Sudah seminggu Dita tidak memberi kabar pada Angga atau bertemu dengannya lagi selepas pertemuannya di danau saat merayakan tahun baru waktu itu. Dan selama ini pula, rasa rindu itu kini kian memuncak saat melihat kembali foto kebersamaan mereka yang selalu tampak bahagia saat berjalan berdua.
Banyak hal yang sudah mereka lalui bersama walaupun dalam waktu yang sangat singkat. Tapi, waktu adalah waktu, ia harus terus berjalan dan tidak mungkin bisa mengembalikan semua kejadian yang sudah terlewatkan.
Di taman rumah sakit, Dita duduk sembari menunggu Erlangga datang untuk menjenguknya. Dita sangat rindu dengan kisah yang selalu di bawakan Erlangga untuk mengisi kekosongan waktunya. Dan perlu kalian tau, kini Dita sudah tak berdaya, ia tak lagi bisa berjalan seperti sedia kala karena tiga hari yang lalu ia mengalami kecelakaan.
Flashback on
Dita berjalan keluar dari rumah sakit sembari menunggu Erlangga datang sekaligus ingin menghirup udara segar karena ia sudah bosan selalu berbaring di atas brankar.
Saat Dita sudah menunggu terlalu lama, ia pun langsung merogoh saku bajunya dan mengambil ponsel untuk menghubungi Erlangga.
"Halo, Kak,"
"Iya, Ta?"
"Kakak udah sampe mana?"
"Masih di rumah, hehe. Tadi habis mandi,"
"Ih, kebiasaan. Yaudah kalau gitu, Dita tungguin."
"Iya, Adeku sayang. Oh, ya! Mau di bawain apa nih?"
"Bawa Mama sama Papa aja. Dita kangen."
"Bella gak mau di bawain juga?"
"Eh, iya. Hehe, sekalian bawa Bella juga deh. Dita mau main sama dia,"
"Siap. Kamu jangan kemana-mana, ya. Tunggu kami kesana,"
"Iya. Yaudah kalau gitu, Kak. Dita tutup telponnya, ya. Bye,"
"Oke. Bye,"
Dita menutup telponnya, lalu berjalan keluar area rumah sakit menuju mini market yang berada di seberang jalan untuk membeli beberapa makanan ringan untuk Bella. Saat Dita menyebrang, tiba-tiba saja mobil melaju ke arahnya, lalu menabrak tubuh Dita hingga Dita terlempar sejauh dua meter dan membuat Dita langsung tak sadarkan diri.
Dita mengerjapkan matanya untuk menetralisir cahaya yang masuk ke retinanya. Saat matanya terbuka sempurna, ia melihat sekeliling ruangannya sudah ada Ihsan, Andini, Bella dan juga Erlangga.
"Kamu sudah sadar, Nak?" tanya Andini sembari mengelus puncak kepala Dita seraya menguatkan dirinya sendiri agar tidak menangis di hadapan Dita
"Dita kenapa, Ma?" Dita bertanya balik
"Kamu habis di tabrak orang, sayang."
"Tapi Dita gak papa, kan, Ma?"
"Gak papa, cuma kaki kananmu saja yang di pen. Soalnya tulang kering kamu retak," jawab Ihsan dengan nada yang penuh khawatir
Dita terkejut. "Hah?"
"Iya, sayang. Tapi ini gak lama, kok. Mungkin hanya beberapa bulan aja," tambah Andini
"Beneran, Ma? Pa?" tanya Dita memastikan dan keduanya hanya mengangguk.
"Oh, iya. Kamu di sini dulu, ya, sama Erla. Papa sama Mama mau pamit pulang dulu, nanti Mama sama Papa kesini lagi. Kamu istirahat di sini, ya. Jangan kemana-mana," pamit Andini
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Sekejap Mata ✅
Novela Juvenil"Gue rekomendasiin dia buat lo, siapa tau cocok. Gue kan temennya, pasti gue tau sikap sifat dia, Bang. Tenang aja ... gue yakin lo pasti suka," "Gak, gue gak mau," Berawal dari penolakan keras hingga berakhir keterpaksaan karena tak kunjung mendap...