PART'17

84 19 0
                                    

Setelah masalah dengan teman-temannya perihal pernikahan tiba-tiba sudah selesai, hari selasa ini Balqis menepati janjinya untuk fitting baju. Ia fitting disebuah butik terkenal didaerahnya. Balqis tak pernah menyangka akan menikah dengan mewah seperti ini. Padahal dulu ia inginnya sederhana saja, namun pihak Husain menolak, karena ini hanya sekali seumur hidup.

Balqis tertuju pada gaun syari yang sangat cantik. Balqis pun menghampiri dan menyentuhnya.

"Kamu suka itu Qis? Pilihan bagus," ucap Husain tiba-tiba.

"Eh.."

"Ambil saja Qis, aku suka itu. Pasti cocok kalau dipake sama kamu,"

"Tapi A'.."

"Tapi apa Qis?"

"Harganya pasti mahal, yang lain saja deh" cicit Balqis.

"Haha, tidak apa Qis. Kamu tidak perlu khawatir soal harga, biar aku yang bayar. Lagian seperti yang dikatakan keluargaku. Ini hanya satu kali seumur hidup, jadi aku ingin yang istimewa dihari yang istimewa."

Balqis hanya diam mendengarkan ucapan Husain. "Yasudah kamu ambil aja, nanti aku bayar. Kebetulan aku mau pamit ada kerjaan, nanti kalo pulang mamah bisa telepon aku," sambung Husain.

Balqis mengangguk, ia meminta pelayan untuk mengambilkan gaun tersebut. Setelah itu Balqis langsung berniat mencoba, sedangkan Husain langsung pergi.

Perlu diketahui, selama berbincang dengan Husain, Balqis selalu menundukan pandangannya, dan menjaga jarak aman dengan Husain.

Balqis menghampiri calon ibu mertuanya.

"Mah Balqis mau nyoba dulu ya," ucap Balqis.

Balqis tidak kaku saat menyebut nama ibu Husain dengan sebutan mamah karena pada semua ibu temannya pun ia menyebut mamah.

"Iya silahkan Qis. Mamah tunggu disini ya," jawab

Balqis pun masuk keruang ganti, ia langsung saja mencoba gaun yang terlihat indah. Butuh waktu yang cukup lama untuk memakai gaun ini, karena gaunnya cukup besar, sampai akhirnya berhasil.

Balqis berjalan menuju cermin. Di pantulan cermin ia terlihat sangat cocok menggunakan baju tersebut dirinya terlihat sangat cantik meskipun tanpa polesan make up. Gaun putih yang sederhana namun terkesan elegan.

'Abi, aku akan sangat bahagia jika kamu menjadi pendampingku, aku pikir kita akan serasi dengan aku yang memakai gaun ini dan kamu memakai pakaian untuk pengantin pria nya.'

Balqis langsung menyadarkan kembali pikirannya. 'Astaghfirullah, Balqis! Lupain Abi.' batin Balqis.

Balqis pun keluar untuk memperlihatkan pada calon ibu mertuanya.

"Mah, gimana?" Yuli--ibu Husain-- yang sedang fokus pada handphone menoleh.

"MasyaAllah calon mantu Mamah, cantik sekali. Gak salah Husain pilih kamu," ucap Yuli.

"Hehe aamiin mah, pas gak di tubuh aku?"

"Pas banget sayang, pokonya kamu harus pilih gaun ini. Biar Husain yang bayar," jawab Yuli.

Balqis tersenyum senang mendengarkan ucapan Yuli. Balqis pun segera memberitahu pelayan bahwa ia ingin gaun tersebut.

Setelah ini Balqis diajak untuk membeli cincin pernikahan bersama Yuli. Tidak dengan Husain.

Mereka akan membeli ke toko perhiasan terkenal di kota nya. Mereka akan pergi menggunakan kendaraan yang dipesan lewat aplikasi berwarna hijau yang sedang booming.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang