku kemari untuk sarapan dulu Nona Yoon, dan aku.. -" belum selesai protes Minho,Alice langsung mengambil sepotong sisa choco muffin miliknya dan memasukannya ke dalam mulut Minho dan membuat pria itu berhenti bicara karena mau tak mau ia harus mengunyah kue di mulutnya tersebut.
"Kau sudah makan muffin dan kau bisa meminum milk tea mu di mobil nanti." ujar Alice cepat sambil menyeret lengan Minho dengan satu tangan lainnya mengambil milk tea yang sudah dikemas rapi dalam gelas kertas pesanan Minho tadi.
"Aku pergi." pamit ulang Alice. Sementara Minho hanya bisa mengangguk pasrah dengan senyuman kepada dua gadis lainnya sebagai tanda berpamitan. Ia sekarang seperti seorang bocah yang sedang dipaksa ibunya pergi sekolah.
"Apakah kita baru saja melihat sebuah cuplikan drama tv yang belum tayang?" tanya Mimi kepada Yura yang hanya mengangkat kedua bahu dengan senyum geli di wajahnya.
~~~~
Hari ini Minho akan melakukan syuting untuk iklan sebuah merk mobil. Alice yakin proses syuting akan berlangsung lama karena dilakukan di outdoor dan indoor. Kru yang dilibatkan kali ini juga sangat banyak, mencapai lebih dari empat puluh orang Alice kira.
Namun ia tetap merasa sedikit kesepian di tengah orang banyak seperti ini, karena Myungsoo yang biasanya ada di sebelahnya sambil membicarakan hal yang menarik kini belum tampak batang hidungnya sama sekali. Tadi Minho bilang kalau sepupunya itu mendapat panggilan dari sebuah agency yang tertarik untuk mengorbitkannya sebagai seorang bintang, jadi sekarang Myungsoo sedang melakukan interview dan setelah selesai akan segera menyusul ke sini. Alice bisa membayangkan wajah gembira Myungsoo sekarang karena pria muda itu memang sangat ingin menjadi artis dan hari ini adalah kesempatan yang sudah lama ia tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just call me Oppa !
Romansa"Aku benar benar tidak bisa memutuskan apakah hari ini kau beruntung atau sial Alice, karena dalam satu hari ini kau bisa bertemu dengan dua bintang besar, namun kedua bintang itu sepertinya membawa nasib yang kurang baik untukmu." ujar Mimi sambil...