PART'9

100 21 6
                                        

24 September 20*

Bolehkah aku sedikit bercerita tentang hari ini?

Hari yang cukup menguras hati dan fikiran.
Tapi itulah konsekuensi yang aku dapatkan perihal mencintaimu dalam diam.

Aku ingin bercerita, masih dengan topik yang sama.

Ya, tentang lelaki itu. Lelaki yang selama ini aku kagumi, ternyata dia sudah memiliki kekasih. Dan aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.

Jujur saja, hatiku sedikit tercubit melihat itu. Tapi jika aku dibandingkan dengannya, maka aku bukan tandingannya. Dia itu cantik, putih, tinggi, hampir sempurna. Tidak seperti diriku, aku cukup tau diri tentang itu.

Apakah ini jawaban dari Allah bahwa aku harus berhenti? Tapi hatiku masih ingin tetap melanjutkan, melanjutkan menyebut namanya dalam bait doaku di penghujung malam.

Aku harus bagaimana Tuhan?

Balqis menutup diary nya. Tak terasa satu tetes air jatuh dari matanya, mengingat kejadian tadi membuat dadanya sedikit sesak, hatinya sedikit tercubit.

Tapi kembali lagi, inilah konsekuensi yang Balqis terima dari berharap selain pada pemberi pengharapan.

Sebenarnya Balqis ingin sekali bercerita tentang perasaannya ini pada salah satu temannya. Tapi Balqis bukan tipe orang yang suka menceritakan kisah hidupnya termasuk tentang cinta pada siapapun. Termasuk keluarga. Balqis tipe orang yang memendam semuanya sendirian, karena jika ia bercerita pada orang ia masih memiliki banyak ketakutan.

Kadang, ia sudah menuliskan sebuah pesan untuk dikirimkan pada temannya. Ia ingin bercerita tentang kisah cintanya, tapi lagi dan lagi Balqis menghapus pesan tersebut karena ia masih ragu.

Seperti sekarang, ia sedang menuliskan pesan untuk Dinda, teman rumahnya. Tapi ia hapus kembali pesannya, ia masih tidak siap menerima cemoohan dari temannya. Meskipun kemungkinan terjadi masih lima puluh persen.

Tak selang berapa lama, rasa kantuk mulai menyerang kepala Balqis. Membawa Balqis pergi ke alam mimpi.

****

Libur akhir pekan ini Balqis isi dengan Kajian Ustadzah Riri kembali. Entah mengapa ceramah yang dibawa Ustadzah Riri selalu menusuk hati Balqis, selalu menjadi tamparan untuk Balqis.

Balqis sudah janjian dengan Aulia. Entah berapa banyak majelis yang Balqis datangi, tapi tetap saja ia tidak berani datang sendiri. Ia selalu beralasan malu, padahal untuk apa malu, toh sama-sama belajar.

"Assalamu'alaikum Teh Aul," sapa Balqis saat baru berjumpa dengan Aulia.

"Waalaikumussalam Shalihah. Ayo masuk, sebentar lagi kajiannya dimulai." Aulia menggenggam tangan Balqis untuk masuk.

Tema yang dibawakan kali ini sangat cocok untuk jomblowan dan jomblowati. Karena tema ini mengangkat tentang nikah muda.

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarokatuh," salam Ustadzah Riri.

Jamaah pun menjawab salam Ustadzah Riri.

"Kali ini tema nya tentang nikah muda, disini siapa nih yang masih sendiri?"

Candaan Ustadzah Riri membuat semuanya tertawa, apalagi yang jomblo.

Ustadzah Riri pun memulai ceramahnya, para jamaah kajian mendengarkan secara khidmat. Perlu diketahui, ini kajian khusus akhwat saja.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang