Part 21

5.2K 243 51
                                    

Alice mengerjap dua kali sebelum membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah langit langit putih yang tampak asing baginya. Dan ketika bau khas obat serta akohol pembersih menyerang indra penciumannya, ia tahu kalau ia pasti berada di rumah sakit.

"Kau sudah sadar? Ohh.. syukurlah."

Yura menggengam sebelah tangannya dan Alice bisa melihat ekpresi lega di wajah eonnienya ini.

"Bagaimana aku bisa sampai disini?" Alice berucap pelan sebelum melanjutkan.

"Bisa tolong beri aku segelas air dulu eonnie." Lehernya terasa sangat kering sekarang.

Yura segera menekan sebuah tombol di samping ranjang Alice untuk menaikkan bagian kepalanya tersebut hingga berada pada posisi setengah duduk agar lebih mudah meminum air dari gelas yang ia sodorkan.

"Gumawo.." gumam Alice setelah selesai minum.

"Kau tahu, jantungku serasa copot ketika sore tadi aku menerima telepon dari Kyuhyun yang mengatakan kau berada di rumah sakit."

Alice dapat mendengar tarikan nafas berat Yura setelah selesai bicara.

"Kyuhyun oppa?" gumam Alice kemudian berusaha mengingat kejadian tadi sore. Ya, dia ingat sempat bertemu dengan idolanya tersebut ketika sedang duduk di Lobby SBS tak lama setelah itu semua menjadi gelap baginya.

"Dia membawamu kerumah sakit sendirian dengan taxi, dan Mimi bilang kejadian itu membuat heboh para wartawan di luar gedung SBS."

"Benarkah?"

"Hmm hmm...kau browsing saja, pasti banyak artikel tentang dirimu sekarang."

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Siapa? Mimi? Dia ada perkerjaan di Busan, tadi ia kesini sebentar lalu segera pergi."

"Bukan, Kyuhyun oppa , maksudku.." ujar Alice sedikit tersipu.

"Ohh...aku mengerti.. dia juga sedang memiliki jadwal yang padat, jadi tak bisa lama menemanimu. Wae?? Merindukan oppa mu?" Goda Yura.

"Bukan seperti itu, aku hanya ingin berterima kasih padanya."

Semua ini terasa sangat ironis, disaat Minho mati matian berusaha menjauhi dirinya agar para pencari berita itu tidak mengenalinya, justru ia sendiri yang membuat dirinya masuk berita.

"Jangan berpikir macam macam..hari ini kau harus istirahat total, aku akan menemanimu disini." Ucap Yura tepat sebelum ponselnya berdering, ia menatap sebentar pada layarnya lalu menggeser icon hijau.

"Ne oppa, aku akan menghubungimu lagi nanti." ujar Yura singkat lalu segera menutup ponselnya.

"Duguyo? Ji Sub oppa?"

Yura hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum ragu.

"Waeyo? Kalian ada janji? Pergilah.. aku bisa menjaga diriku sendiri eonnie."

Yura yang merasa dilema memandang lurus Alice seolah menilai kedalam matanya.

"Aku bukan anak kecil. Lagipula ini cuma radang lambung biasa." Alice menyakinkan lagi.

Setelah menarik nafas panjang, akhirnya Yura memutuskan.

"Aku bukan hanya mengkhawatirkan lambungmu saja, seperti kau tahu.." Yura tidak menyelesaikan kalimatnya, karena ia tahu kalau Alice mengerti maksudnya.

Lambung Alice mungkin sudah mendapat pertolongan dari dokter tadi, tapi rasa sakit di hatinya belum mendapat pertolongan dari siapapun. Dan Yura lebih mengkhawatirkan keadaan hati adiknya ini sekarang.

Just call me Oppa !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang