9 bulan menjadi pendamping Sandy sudah ku lewati. Beribu cobaan menimpaku. Kebahagiaan pun menghampiriku.
Tetapi, hubungan ku tak semulus dulu. Entah apa yang sekarang ini menimpaku. Bangku Kuliah, akan ku tempuh 3 bulan lagi. Semua orang pasti menginginkan yang terbaik dalam suatu hubungannya. dan aku, termasuk orangnya.
Di saat itu, gue ngga menghantar Sandy ke sekolah maupun menghantarnya pulang. Gue merasa dia berbeda. Gue putusin, gue sedikit cuek kala itu. Gue ngerasa Sandy berubah udah 1 bulanan ini.
Koridor sekilah ku lewati. Sandy menatapku sebegitunya hingga aku memalingkan mata ku. Apa yang ia pikirkan tentangku? Sampai sampai ia melewatiku tanpa sepatah kata apapun.
Ia memulai membuka pintu kelas yang tertutup. Suara emil terdengar sekali oleh indra pendengaranku. Apa yang mereka lakukan?!
"san, gue mau ngomong sama lo"
"ngomong apaan?"
"gue sayang sama lo. Gue mau, lo jadi pacar gue"
"mill, lepasin gue. Jangan kayak gini! Gue ngga mau ada salah paham lagi! Lepasin gue!"
Apa yang dilakukan emil dengan Sandy di dalam kelas?! Tak ada murid lain. Kecuali mereka berdua. Emosi gue udah ngga terkontrol. Emil ternyata sudah berani memeluk gadis yang udah resmi jadi pacar gue di dekapannya.
"apaan nih? Lo ngga tau kata STATUS? Atau emang lo bego?"
"sorry, yang bego gue, atau lo? Lo ngga bisa jaga Sandy men! Nyadar diri dong! Cowo kayak lo pantes buat Sandy! Lo ga Pantes jadi pendamping Sandy!"
"tapi lo tau kan, Sandy itu PACAR GUE. Dan lo ngga berhak menyentuh apapun dari dirinya. Lo paham ngga si? Mending lo stop deketin Sandy. Sebelum gue, bisa bertindak kasar sama lo!"
"fine. Gue disini ngga mau cari masalah. Tapi, gue masih punya harga diri. So, gue ngga mau adu kasar sama lo. Yang ada, tenaga gue habis sia sia hanya demi ngeladenin lo. Mental banci, cuih!"
Gue ngga terima dengan apa kata emil. Karena gue merasa selalu direndahkan jika beradu mulut dengan nya.
"oh, berani ya lo? Cowo brengsek!"
Bughh... Plakk...
Tanpa ampun gue tetap memukuli nya agar si brengsek itu jera, dan ngga bisa deketin Sandy untuk beribu kalinya!
"Stoppp Rey! Stoppp!! Pleaseee!!!"
Gue tau, Sandy memohon mohon padaku. Tapi, gue tetap beradu kasar dengan emil. Sudah berkali kali Sandy memohon padaku. Tetapi aku tak pernah menuruti apa katanya. Ia sudah tak tahan, dan ia memutuskan untuk pergi dan berlari sekencang kencangnya.
"san, tunggu san!"
Gue mulai berhenti perlahan melepas kepalan tangan gue yang terus mendarat ke tubuh Emil. Gue langsung mengikuti arah Sandy berlari. Untung saja, tak ada orang satu pun yang berada di sekolah kecuali gue, Sandy dan Emil brengsek itu!
Sandy telah duduk termenung di rooftop. Yah, tempat dimana gue selalu menghabiskan waktu - waktu berharga gue bareng Sandy.
"san"
Gue hanya berdiri di ambang pintu dan mulai menghampiri nya secara perlahan. Tetapi, ia sama sekali tak menoleh padaku. Apa gadis itu marah padaku? Tapi Apa kesalahan ku?
"san gue minta maa-"
Sepatah kata yang belum terlengkapi telah dipenggal oleh nya. Iya menatapku dengan sangat amat dalam. Ku rasakan kesedihannya yang sangat amat pedih membasuhnya.
"apa?! Lo mau minta maaf?! Minta Maaf sama diri lo sendiri! Gue ngga butuh maaf dari lo. Buat apa si? Maaf lo itu? Berharga kah buat gue?! Ngga ada guna lo minta maaf terus menerus setalah lo berbuat kesalahan. Tapi nyatanya apa? Lo ulangi terus menerus Rey! Gue capek! Gue lelah sama sifat lo! Lo terlalu posesif ke semua cowo. Kali ini lo keterlaluan! Emil? Fine. Tapi bisa bisanya kemarin lo cemburu sama sahabat lo sendiri. Sama Aca?! Mungkin lo pikir gue ngga akan lupa akan masalah itu. Tapi nyatanya tetap gue rekam dalam ingatan gue kalo lo pernah berbuat hal semenjijikan itu ke sahabat lo sendiri. Sampai lo berpikir negatif ke Aca. Gue ngga habis pikir sama apa yang ada di otak lo. Gue udah nyerah sama sikap lo yang terus terusan gini! Sampe sampe lo berbuat kasar ke orang lain!"
"san! Wajar gue cemburu sama lo. Gue ngga mau ada cowo lain ndeketin lo. Gue sayang sama lo san. Gue bela lo. Gue berantem sama Emil, karena emil keterlaluan!"
"sejak kapan sikap kasar lo ini muncul? Ha? Hari ini?! Karena Emil? Gue tau kok lo benci sama Emil. Tapi nyatanya lo bisa berbuat kasar Sama Aca waktu kemarin lo ajak dia ke cafe! Gue tau semuanya. Gue tau itu! Jangan anggap gue se lemah apa yang lo pikirin. Gue bukan cewe murahan yang bisa nerima semua perasaan. Gue udah punya lo! Tapi lo? Sama sekali ngga ngehargain perasaan gue sedikit aja!
"gue kurang ngehargai perasaan lo gimana lagi si san? Gue bingung sama sikap lo! Gue selalu ngelakuin yang terbaik buat lo! Tapi lo? Membela cowo yang udah deketin lo dibanding pacar lo sendiri! Apa selama ini, gue pernah main dibelakang lo? Gue tanya sama lo?!"
"oh, gitu? Lo ngga pernah main dibelakang gue? Bullshit! Mau gue bongkar apa yang gue lihat selama ini?"
Hah? Bongkar? Selama ini gue ngga pernah main belakang dia. Tapi kenapa Sandy ingin membongkar sesuatu?
"bongkar aja. Lagian, bukti lo ngga kuat!"
"oh okay! Jangan anggap gue ngga bisa speak up di depan lo! Kemarin, setelah lo udah bikin Aca babak belur, Lo dengan santay nya pergi sama cewe yang ntah gue ngga pernah ngeliat siapa cewe itu?! Tapi lo masih berani bilang sayang sama gue?! Masih berani bilang cinta sama gue?! Bullshit Rey, Bullshit!"
"san! Cewe itu sebagai pelampiasan keamarahan gue! Gue bisa ngeluarin semua unek unek gue ke dia! Gue dateng disaat gue lagi down! Dan emang gue sayang sama lo! Kalo emang lo bukan cewe murahan, kenapa lo bisa di peluk sama Emil?! Dan lo sama sekali ngga memberontak! Cuih!"
"ngga nyangka! Gue bener bener ngga nyangka kalo lo pacar gue. Gue juga ngga nyangka, lo bisa berubah se kotor ini! Lo jadiin cewe lain sebagai pelampiasan keamarahan lo. Sebenernya cewe lo siapa si? Sama aja lo udah manfaatin dia buat kepentingan lo sendiri! Gue ngga nyangka lo bisa se kasar ini dan se rendah ini! Gue udah capek, sama sifat lo. Tanpa Lo sadari, lo udah berani bilang kalo gue cewe murahan yang dimana mana selalu nerima perasaam cowo dan dipeluk aja, ngga protes. Itu yang lo mau?! Gue emang cewe murahan, cewe rendahan. Cewe yang ngga bisa merubah sifat buruk pasangannya sendiri. Cewe yang ngga bisa buat pasangannya nyaman. Dan satu lagi, gue emang cewe brengsek yang bisa bisanya bisa suka sama lo! Puas? Lo tau ngga rasanya lo ngatain gue?! Gue yakin kok, lo bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan sadar akan perkataan gue, saat gue, nanti pergi dari hidup lo. Lo tunggu aja."
Apa yang ia katakan? Ia tau segalanya tentang ku? Apa aku seburuk itu dimatanya? Apa gue seberubah itu di pandangnya? Gue ngga bisa menilai semua itu. Gue hanya terpaku memandangnya berderai air mata saat ia malah menjatuhkan harga dirinya.
Apa Sebodoh itu gue? Apa se brengsek itu gue menilai pacar gue sendiri? Sebenarnya, gue sendiri merasa ada yang berbeda pada diri gue. Tapi, kenapa sebodoh itu gue sama sekali ngga bisa Intropeksi diri gue sendiri?! Ia berlari untuk keluar dari rooftop. Gue masih terpaku. Kali ini ia marah besar. Apa yang telah gue lakuin?
***
Hampir satu minggu gue lewati hari demi hari tanpa adanya notifikasi dari nya. Suara lembut darinya. Perlakuan yang amat manis padaku. Gue ngga bisa nahan itu! Sekolah gue libur selama 1 bulan. Karena pembekalan UN, murid² dianjurkan belajar dari rumah selama 1 bulan. Dan setelah itu, UN tiba.
Sudah lama juga, Tak ada satupun chat dari kedua sahabatku. Mungkin memang perilaku gue ini sungguh keterlaluan. Tapi tetap saja gue tak mau Mencari titik kesalahan gue. Dasar Bodoh!!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu untuk Sandy (END)
Teen FictionHargailah, yang selalu ada dan selalu bertahan. Buat dia selalu aman bersamamu. Buat dia percaya padamu. Semua itu, akan terasa jika kehilangannya. Putih Abu penuh kenangan. Tetapi, semua itu tak akan terulang seperti dulu. Jangan sekedar singgah...