BAB 11 GERALD YANG SATU LAGI

73 21 0
                                    

"Jangan lepaskan!" seru Carlos pada laki-laki bertubuh kecil yang memiting Pete dari belakang. Gerald memang kecil, tapi ternyata kuat. Carlos menyambar pisau pembuka surat yang terletak di atas meja, lalu mengacungkan ujungnya yang runcing ke dada Jupiter.

"Jangan bergerak jika masih ingin selamat, Anak muda, dan serahkan semua pesan yang ada padamu!" sergahnya.

Jupiter berdiri tanpa berani bergerak. Tapi Pete yang tidak bisa melihat bahwa Carlos menggenggam senjata tajam, tidak mau menyerah dengan begitu saja. Percuma saja ia ikut dalam regu gulat sekolah menengah jika ia tidak menguasai teknik-teknik melepaskan diri dari pitingan lawan. Secepat kilat dibentangkannya kedua lengannya, sambil membungkuk ke depan dengan gerakan mengejut.

Gerald terlempar jatuh ke depan, melayang lewat di atas kepala Pete, lalu menubruk Carlos. Laki-laki berpenampilan necis itu jatuh terjerembab, ditindih Gerald.

"Cepat, Dua - kita harus lari dari sini!" seru Jupiter. Carlos masih terkapar di lantai. Kelihatannya ia masih belum sepenuhnya menyadari apa yang baru saja terjadi. Tangannya masih mengenggam kertas berisi pesan yang diserahkan Mrs. Martha Harris. Jupiter menyambar kertas itu lalu lari ke pintu. Di situ ia bertubrukan dengan Pete yang juga ingin cepat-cepat lari ke luar. Setelah sibuk sekejap, keduanya lari di trotoar menuju ke mobil.

"Weker!" seru Pete saat itu. "Kau lupa membawa weker kita!"

"Biar saja- itu kan bukan yang asli," jawab Jupe ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil "Cepat, Worthington, kita harus pergi dari sini!" Mobil Rolls-Royce meninggalkan tempat itu dengan begitu tiba-tiba sehingga Jupiter dan Pete terjungkir jatuh ke lantai.

"Pokoknya ini yang penting," kata Jupiter setelah keduanya berhasil duduk kembali. Ia mengacungkan kertas yang ada dalam genggaman. "Pesan dari Mr. Clock ini berhasil kuambil kembali dari-"

Ia tertegun. Kedua remaja itu menatap kertas- yang ternyata robek. Hanya separuhnya saja yang dipegang Jupiter. Sisanya masih ada ditangan Carlos!

"Wah, payah!" keluh Pete. "Yang setengahnya lagi robek!"

"Kalau begitu kita terpaksa kembali lagi," kata Jupiter termangu. "Dan berhadapan dengan mereka itu lagi?" kata Pete memprotes. "Betul juga," kata Jupiter setelah berpikir sebentar. "Sementara itu Carlos pasti sudah menyembunyikan potongan yang ada di tangannya. Sudah jelas ia akan mungkir kalau didesak"

"Ke mana kita sekarang, Tuan-tuan muda tanya Worthington yang duduk di belakang setir. "Kita kembali saja ke markas?"

"Tidak," jawab Jupiter. "Masih ada satu pesan lagi yang harus kita cari. Gerald Cramer tadi rupanya bukan Gerald yang benar. Sekarang kita coba Gerald Watson." Ia menyebutkan alamat orang itu pada Worthington

"Coba dengar sebentar, Satu," kata Pete pada Jupiter. "Ada satu hal yang menjadi pikiranku. Laki-laki kecil tadi, Gerald Cramer, temyata tidak mendapat titipan pesan dan Mr. Clock Tapi walau begitu ia dan begitu pula Carlos langsung tertarik begitu mendengar tentang adanya pesan-pesan itu. Kenapa begitu, menurutmu?"

"Aku tidak tahu pasti," jawab Jupiter. "Tapi kuduga mereka tahu sesuatu tentang Mr. Clock yang tidak kita ketahui, serta menilai pesan- pesan itu penting artinya. Sekarang kita harus menyelidiki apa sebabnya begitu. Mungkin pesan-pesan itu sendiri yang akan memberi keterangan, apabila kita sudah berhasil menguraikan makna yang tersembunyi." "Kalau kita sudah berhasil!" Pete tertawa hambar. "Saat itu kita akan sudah jadi kakek-kakek berjanggut panjang, apabila menilik kerumitannya. Yang ada padamu saja sudah membingungkan! Apalagi kau cuma punya sepotong."

"Itu juga kuketahui, tanpa perlu kaukatakan lagi," tukas Jupiter. "Pokoknya kita harus berusaha sebisa-bisa kita. lnikah alamatnya, Worthington?"

"Kelihatannya begitu," jawab supir berbangsa Inggris itu sambil menghentikan mobil di pinggir jalan. "Apakah mungkin akan terjadi bahaya lagi kali ini?"

(10) TRIO DETECTIF : MISTERI JAM MENJERITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang