"Inikah jawaban dari Allah atas doa-doaku?"
-Balqis.
****
Balqis sudah berada di tempat kerja. Ia duduk dengan lesu, Nadya dan Sinta menyadari itu.
"Assalamu'alaikum Balqis. Kenapa nih pagi-pagi udah ga semangat gini? Semangat pagi dong," ucap Nadya.
"Hehe, ngga Teh Nad."
"Jangan bohong lah, aku tau kamu lagi punya masalah kan?"
"Iya Qis, aku juga tau kamu lagi ada masalah. Cerita lah sama kita," ucap Sinta.
"Ngga ada Tetehku, ayo mulai kerja lagi." Balqis mencoba bersemangat lagi.
Nadya dan Sinta mengerti, mungkin belum waktunya Balqis bercerita pada mereka. Dengan berat hati, Nadya dan Sinta pun kembali dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Selama bekerja, Balqis kurang fokus sampai tiba akhirnya adzan berkumandang dan Balqis segera mengambil air wudhu, ia ingin bercerita pada Allah dan meminta agar ditenangkan hatinya.
Nadya dan Sinta semakin yakin bahwa Balqis sedang ada masalah, karena biasanya Balqis selalu mengajak kedua temannya untuk sholat berjamaah, tapi ini tidak.
"Balqis punya masalah besar ya? Jangan dipendem sendiri dong," ucap Sinta seusai sholat.
"Hah? Ngga ko Teh," jawab Balqis.
"Jangan bohong Qis, aku ga jamin aku bisa bantu, tapi setidaknya dengan kamu bercerita beban kamu sedikit berkurang," ucap Sinta meyakinkan.
Mereka hanya berdua, karena Nadya sedang pergi ke kamar mandi.
"Kalo ada yang mau taaruf sama Teteh gimana?" Balqis tiba-tiba membuka suara.
"Ohh jadi itu toh masalah kamu? Emang siapa yang ngajak kamu taaruf?" Bukannya menjawab Sinta malah balik bertanya.
"Ih kan aku tanya Teh Sin, malah tanya balik." Balqis memasang wajah cemberut.
"Hehe, aku tahu itu yang ada di pikiran kamu sekarang."
"Jadi gimana? Kalo ada yang ngajak taaruf, Teh Nad bakalan terima ga? Sedangkan Teh Nad sedang memperjuangkan seseorang dalam doa Teh Sin," tanya Balqis kembali.
"Kalo aku sih coba dulu aja, toh udah taaruf aja belum tentu lanjut. Kalo lanjut ke jenjang yang lebih serius ya berarti udah jodohnya, dan kalo belum ya berarti Allah nyiapin jodoh yang terbaik," jawab Sinta.
Benar saja, dari sini Balqis mendapatkan sedikit pencerahan.
"Sekarang aku yang bertanya. Siapa yang mengajak kamu taaruf? Dan siapa orang yang sedang kamu perjuangkan dalam untaian doamu?"
"Emm.." Balqis terlihat ragu untuk bercerita.
"Kamu tenang saja, aku dapat menyimpan rahasia mu dengan baik. Kita bisa saling bercerita Qis," ucap Sinta meyakinkan keraguan Balqis.
"Janji ya Teh Sin, jangan cerita ke yang lain. Karena aku ga pernah cerita hal ini ke siapa pun. Termasuk ke Mamah dan sahabat rumahku," ucap Balqis.
"Janji Qis. InsyaAllah aku amanah,"
Mulailah Balqis bercerita tentang yang dibicarakannya dengan Aulia kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Roman d'amour[Ayo Baca!] [Typo Bertebaran] Cinta dalam diam? Entah berapa banyak doa yang telah aku panjatkan pada Tuhan, agar kita dapat dipersatukan Entah berapa kali ingin 'menyerah' namun hati tak bisa 'pasrah'. Entah berapa banyak kata 'ikhlaskan' namun ha...