52. Again

300 49 8
                                    

"Apa dengan keadaan ku sekarang ini,
kamu mau ninggalin aku?"
San-

"

terserah aja, aku ngikut"

"kenapa si, kebanyakan perempuan kalo ditanyain "mau apa" pasti jawabnya terserah. Apa susah nya bilang apa yang mau dibeli. Heran"

"kebanyakan perempuan? Emang siapa?"

"y-yaa aku tau dari cerita - cerita temen aku sih,
j-jadi aku simpulin kalo, k-kebanyakan perempuan emang gitu."

"ohh. Yang kamu beli pasti aku makan kok. Jadi terserah kamu aja mau beli apa."

"ya-udah deh, bentar"

Aku berjalan ke arah kiri untuk menghampiri kedai Burger disana. Ramai dan tampak menggiurkan.

Aku memesan 2 burger untuk ku dan sandy. Ia diam termenung di sampingku. Melamun adalah hobi barunya sekarang.

Drrttt.. Drrttt.. Drrttt...

Nomor dari petugas polisi. Ternyata Anak buah polisi itu sudah tepat berada di depan pintu. Tidak lucu jika aku harus pulang lagi. Pada akhirnya aku menyuruh nya untuk menitipkan pada rumah sebelah. Pemilik rumah sebelah adalah teman ku. Dan Ia orang yang Sangat baik.

"rey.. Aku mau beli es krim dulu ya, kamu tunggu sini."

"sama aku aja, bentar lagi udah selesai kok ini.."

"ngga usah, aku bisa sendiri kok. Cuman di sebrang aja."

"b-beneran ngga papa sendirian??"

"iyaa. Tenang aja."

"Yaudah deh. Hati - hati ya!"

Aku mengusap rambut nya dengan lembut. Ia tersenyum dan mengangguk antusias.

Burger yang aku pesan tadi akhirnya selesai juga setelah 5 menit aku menunggu. Aku melihat bungkus itu, terlihat sangat sangat menggiyurkan. Aroma bungkus nya saja membuat ku lapar, bagaimana dengan burger nya? Sedari tadi aku memperhatikan bungkus itu sembari berjalan.

DUGHHH..! SRETT...!!

Aku kaget dengan suara itu. Atensi mataku langsung mengarah pada gadis yang tertabrak oleh mobil sembari membawa es krim pada tangan kanan nya.

"s-sandy"

Aku membelalakan mataku. Detik ini juga Kaki ku sangat lemas. Hanya berjalan saja rasanya tidak kuat. Beberapa detik aku melihatnya tak berdaya, Saat itu juga aku berlari sekuat mungkin untuk melihat keadaannya.

"san.. sannn! Bangunn! Sannn, bangunn!"

Ia tak kuat untuk sekedar membuka matanya. Atensi ku berubah saat seorang lelaki keluar dari mobil yang telah menabrak sandy.

"ups, sorry sorr-"

"s-andy?"

Kenapa ia bisa tau? Apa ia mengenal sandy?

"Ohh ternyata lo disini juga ya. Syukur deh gue nabrak lo bukan orang lain. Bagus lagi kalo lo mati sekalian sih."

"BAJINGAN!! MAKSUD LO APA, HAH?!!"

Mataku me- merah dan Rahang ku mengetat kuat sembari menatap Pria Bajingan itu.

"cih.. Oh iya, gue sebenernya mantan pacarnya sandy. Sebenernya gue ngga yakin kalo gue pernah pacaran sama orang bangsat kek dia. Tapi, yaudahlah. Bodo amat gue sama sifat bangsat nya. Ngga ngaruh juga buat gue."

Aku termenung mencerna apa yang ia katakan tadi.

"heh, Bangun lo! Ngga usah drama! Gue tau lo pura - pura."

Sendu untuk Sandy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang