Dita sedang memainkan ponselnya di dalam kelas sembari menunggu Anggi kembali dari rapat organisasinya. Baru dua hari Dita membuat akun media sosialnya, namun sudah banyak yang mengikutinya di Instagram dan tidak sedikit juga dari followers itu meminta nomor WhatsApp miliknya.
Tanpa Dita sadari, Anggi baru memasuki kelas dan melihat Dita sedang asik dengan ponselnya. Anggi berjalan menghampiri Dita dan duduk dikursi yang ada dihadapannya, kemudian Dita akhirnya menyadari bahwa ada seseorang yang baru saja duduk di hadapannya, lantas ia pun langsung mendongak dan melihat Anggi sedang meneguk air mineral.
"Udah rapatnya?" tanya Dita
"Udah," balas Anggi, lalu menutup botol minumnya.
"Bahas tentang apaan?"
"Tentang agenda camping. Jadi, organisasi kita itu mau adain camping selama tiga hari dipuncak, cuma kuota mahasiswa yang daftar dibatasin,"
"Oh,"
"Emangnya lo mau ikut?"
"Mau, sih. Cuma izin dulu,"
"Oh,"
"Kamu ikut?"
"Iya, gue ikut. Gue kan panitianya,"
"Kalo kamu ikut, aku juga mau ikut deh. Biar ada teman,"
"Nah, sip. Nanti lo bilang aja ke gue, biar gue yang daftarin,"
"Iya, Anggi. Makasih,"
"Sama-sama,"
***
Angga tengah sibuk mengurus berkas dan proposal untuk meminta persetujuan pada pihak kampus untuk mengadakan acara camping yang akan dilaksanakan selama tiga hari nantinya. Reyhan juga turut membantu sahabatnya itu dengan senang hati dan tanpa meminta imbalan, karena membantu Angga akan menyelamatkan ia dari dosen killer yang sedang mengajar mata kuliah dikelasnya.Saat selesai mengurus berkas, Angga mengajak Reyhan ke kantin untuk beristirahat dan membeli beberapa makanan ringan serta minuman sebagai pelengkap teman duduk mereka.
"Rey," panggil Angga
"Ha,"
"Lo ikut camping kan?"
"Ya, iyalah. Emang kenapa?"
"Enggak, gue nanya aja,"
"Dasar oncom,"
Angga mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp untuk kembali mencoba menghubungi seseorang yang sudah lama tidak ia temui selepas kejadian dua tahun yang lalu. Reyhan melirik kearah ponsel milik Angga lalu mengela napas kasar. Reyhan bingung dengan Angga yang masih saja mencoba menghubungi orang yang sudah menyakiti hatinya tersebut.
"Buat apa lagi sih lo masih mau hubungin tu orang," ketus Reyhan
Angga menoleh dan menatap sendu pada Reyhan yang terlihat kesal. "Lo gak bakal ngerti, Rey,"
"Gak ngerti gimana maksud lo? Gue udah bilangin ke elo, kalau dia itu cuma manfaatin lo doang. Lo harusnya sadar,"
"Gue tau, Rey. Tapi gue tu sayang banget sama dia. Gue juga tau kalau selama ini gue cuma jadi pelampiasan dia doang, tapi justru itu gue sayang sama dia dan sampe sekarang perasaan itu masih sama,"
"Hei, oncom. Lo gak bisa move on dari dia cuma gara-gara lo masih sayang, itu wajar. Cuma yang gak wajar itu, lo sayang sama orang yang selama ini gak naruh hatinya buat lo. Lo itu pinter, harusnya lo gunain tu otak lo buat ngelupain cewe itu dan lo coba untuk buka hati buat orang yang tulus mencintai lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Sekejap Mata ✅
Jugendliteratur"Gue rekomendasiin dia buat lo, siapa tau cocok. Gue kan temennya, pasti gue tau sikap sifat dia, Bang. Tenang aja ... gue yakin lo pasti suka," "Gak, gue gak mau," Berawal dari penolakan keras hingga berakhir keterpaksaan karena tak kunjung mendap...