22. Kesalahanku

612 66 3
                                    

'Ini murni kesalahanku.
Tetapi kau ikut menanggungnya
Bersama ku.'
~Reyb


Srttt...

Gue langsung menarik handuk bersih itu. Dan sekarang, handuk itu sudah berada digenggaman ku.

"ishh, kok ngga minta izin dulu si?! Kayak Handuk Bapak lo aja main ambil sembarangan"

"hehehe iya deh"

"bukk, pinjem handuk bersih nyaa yah, mau ngeringin baju nih"

"iyoo, tapi nanti balik ke yo"

"siapp"

"udah kan?"

"mana ada orang pinjem, barangnya diambil dulu baru Izin."

Gue yang semula duduk langsung berdiri dan menggantungkan handuk bersih itu lagi dan meminta Izin ke dua kalinya.

"Buk, aku pinjem handuknya yah!"

Tak ada sahutan dari Ibu kantin itu. Mungkin ia sedang mengurusi kesibukannya sendiri.

"udah kan sayangku?"

Jawab ku sedikit kesal bercampur gemas melihat wajah Sandy itu. Sungguh.

"hm"

Handuk itu kembali tergenggam. Sandy hanya melamun sedari tadi. Entah apa yang ia pikirkan, seolah olah aku ini benda mati yang tak digubrisnya Gue langsung menarik pelan hidungnya itu.

"ngelamunin apaan sii?"

"ish, apaan si?"

Ia tampak Bad Mood kala itu. Gue berniat untuk mengeringkan rambut Sandy secara perlahan. Sehelai rambut tlah ku gapai, sekarang semua rambut nya tlah ku wadahkan di atas handuk bersih itu.

Sorot matanya mengarah pada bola mataku. Apa boleh buat, tatapannya ku balas dengan lebih dalam. Sudah cukup lama, Ia tetap setia menatapku dengan amat dalam. Entah apa yang ia pikirkan tentangku.

"kamu kenapa? Aku cakep yah? Udah hampir 5 menit loh lo natap aku kaya gini. Dalem banget lagi."

"h-hah? N-nggaa, siapa juga yang mikir lo cakep. Geer!"

"iyaa, mulut lo bisa boong sama gue. Tapi, mata lo ngga bisa boong sama gue"

Ia membulatkan matanya menatapku. Gue tau, ia sangat tulus padaku. Tetapi, rasa gengsi nya itu terlalu tinggi. Padahal gue pacarnya. Bukan musuhnya.

Ia terdiam dan menyembunyikan senyuman kecilnya. Pipinya merona. Sudah kuduga, ia memang sangat sering begitu.

"san"

"yah?"

"aku buatin Teh Panas yah"

"ikutt"

"iyadeh"

Ia sangat lucu saat aku ingin membuatkan nya Teh panas tetapi ia ingin ikut dengan ku. Sungguh, beruntungnya gue mempunyai Sandy. Seribu lelaki ia tolak, hanya demi diriku.

"awas panas, biar aku aja yang bawa. Kamu duduk dulu"

Ia mengangguk sembari tersenyum kecil. Gue mengikuti langkah nya yang kecil untuk duduk dibangku kayu itu.

Aku sedikit meniup niup gelas plastik yang berisi teh panas itu. Agar jika Sandy meminumnya, tak terlalu panas untuk di teguknya.

"sini, aku pegangin aja"

Ia mengangguk dengan wajah polosnya dan mendongak maju untuk meraih satu tegukan.

"uhok... Wohokkk... Ohowkook!"

Sendu untuk Sandy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang