Angga mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hatinya bergemuruh menahan amarah dan rasa kecewa yang ia buat sendiri. Ia tidak mengerti jika Clara akan memperlakukannya seperti ini. Sebenarnya, apa salah Angga? Sampai-sampai Clara tega berbuat demikian.
Flashback on
"Di sini gue yang salah, Ra. Gue yang salah karna mencintai lo dan akhirnya gue sendiri yang kecewa." Angga tersenyum miring. "Gue emang lelaki yang paling bodoh karena mencintai orang yang gak pernah naruh hatinya buat gue,"
Clara langsung memeluk Angga dengan erat, dan Angga membiarkan itu terjadi tanpa berniat untuk membalasnya. "Gue minta maaf, Ngga. Gue tau gue salah karena selalu dateng ke elo saat gue butuh aja. Asal lo tau, gue dateng ke elo karna cuma elo yang ngertiin gue. Gue juga minta maaf karna kemarin gue bilang kalau gue mau putusin Donny dan mau nerima elo. Sebenarnya gue ngelakuin itu karna gue pingin buka hati buat lo dan ngebalas perasaan lo, tapi nyatanya gue gak bisa. Perasaan gue ke elo itu cuma sebatas temen, gak lebih." ucap Clara disertai isak tangis yang menjadi-jadi.
Angga melepas pelukannya, lalu memegang bahu Clara untuk menatapnya. "Gue paham, Ra. Gue ngerti. Tapi setidaknya, lo gak usah kasih harapan buat gue. Sekarang gue minta sama lo, jangan pernah muncul di hadapan gue lagi, ngerti?" pinta Angga,
"T-tapi, Ngga?"
"Cukup, Ra! Biarin gue ngelupain perasaan ini dan biarin gue untuk memulai hidup gue yang baru tanpa ada lo di bayangan gue."
"Gue sayang sama lo, Ngga."
"Gue juga sayang sama lo, Ra."
Flashback off
"Akhhhhh," pekik Angga sambil memukul kemudinya.
Angga menepikan mobilnya, lalu menangis untuk meluapkan rasa sakit di hatinya. Setelah itu, ia keluar dari mobilnya, lalu duduk di atas trotoar untuk menenangkan dirinya sejenak sebelum kembali mencari Anggi yang sekarang pergi entah kemana.
"Bang," panggil seseorang, sontak membuat Angga terkejut dan langsung menghapus air matanya.
Angga menoleh. "Dita?"
"Abang ngapain di sini?" tanya Dita, lalu duduk di samping Angga.
"Istirahat, habis keliling cari Anggi,"
Dita mengeluarkan sebotol minuman dari kantung plastiknya, lalu memberikannya pada Angga. "Nih, di minum dulu,"
"Makasih, Dita," ucap Angga saat menerima botol minum tersebut.
"Sama-sama,"
Angga membuka tutup botol tersebut, lalu meneguk air minum itu dengan perlahan. Dita memperhatikan Angga dengan seksama, lalu ia melihat ada guratan kesedihan yang terpancar dari wajah Angga.
"Abang habis nangis?" tanya Dita
"Enggak,"
"Masa? Tapi kok matanya bengkak gitu?"
"Emang keliatan, ya?"
Dita mengangguk. "Iya, keliatan banget. Emangnya ... Abang ada masalah?"
Angga mengalihkan pandangannya menghadap ke depan. "Ada, sedikit,"
"Em." Dita mengangguk mengerti
"Lo ngapain keluar jam segini?"
"Ni, beli cemilan,"
"Banyak amat,"
"Iya, soalnya sekalian buat Anggi," ucap Dita, sontak membuat Angga menoleh
"Anggi di rumah lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Sekejap Mata ✅
Teen Fiction"Gue rekomendasiin dia buat lo, siapa tau cocok. Gue kan temennya, pasti gue tau sikap sifat dia, Bang. Tenang aja ... gue yakin lo pasti suka," "Gak, gue gak mau," Berawal dari penolakan keras hingga berakhir keterpaksaan karena tak kunjung mendap...