Tuhan, Kau tidak sedang bercanda denganku kan?!!!
Batin Alice berteriak frustasi.
Alice berdiri mematung memandang pria di depannya ini, pria yang membuatnya harus kehilangan beasiswa hingga harus mencari pekerjaan selama liburan musim panas, dan sekarang pria tersebut akan menjadi bos nya. Ini gila. Bagaimana bisa ia bekerja menjadi asisten pria ini,sementara rasanya ia sanggup membunuh pria ini seketika karena kesalnya.
"Oh..annyeong.. benarkah ia mau menjadi asistenku?" Suara pria itu sangat lembut bahkan ditambah senyumannya yang mempesona,tidak ada sama sekali tanda ia terkejut karena melihat Alice disini,seolah mereka belum mengenal sama sekali. Tapi itu tidak mungkin! Alice ingat betul bagaimana ekspresi pria ini di lift tadi. Tenang Alice, kau harus menjaga sikapmu karena di sini ada Eunhi, setidaknya Alice harus menghormati niat baik Eunhi yang membantunya mencari pekerjaan, dan Eunhi tidak tahu masalah dirinya dengan aktor gila ini.
"Ne, tadi aku sudah bicara kepada Manager Park, tapi sepertinya beliau sedang ada urusan sekarang, jadi aku bermaksud mengenalkannya dulu kepadamu Minho ssi" jawab Eunhi dengan sopan.
"Oh.. kalau begitu bisakah kau meninggalkan aku dan dia berdua saja, ada yang beberapa hal yang ingin kutanyakan kepadanya" senyum ramah kembali menghiasi wajah Minho. Dan tentu saja Eunhi langsung menyetujui permintaan aktor tersebut. Wanita mana yang tidak luluh melihat senyum ramahnya.
Setelah Eunhi meninggalkan ruangan ini, Alice merasa tambah sulit bernafas,sejak tadi ia memang sudah menahan nafas saking kesalnya. Mau apa aktor sombong ini sekarang.
"Kau.. mengapa kau bisa ada disini dan ingin menjadi asistenku?" ucap Minho sambil menujukan jari telunjuknya ke arah Alice. Pria ini sangat sombong sekali. Alice mengepalkan telapak tangannya sebelum menjawab.
"Kau mau tahu kenapa aku bisa ada disini. Itu semua KA.RE.NA.MU! Kau membuatku kehilangan beasiswa kemarin hingga hari ini aku harus mencari pekerjaan!" bentak Alice yang sudah tidak dapat menahan amarahnya.
"Apa maksudmu nona?" tanya Minho santai. Gadis didepannya ini jelas sedang sangat marah dengannya. Wajahnya kelihatan mulai merona merah karena emosinya, dan entah kenapa justru terlihat cantik di mata Minho.
"Kau membiarkan aku menunggumu selama lebih dari setengah jam di depan rumahmu hingga aku kehilangan beasiswaku!" ucap gadis ini lagi masih dengan matanya yang menyala yang mungkin bisa membakar Minho jika ia terbuat dari kertas.
"Aku sedang tidur kemarin jadi aku tidak tahu kalau kau sedang menungguku,lagipula yang memesan kue itu adalah kakakku yang kebetulan sedang keluar kemarin." ucap Minho membela dirinya.
"Dan sekarang kau masih tidak mau minta maaf padaku?" ucap Alice menuntut.
"Aku tidak salah ,jadi untuk apa aku minta maaf?" Sebenarnya Minho bisa saja meminta maaf kepada gadis ini, karena ia tipe orang yang mudah meminta maaf. Tapi entah kenapa dari dalam dirinya muncul perasaan untuk tidak memenuhi tuntutan gadis ini, ia lebih senang membuat gadis ini kesal. Mungkin karena perasaan balas dendam nya karena kemarin gadis ini tidak mengenali dia sebagai aktor sama sekali. Lagipula ia juga senang melihat ekpresi kesal di wajah gadis ini.
"Kau adalah orang yang paling sombong yang pernah kutemui!"
"Kalau begitu kenapa kau mau berkerja untukku?"
"Aku tidak tahu kalau kau.." Alice tidak dapat melanjutkan ucapannya. Kalau ia lanjutkan sama saja dengan memuji pria di depannya ini, dan itu akan membuat pria ini tambah besar kepala.
"Kau apa? Kau aktor besar di korea yang akan menjadi bos mu? Itukah kalimat yang akan kau ucapkan nona?" Senyum jahil dan penuh kemenangan kembali terukir di wajah tampan Minho. Dan sekarang Alice benci melihat senyum itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just call me Oppa !
Romance"Aku benar benar tidak bisa memutuskan apakah hari ini kau beruntung atau sial Alice, karena dalam satu hari ini kau bisa bertemu dengan dua bintang besar, namun kedua bintang itu sepertinya membawa nasib yang kurang baik untukmu." ujar Mimi sambil...