56. Semua (Karena) Diriku

357 64 18
                                    

Tidak ada kabar apapun darinya. 5 bulan lamanya aku sama sekali tidak menghubungi nya. Begitu juga dengan dia. Besok hari Minggu yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 25.

Sudah jelas jika aku harus menghampirinya dan memberikannya sesuatu yang ia suka. Walaupun 4 bulan yang lalu ia tidak menemuiku untuk sekedar mengucapkan Selamat, atau bahkan sekedar mengetikan pesan saja tidak. Tapi Itu tidak masalah bagiku.

Sampai detik ini aku tidak tau apa alasannya ia berubah seperti ini. Apa ia sama sekali tidak tau jika aku mempunyai perasaan lebih dari yang ia kira?

***

Aku memilihkannya sebuah sepatu heels putih yang sesuai dengan ukuran kakinya dan se buket bunga mawar merah yang sudah aku susun secara rapi.

Sekarang sudah pukul 10.00, Aku telah menempuh 30 menit untuk pergi kerumah Sandy. Masih sekitar 20 menit lagi untuk bisa melihatnya kembali setelah sekian lama.
Itupun jika ia di rumah.

Aku berjalan perlahan menuju pekarangan rumahnya dengan tersenyum ke arah Mawar yang aku bawa untuknya. Aku sudah seperti orang gila pada saat itu.

Senyum ku memudar saat sosok Pria yang aku lihat sedang bersama Sandy di halaman rumahnya.

Agaf, pria itu lebih dulu menghampirinya sebelum diriku. Rasanya aku tidak mau melangkah disaat melihat mereka sedang tertawa bahagia disana.

Tangan, kaki dan bibir ku bergemetar pada saat itu juga. Ditambah lagi dengan air mata yang terjun disaat melihat pemandangan yang seperti ini.

Mau tidak mau aku harus tetap memberikan kado ini kepadanya. Aku tidak mau pulang dengan membawa barang yang aku beli dengan tujuan untuk dirinya.

"Asalamuallaikum.."

"Wa-alaikumsallam.. R-ey?"

"Iyaa. Aku ngga akan pernah lupa dengan tanggal ini. Apa kamu pikir aku ngga akan dateng? Dan bakal lupa ini tanggal berapa?"

"Ngg-a. Tapi kenapa kamu tetep kesini? Walaupun ini hari yang ngga akan pernah kamu lupa, tapi kenapa kamu tetep dateng?"

"Why? should not?"

"Ng-ga, bukan gitu."

"Iya aku tau kok. Ak-"

"Wait! Ag-af, can you wait for me in the car? Please!"

"Sure. I waiting for you!"

"Thank!"

Agaf meninggalkan ku berdua dengan Sandy disini. Setidaknya, jika aku ingin membahas pembicaraan serius pada Sandy ia tidak mendengarnya.

"I know. Ka-mu suka sama Agaf kan?"

"Agaf? Kenapa tiba - tiba kamu tanya kayak gitu? Aku sekedar rekan kerja sama Agaf. Ngga lebih."

"Jawaban nya iya, atau ngga. Kalo kamu jawab Agaf rekan kerja kamu, itu emang nyata. Tapi aku tanya tentang perasaan kamu ke Agaf, bukan hubungan kalian."

"Aku udah bilang sama kamu kalo dia sekedar temen aku ngga lebih! Dan aku ngga suka sama Agaf!"

"You're lying! I can see from your eyes. I look this! Dan dari situlah kamu berubah sama aku. I-"

Sendu untuk Sandy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang