Part 18

4.5K 236 18
                                    

Minho memacu kendaraannya hingga 150km/jam. Ia melesat secepat ia bisa. Walaupun ia pernah mengalami dua kali kecelakaan dan berjanji tidak akan mengebut lagi namun malam ini ia telah kehilangan akal sehatnya. Di dalam pikirannya hanyalah ingin cepat sampai ditempat tadi ia meninggalkan Alice.

Ketika ia sudah hampir sampai, ia bisa melihat dari jauh kalau gadis itu masih berdiri disana, sendirian, dan kedinginan. Ya kedinginan, gadis itu memeluk dirinya sendiri dengan dua tangannya. Dan semua itu akibat dirinya.

Sial.

Minho bahkan siap jika dihukum Tuhan sekarang juga akibat perbuatan dirinya pada gadis tersebut. Ia sangat menyesal karena tadi ia tak mampu menekan sedikit saja emosi dan ego nya.

Saat Minho mulai memelankan mesin mobilnya untuk menepi, tiba tiba ada mobil lain yang lebih dahulu menepi di depannya, tepat di tempat Alice berdiri.

Seorang pria segera keluar dari mobil dan menghampiri Alice. Pria tersebut membuka mantelnya lalu memakaikannya pada Alice untuk menutupi tubuh Alice yang terbuka setelah itu pria tersebut menuntun Alice masuk ke dalam mobilnya. Sementara Minho hanya mematung di kursi mobilnya, semua jari tangannya telah memutih karena terlalu erat meremas stir mobilnya.

Minho mengenali pria tersebut. Pria yang merupakan penyebab awal dari semua ini. Ia tak mugkin melupakan pria yang selalu membuatnya iri karena Alice selalu memanggilnya oppa oppa. Dan karena pria itu juga ia melakukan taruhan konyol dengan sepupunya.

Ya, dia Cho Kyuhyun, si bocah boyband.

What a perfect nite!

Tuhan tampaknya terlalu cepat memberikan Minho hukuman sesuai permintaannya tadi.

Ia tak punya pilihan, selain memacu kembali mobilnya dan meninggalkan mobil Kyuhyun di belakangnya karena ia tak mungkin menyuruh Alice untuk pindah ke mobilnya sekarang.

~~~~

"Kau sudah tak apa?" tanya Kyuhyun saat melihat gadis di sebelahnya mulai tenang dan tidak menangis lagi setelah menghabiskan hampir seperempat tissue kotak di mobilnya.

Ia terkejut dengan keadaan gadis tersebut tadi, dengan gaun super mini tanpa mantel berdiri di pinggir jalan tol dan menangis.

Demi Tuhan, Kyuhyun ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini, tapi ia menahan diri untuk bertanya karena kelihatannya gadis ini masih sedikit syok.

"Ne, oppa."

"Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu." tanya Kyuhyun lagi karena mobil mereka telah keluar dari jalan tol.

"Aku,, aku tidak bisa pulang." ujar Alice sambil mengusap ponselnya lagi, berharap ada panggilan masuk dari eonnie nya .

"Waeyo? "

"Kunci rumahku tertinggal di suatu tempat. Sementara eonnie sedang ada acara di luar, aku sudah menghubunginya tadi, tapi ponselnya tidak aktif."

"Maksudmu Yura nuna. Baterei ponselnya tadi habis. Kebetulan aku mengantar kakakku bertemu dengannya tadi. Sepertinya acara mereka akan berlangsung semalaman atau bahkan bisa sampai pagi. "

"Oh, kure." Alice tampak berpikir keras, kemana ia bisa pergi sekarang apalagi ia sangat risih dengan pakaian yang ia kenakan saat ini.

"Apa kau tidak punya teman lainnya?" tanya Kyuhyun lagi.

"Ada. Tapi Mimi sedang kerja keluar kota." Apartemennya pasti terkunci, tambah Alice dalam hati.

Jemari Kyuhyun mengetuk ketuk pelan stir mobilnya, ia tampak berpikir sejenak sebelum mengatakan.

Just call me Oppa !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang