Part 10

6.3K 269 11
                                    

Minho segera meraih tangan Alice dan menariknya agar berjalan menuju kamar no 8012 dan terlihat seperti sedikit menyeretnya karena Alice berusaha melepaskan tangannya. Sementara Manager Park dan Myungsoo masih tidak bisa melepaskan pandangan tidak percaya mereka ke arah Minho dan Alice namun kaki mereka ikut melangkah ke kamar 8011. Satu hal yang mereka syukuri bersama adalah untungnya porter - pembawa koper dan tas- mereka tadi tidak ikut satu lift dengan mereka dan mengatakan akan menyusul dalam beberapa menit lagi, karena kalau tidak, porter tersebut pasti akan melihat adegan penyeretan ini juga. Bisa dibayangkan besok pagi seluruh hotel penuh dengan gosip aktor besar LeeMinho menyeret seorang gadis untuk masuk ke dalam kamar bersamanya.

Minho membuka pintu kamar dan segera mendorong Alice masuk ke dalam lalu segera menutup pintunya.

"Apa yang sedang kau lakukan sebenarnya?!" sembur Alice, dia tidak dapat mengerti jalan pikiran pria di depannya ini.

"Aku tidak mau tidur sekamar denganmu!" bentak Alice dengan frustasi tapi entah kenapa ada sebagian kecil jauh di pojok hatinya yang tidak setuju dengan kalimat yang baru saja ia ucapkan, tapi cepat ia tendang bagian tersebut keluar dari hatinya.

"Bukankah aku sudah jelaskan alasannya tadi, aku tidak mau mendengar dengkuran Manager Park." jawab Minho memandang lurus Alice.

"Lalu kenapa kau tidak tidur saja dengan Myungsoo?" tanya Alice lagi.

"Dan kau tidur dengan Manager Park? Kau bercanda Alice, dia sudah berumur lebih dari empat puluh tahun, mempunyai istri dan dua orang anak, apa yang akan istrinya pikirkan jika ia tahu suaminya tidur satu kamar denganmu?" jawab Minho.

Nah, Alice tidak tahu fakta itu, fakta bahwa Manager Park sudah menikah.

"Mengapa kau tidak menyewakan satu kamar saja untukku?" tanya Alice lagi.

"Demi Tuhan Alice, biar ku beritahu, ini twin room. Untuk apa aku harus menyewa kamar lagi sementara pihak SBS sudah menyediakan dua kamar." ucap Minho sambil mengerakkan dagunya ke arah dua tempat tidur terpisah di sebelahnya agar Alice bisa melihat dengan jelas.

"Kau aktor pelit!" sinis Alice.

"Bukan pelit, tapi efisien. Lagipula satu hal lagi yang ingin ku beritahukan kepadamu, " sebelum melanjutkan perkataannya, Minho memandang Alice dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah menelusuri seluruh tubuh Alice. Sementara Alice dengan reflek menyilangkan kedua tangannya di depan dada karena tak nyaman dengan cara pandang Minho.

"Kau bukan typeku, jadi tenang saja, aku tidak tertarik satu ranjang denganmu." sambung Minho.

"Kau....!!" geram Alice dan ia dapat merasakan kalau pipinya pasti sangat merah sekarang. Ia tidak bisa satu kamar dengan pria ini. Perasaannya selalu tak karuan. Antara tersipu malu karena pesonanya atau emosi tingkat dewa karena beradu mulut dengannya yang jelas keduanya berefek tidak baik untuk jantung Alice. Jadi ia memutuskan untuk keluar dan menyewa kamar sendiri. Ia segera berbalik badan dan menuju pintu.

"Kau mau kemana?" tanya Minho.

~~~~

Semetara di kamar 8011, setelah masuk ke dalamnya, Myungsoo langsung berlari dan melompat naik ke salah satu sofa dan segera menempelkan salah satu telinganya ke tembok kamar, berusaha mendengar apa yang terjadi di kamar sebelah.

"Hey bocah, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Manager Park melihat tingkah konyol Myungsoo.

"Kau pikir ini hotel dari bambu sehingga kau bisa mendengar mereka. Ini hotel bintang lima, bocah!" sambung Manager Park berdecak sambil berjalan menuju salah satu tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya karena ingin meluruskan badan setelah perjalanan yang melelahkan.

Just call me Oppa !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang