Pagi ini, Dita tengah bersiap untuk pergi ke kampus. Ia berdoa semoga hari ini adalah hari yang membahagiakan untuknya dan juga hatinya.
Dita keluar dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan. Saat sampai di meja makan, ia langsung mengambil nasi beserta lauk pauk dan menaruhnya di piring untuk ia santap.
Setelah selesai sarapan, ia langsung beranjak dari kursi, lalu berpamitan kepada Andini dan juga Ihsan untuk pergi ke kampus.
"Pakle, Bukle, Dita pamit dulu," pamit Dita sambil mencium punggung tangan Andini dan Ihsan.
"Iya, hati-hati," pesan Ihsan, lalu di balas anggukan oleh Dita.
"Mba Dita," panggil Bella, membuat langkah Dita terhenti
Dita kembali membalikkan badannya dan melihat Bella sedang berdiri sambil memegang boneka beruangnya.
"Kok Mba Dita gak pamit sama Bella? Kan Bella mau cium pipi Mba Dita," keluh Bella, membuat Dita berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan Bella.
"Ututu ... maafin Mba Dita, ya."
"Iya, tapi lain kali pamit sama Bella juga, ya,"
"Iya sayang. Yaudah kalau gitu, Mba Dita pamit ke kampus dulu, ya. Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam,"
Cup
Bella mencium pipi kiri Dita, membuat Dita tersenyum. "Yaudah, Mba berangkat dulu. Dadah," pamit Dita sambil melambaikan tangannya kepada Bella.
"Dadaahh," balas Bella sambil melambaikan tangannya
Dita berjalan keluar dari rumah menuju halaman depan. Seperti biasa, Bambang sudah berada di dalam mobil dan siap untuk menjalankan tugasnya.
Dita masuk kedalam mobil, lalu Bambang melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Ihsan menuju kampus.
Saat sampai di kampus, matanya menyipit saat melihat Angga keluar dari mobil seorang diri. Dita keluar dari mobilnya, lalu menghampiri Angga. Entah kerasukan angin apa, Dita menjadi berani seperti ini untuk menghampiri Angga.
"Bang," panggil Dita, membuat Angga menoleh.
"Iya?"
"Anggi mana?"
"Gak tau," jawab Angga santai
"Hah? Kok bisa gak tau?"
"Pas gue sarapan, dia udah gak ada di rumah."
Tanpa bertanya lagi, ia langsung berlari meninggalkan Angga di parkiran menuju kelas untuk memastikan keberadaan Anggi.
Saat sampai di kelas, ia melihat Anggi tengah sibuk memainkan ponselnya dan itu membuat Dita bernapas lega karena sahabatnya itu baik-baik saja.
"Hai, Ta," sapa Anggi saat melihat Dita berjalan menuju kursi.
Dita duduk di kursi, lalu menaruh tasnya di atas meja. "Hai juga, Anggi," balas Dita
"Ta, hari ini lo bisa temenin gue gak?
"Kemana?"
"Ke tempat favorite gue,"
"Oke,"
"Woy, hari ini kita free," seru Aslan dari depan pintu kelas.
"Lo serius?" tanya Anggi pada Aslan
"Iya, Anggi ku sayang. Soalnya dosen mata kuliah hari ini pada keluar kota," jelas Aslan, membuat semua mahasiswa di dalam kelas bersorak.
"Brengsek!" pekik Juki yang baru saja datang, membuat semua mahasiswa di dalam kelas berhenti bersorak dan menoleh ke arahnya. "Kalau tau gini, lebih baik gue lanjut tidur tadi," lanjutnya, membuat semua mahasiswa kembali tertawa
"Lebih baik lo pulang aja sana. Hus," usir Aslan
"Dasar oncom. Yaudah, gue pamit. Bye." Juki membalikkan badannya dengan cepat, membuat tas yang ia kenakan mengenai lengan Aslan.
"Wah ngajak tempur ni orang. Gue jadiin ketoprak mau lu? Woi!" teriak Aslan pada Juki yang tengah berlari di koridor.
"Ayok, Ta," ajak Anggi
"Yok,"
Mereka berjalan keluar kelas menuju luar kampus untuk menunggu jemputan. Kemudian keduanya duduk di kursi yang berada di dekat gerbang kampus sambil menunggu taksi online yang sudah di pesan oleh Anggi.
"Anggi,"
"Iya, Ta?"
"Emangnya tempat favorite kamu dimana?"
Belum juga Anggi menjawab, tiba-tiba sebuah taksi berhenti di hadapan mereka. "Eh, ini taksinya udah dateng," ucap Anggi.
"Ini?" tanya Dita memastikan
"Iya, Ta. Ayok," ajak Anggi, lalu keduanya masuk ke dalam taksi. Kemudian taksi tersebut berjalan meninggalkan area kampus menuju tempat yang di inginkan oleh Anggi.
Saat sampai di tempat yang Anggi tuju, keduanya langsung turun dari taksi, lalu berjalan masuk ke area tersebut.
"Anggi, ini bagus banget," ucap Dita sambil memandang area danau tersebut.
"Di sini tempat gue menyendiri, Ta,"
"Kamu sering kesini?"
"Lumayan. Pokoknya kalau gue lagi bete dan lagi ada masalah, gue suka kesini buat nenangin diri,"
"Kamu gak salah pilih tempat, Nggi. Ini emang bagus jadi tempat menyendiri,"
"Lain kali kita kesini lagi, ya."
"Boleh juga, Nggi,"
"Main lempar batu, mau? Siapa yang paling jauh, dia menang," tantang Anggi
"Oke, siapa takut. Kalau menang dapet apa?"
"Kalau lo menang, gue traktir. Tapi kalau gue yang menang, lo traktir gue juga. Gimana?"
"Oke, siapa takut." ucap Dita, lalu keduanya mengambil batu kecil yang ada di sekitar mereka.
"Oke, siap. 1 ... 2 ... 3!" seru Anggi
Mereka melempar batu tersebut bersama-sama, lalu melihat dengan teliti batu itu untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang.
Pluk Pluk
"Yey! Aku menang, yuhuu!" seru Dita kegirangan saat batu miliknya jatuh lebih jauh daripada milik Anggi
"Yah," ucap Anggi lesu
"Nah, sesuai perjanjiannya, kamu traktir aku."
"Iya deh, iya."
"Yey!"
Gimana sama part ini guys?
Masih stay di cerita ini kan?
Jangan lupa kasih saran dan masukan kalau sekiranya ada kesalahan/kekurangan yahh 😊😊
Jangan lupa tinggalkan vote dan spam komentar di cerita ini yaaaSee you next part👋
Follow juga instagram aku @salma_nidha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Sekejap Mata ✅
Novela Juvenil"Gue rekomendasiin dia buat lo, siapa tau cocok. Gue kan temennya, pasti gue tau sikap sifat dia, Bang. Tenang aja ... gue yakin lo pasti suka," "Gak, gue gak mau," Berawal dari penolakan keras hingga berakhir keterpaksaan karena tak kunjung mendap...