9. Tempe Penyet

585 67 2
                                    

-Tempee Penyetkuu!!!-
•Reyb

"kenapa dah kalian ribut sendiri sendiri?"
Tanya Sandy sembari menghantarkan tempe penyet dan tidak lupa untuk mentimun.

"gilaaa san! Aromanyaa bikin gue ngiler!"
Ucap Acaa yang berniat memuji sandy

"heuh!"
Ulah Qeela yang menginjak kaki Acaa yang membuat Aca meringis tak karuan.

"awww! Iyaa ampun Ibu negara"

"tuuh, ajab memuji gadis lain nih!"
Pekik ku pada Aca yang masi meringis ringis gegara kakinya yang diinjak Qeela.

"emm, san makasi yah! Udah masakin buat kita semua"

"udah, santaii aja kali Rey! Kalian kan belum pernah cobain. Selain Qeela tuh, ngabisin se loyang"

"yoii dong"

Ucap Qeela tanpa rasa bersalahnya dengan Sandy.

"yaudah, kamu juga ikut makan dong"

"bentar, gue beresin dulu panci pancinya"

"ehh, ntar ajaa"

"Lu liat kan? Kayak kapal Prcah gitu. Ngga enak kan dipandang? Udah kalian makan aja dulu!"

"emm, yaudah gue bantuin"
Ia hanya mengangguk dan melangkah menuju dapur. Gue berniat untuk membantu Sandy yang tengah mencuci piring

"san, diantara banyak cowo yang deketin lu, lu ada perasaan ngga si, sama cowo yang deketin lu itu? Semisal Emil, atau Angga gitu?"

Gue memberanikan diri untuk tanya hal itu ke Sandy. Untung nya, Sandy tak menanyakan balik pertanyaan itu ke gue.

"ngga si, gue ngga pernah kebawa baper sama gombalan mereka. Gue ngga suka cowo yang kebanyakan ngomong, tapi Actionnya ga ada. Percumakan? Yang Di pandang baik atau buruk itu perbuatan, bukan Omong Kosong"

"iya sih. Tapi lu ngga risih gitu? Dikejar kejar setiap hari?"

"kalo masi dalam konteks wajar si, no problem. Tapi kalo sampe ngelakuin hal yang diluar itu, baru gue berontak"

"gue salut loh sama lu"

"hah? Salut kenapa?"

"yaa pemikiran lu tu berbeda dari cewe lain. Dan cara lo menanggapi cowo, berani nanggapi dengan tegas, lu juga multi telent. Apapun bisa jadi kalo ada ditangan lu"

"sebelumnyaa makasii yah. Tapi, setiap perempuan itu punya daya tarik nya masing masing. Punya ke kharismaan nya juga masing masing. Dan cara penanggapan nya terhadap lawan jenis juga berbeda beda. Jadi, yaa ini lah aku. Aku berusaha jadi diri ku sendiri. Tanpa memandang buruk Perempuan lain."

"san san, cara lo berbicara aja udah berkharisma. Gimana ngga semua cowo suka sama lu"

"iyaa si, bener juga. Ehh, makan yuk. Cuci piringnya udah kan?"

"udah kok. Yuk!"

Ajak gue ke ruang depan untuk menengok makanan yang di sisihkan untuk ku dan Sandy.

"Tempe Penyet gue mana?!"

"udah masuk lambung gue. Sorry bro!"

"enak aja lu sora sori sora sori. Ngga ada sisa?!"

"ehh ini ada dikit tapi. Palingan 3 sendok makan"

"astajim..!! Kenapaa, punya temen terlalu lacknat. Huh!"

Teman teman gue hanya terkekeh tanpa rasa bersalah. Yang ada, malah gue yang masi kena tampol gegara tempe penyet yang tersisa 3 sendok tadi gue ambil. Gue memandang Sandy. Gue tau, ia lapar. Akhirnya, Tempe Penyet itu gue kasi ke Sandy.

Sendu untuk Sandy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang