"Belagu Anjir! Gue ngga segan segan buat lo hancur!"
Ucap Emil tang tak terima dengan ucapan Gue. Ia tampak kesal dan ingin mengeluarkan Amarahnya.
Dengan sigap Gue menarik tangan sandy untuk menuju Kelas. Emil tampak tak tinggal diam dengan ucapan terakhirku. Ia mendaratkan pukulan dan menarik ku dengan sangat kasar.
Bughh!!...
"aghhhh!!..."
Gue hanya bisa meringis kesakitan disana. Memang bule itu tak kenal Attitude.
"sampai kapan pun gue ngga bakal buat lo dan sandy bisa aman.!"
"terserah lo mau buat suasana serunyam apapun. Tapi ketulusan, mengalahkan semuanya!"
Bughh! Bughh!!..
Plak!...
Gue membalas pukulannya dengan sangat keras hingga ia tergeletak tak berdaya. Begitu bayak luka tonjokan di Muka gue. Akhirnya, Sandy, Ica dan Aca melerai gue dan Emil. Sandy memapah gue untuk ke ruang UKS dengan cepat.
***
"Rey, maafin aku yah. Malah kamu yang jadi babak belur gini"
"san. Gue ngga mau lo di apa apain sama Emil. Tugas gue jagain lo. Gue ngga papa kok"
Tak Tega gue memandang Sandy yang tampak mengeluarkan Air matanya. Ia tersedu sedu menatap gue yang cukup lemah tak berdaya dihadapannya.
"San. Jangan nangis. Gue ngga papa kok. Udah yah!"
Gue mencoba menenangkan nya dan menghilangkan Rasa kepedihannya. Gue sandarkan kepalanya ke bahu gue. Sandy memang Perempuan kuat. Tetapi ia menyimpan banyak masa kelam yang ia hadapi saat ini.
"udah yah. Jangan nangis dong! Ntar gue juga ikutan ni! Yaudah, sekarang kita kekelas yuk"
Ajak gue. Tetapi Sandy hanya menatap gue dengan sayu. Ia tak menggubris apa ucapan Gue.
"Udah ayok!"
Genggaman mendarat di tangan kirinya. Gue menuntun nya untuk memasuki kelas. Luka yang ada di pelipis gue tampak merona. Ringisan yang gue sembunyikan dari Sandy tak terlihat. Gue ngga mau Buat Sandy tambah khawatir sama gue.
Memasuki kelas adalah tujuanku. Dikelas, telah terlihat kedua sahabat gue dan Emil CS. Kelas tampak panas seperti sedang diguyur lava. Terlihat Emil sedang memperhatikan Genggaman gue dan langkah gue bersama Sandy. Tak abis bikir dengan bule ganjen itu! Selain sandy, ia banyak menggoda Perempuan di luar sana. Salah satunya Qeela dan Saski. Tetapi, mereka tak menggubris apa kata Emil. Karena tujuan Perasaan mereka bukan untuk Emil.
"Rey. Ngapain tu si Emil ngelirik ngelirik?!mending Ga usah di gubris Si Emil CS. Biarin Mata nya kero ngeliatin terus!"
"wkwkwk"
Gue terkekeh dengan lirih. Bel pelajaran pertama berbunyi nyaring. Gue mengikuti pelajaran dengan sangat baik. sampai jam Istirahat tiba.
"san"
"yap?"
"ke kantin yuk!"
"boleh"
"keburu bule Gila nyamperin!"
"iyaa. Yuk cepetan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu untuk Sandy (END)
Teen FictionHargailah, yang selalu ada dan selalu bertahan. Buat dia selalu aman bersamamu. Buat dia percaya padamu. Semua itu, akan terasa jika kehilangannya. Putih Abu penuh kenangan. Tetapi, semua itu tak akan terulang seperti dulu. Jangan sekedar singgah...