Part 7

5.6K 284 5
                                    

Annyeong....
Sorry banget baru bisa update, coz author kebanyakan galau belakangan ini.. hehehe..

Thank you yang udah baca dan masih setia menunggu kelanjutan cerita ini. Apalagi yang udah bersedia kasih vote n komen, terima kasih banyak*pelukerat*

Langsung aja ya....enjoy ~~~

Note: kalau ada yang lupa sama jalan ceritanya atau kurang dapat feel nya bisa baca ulang dari part 1 ya.. cuma saran aja :)

~~~~

Caller id : Aktor sinting

Mau apa lagi dia?????!!!!! Teriak batin Alice.

Alice mengeser icon hijau di touchscreen nya.

"Yeobseyo" ucap Alice setenang mungkin walaupun dalam hatinya kesal bukan main karena tadi video recordernya belum tersimpan.

"Apakah ini no telp mu Alice?" Suara pria yang dua jam lalu resmi menjadi bos nya menggema di telinganya.

"Ne.."

"Ok..aku cuma ingin memastikan saja"
Plip...pria itu langsung menutup sambungan teleponnya.

"Mwoo!!" Alice memandang frustasi ke hpnya. Sepertinya tidak salah kalau Alice menyimpan kontaknya dengan id aktor sinting.

~~~

Alice teringat ucapan Manager Park ketika menjelaskan tugasnya sebagai asisten. Katanya seorang asisten itu bagai bayangan sang artis/aktor yang artinya dimana ada sang artis di situ pula ada asistennya yang siap membantu semua kegiatan sang artis. Tapi beda dengan bayangan asli yang akan menghilang jika matahari tenggelam, seorang asisten tetap bekerja hingga tengah malam bahkan bisa sampai subuh jika memang sang artis masih mempunyai kegiatan. Selain itu asisten harus selalu siap sedia bila mendapat panggilan mendadak dari sang artis yang membutuhkan bantuan dengan kata lain tidak ada hari libur sama sekali. Seorang asisten hanya bisa libur jika artisnya tidak memiliki jadwal kegiatan apapun. Tapi Manager Park juga bilang bahwa asisten juga bisa meminta cuti bila mempunyai alasan yang mendesak atau berhubungan dengan keluarga dekat. Seperti yang terjadi pada asisten Lee minho yang memohon cuti satu bulan karena kakak kandungnya akan menikah jadi dia harus kembali ke kampung halamannya karena masih memakai adat istiadat yang kental.

Alice sempat ragu dengan pekerjaan ini, karena dengan waktu kerja seperti itu artinya ia hampir dua puluh empat jam bersama dengan Lee minho, apakah ia sanggup menghadapi sifat aktor yang sering membuatnya kesal itu. Namun setelah Manager Park memberitahukan jumlah gaji yang bisa diperolehnya, Alice langsung menghilangkan semua keraguannya karena ternyata jumlah gaji yang di tawarkan sangat besar bahkan lebih dari jumlah uang kuliahnya selama satu semester.

Irrona..irrona... one two three...
Irrona..irrona... one two three...
Irrona..irrona.. one two three...

Suara anak kecil yang nyaring menggema di dalam kamar Alice yang berasal dari bunyi alarm di hp nya. Dengan mata masih tertutup Alice mencari hp nya. Setelah berada di dalam gengamannya,ia membuka mata dan mematikan alarm tersebut. Pukul lima pagi. Ya, Alice memang sengaja memasang alarm karena dia tipe orang yang sulit dibangunkan bila sudah tidur. Satu jam lagi ia sudah di tunggu kehadirannya di salah satu studio di pusat kota Seoul karena Lee minho akan menjalani syuting untuk sebuah iklan. Alice mengira seorang entertainer biasa memulai jadwalnya dari siang atau minimal jam sembilan pagi, tapi nyatanya pukul enam pagi Lee minho sudah memulai kegiatannya.

Alice segera bangun dari tempat tidurnya yang seolah memanggilnya untuk terlelap kembali, karena kalau tidak ia bisa telat. Setelah mandi dan memilih pakaian kasual yaitu celana jeans 7/8 berwarna hitam dengan atasan kemeja tanpa lengan berwarna peach lengkap dengan deretan kancing di bagian depan dari atas sampai bawah. Melihat pantulan dirinya di cermin Alice merasa pakaiannya sudah layak karena musim panas baru di mulai jadi udara pasti menyengat siang nanti. Ia lalu menggulung rambutnya sampai berbentuk seperti rumah siput lalu menjepitnya agar gulungannya tak terlepas. Memberikan sentuhan sedikit bedak di wajahnya lalu memoleskan lipbalm beraroma strawberry di bibirnya agar tidak terlihat kering. Baiklah, sudah cukup. Alice puas dengan penampilannya dan segera memakai tas kanvasnya lalu keluar dari kamarnya.

Just call me Oppa !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang