PART'2

292 26 4
                                    

Balqis bekerja disalah satu online shop di daerahnya. Sudah hampir satu tahun ia bekerja disana, semenjak lulus sampai sekarang ia bekerja disana. Tidak ada fikiran untuk berpindah tempat kerja, karena disana nyaman dan mengedepankan agama.

Kini Balqis akan pergi bekerja. Ia sudah siap-siap tinggal sarapan yang sudah disiapkan oleh Mamah.

"Masak apa nih Mah?"

"Masak ayam kentuky," jawab Mamah.

"Wahh, kesukaanku nih. Udah jadi belum Mah?"

Mendengar Mamah berkata bahwa ia memasak makanan kesukaannya, Balqis menjadi semangat untuk sarapan. Karena Balqis orangnya pilih-pilih makanan. Tapi bukan hanya ingin yang mahal, bukan. Banyak makanan yang ia tidak suka karena tidak dibiasakan makan sejak kecil.

Jadi perempuan itu kurang bisa masak, karena jika ia masak takut rasanya tidak enak, karena Balqis pun tidak mau mencicipi.

"Aa' sama Bapa dimana Mah?"

"Masih tidur kali Aa' kamu mah. Pulangnya juga tadi selepas shubuh, kalo Bapa bentar lagi kesini," jelas Mamah.

Balqis punya 1 orang kakak laki-laki. Dia bekerja di sebuah pabrik yang tak jauh dari rumahku. Balqis juga asalnya ingin bekerja di pabrik, karena gajinya yang cukup besar untuk memenuhi ekonomi keluarga. Namun Aa dan Bapa menentang keras. Mereka tidak ingin melihatnya kerja dengan shift malam. Karena di pabrik rata-rata seperti itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi admin online shop.

Setelah Mamahnya sudah beres masak, dan Bapanya sudah berkumpul, akhirnya kami makan, dengan doa yang dipimpin oleh Bapak.

"Kamu gak ada niatan berhenti kerja Qis?"

"Mulai deh Pak," ucapnya jengah. Karena Bapak Balqis terus menyuruhnya untuk dirumah aja. Bapak tidak mau anak perempuannya bekerja, lebih baik buka usaha daripada harus bekerja pada orang.

"Bapak gak mau aja anak perempuan Bapak cape kerja. Bapak juga kan masih bisa nafkahin kamu dek," ucap Bapak.

"Iya Pak, Balqis ngerti. Tapi kalau dirumah Balqis bosen, lagian kerjaan Balqis ngga begitu capek, cuma ngelayanin pelanggan sama paling nemenin yang fotografer. Jadi Bapak jangan khawatir ya? Tempat kerjanya pun insyaAllah mengedepankan agama," ucap Balqis dengan selembut mungkin.

"Yaudah, terserah kamu. Kalau kamu udah ngga mau kerja, tinggal keluar aja. Jangan cari kerja lagi, cukup perbaiki diri buat persiapan ketemu calon suami nanti," ucap Bapak diiringi dengan tawa Mamah

"Ih Bapak, kan Balqis mau nyenengin Bapak dulu. Nikah mah nanti ajah deh," ucapnya. Padahal Balqis ingin sekali nikah muda, namun ia tidak berani bicara.

"Bapak udah bahagia kamu seperti ini. Kamu berusaha menutup auratmu disaat teman seumuranmu sibuk mempercantik diri. Bapak tidak menuntut kamu untuk lebih dari ini," ucap Bapak.

Balqis turun dari kursi dan memeluk Bapak. Balqis sangat bersyukur sekali mempunyai seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya.

Sarapan sudah selesai. Kini waktunya ia pamit bekerja pada Mamah. Karena Bapak selalu mengantarku untuk kerja.

"Mah, Balqis pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam, jangan lupa sama kewajiban!" Mamah memang pengingat terbaik.

"Iya Mah insyaAllah."

Mereka pun pergi dan meninggalkan rumah.

****
Diperjalanan Balqis selalu membuka handphonenya. Dengan tujuan untuk membaca al-Quran, karena bosan saja melihat jalanan yang tidak berubah.

"Qis," panggil Bapak.

Aku pun mengangkat kepala dan menjawab panggilan Bapak.

"Iya Pak?"

"Sepertinya Bapak tidak bisa jemput kamu saat pulang. Kamu nanti minta jemput Aa aja yah," ucap Bapak.

"Iyaa Pak, ngga apa-apa. Naik angkot pun bisa," jawab Balqis.

"Jangan naik angkutan umum, minta jemput saja."

"Iyaa Pak."

Saat Balqis akan membaca al-Quran lagi, ia sengaja untuk menengok ke kanan dan ke kiri, siapa tahu ada yang menarik.

Saat Balqis melihat ke kanan, ia segera menundukkan pandangannya. Balqis melihat seseorang yang namanya selalu ia sebut dalam doa.

Dia Abi.

Abi tersenyum kearahnya dengan tatapan yang tajam. Entah mengapa jantung Balqis berdetak cepat. Namun, ia pun segera beristighfar.

Balqis dan Bapaknya pun sampai, ia segera masuk dan tak lupa berpamitan pada Bapak.

"Balqis masuk dulu Pak, Bapak hati-hati dijalan. Assalamu'alaikum," ucap Balqis sambil mencium tangan Bapak.

"Waalaikumussalam. Bapak peegi dulu." Balqis pun hanya mengangguk dan segera masuk ke tempat kerjanya.

Setelah bertemu dengan Abi, senyum ini tak bisa hilang. Dan membuatnya bersemangat menjalani kerja.

****
TBC:)

Minta vote dan komennya teman-teman🤗

Ambil yang baik, buang yang buruk🌷

Jazakumullah khayr. Tunggu kelanjutannya.

Cimahi, 26 Juli 2020

-fdsfmly

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang