11. DIPECAT

3.2K 563 75
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

🕊️🕊️🕊️

"Kamu mau ke mana? Tumben udah siap-siap. Bukannya jadwal malem?" Ibu memasuki kamar, aku sedang bersiap pergi ke warung Ceu Iroh. Mau gosipin drama India. Enaknya jajan seblak di warung Ceu Iroh bisa gosipin drama India bareng-bareng.

"Rebahan ditanyain, siap-siap ditanyain. Begitulah orang tua."

"Jawabnya yang bener. Mau ke mana?"

"Warung Ceu Iroh."

"Tumben ke sana rapi begitu. Kayak mau ke emol aja."

"Harus dandan. Karena sebentar lagi Ibu bakal punya mantu baru." Alhamdulillah sekarang aku punya ikatan rambut baru, hasil nemu.

"Dokter Atha?!"

"Jangan berharap deh sama dia, mah, Bu."

"Siapa?"

"Nanti juga tau."

"Bisa-bisanya kamu main rahasia-rahasiaan."

"Nanti pulang dari sini aku cerita, deh."

"Kamu nggak mandi, Wa? Tadi Ibu nggak liat kamu mandi perasaan."

"Enggak, ah! Mubazir airnya!"

"Astagfirullahaladzim eta budak! Kamu itu anak gadis, harus rajin mandi! Ketek kamu pasti bau."

"Enak aja! Mandi nggak mandi cantik, kok. Emangnya si Dedek, mandi nggak mandi sama aja, sama-sama burikkk!!! Hahahahahaaaaaaaa!" Aku memakai kerudung sambil berkaca di cermin. Hari ini aku harus berpenampilan bagus.

"Belagu banget ya kamu ngatain adik kamu! Liat aja nanti, dia bakal lebih cantik dari kamu kalau udah jadi anak segede kamu! Sekarang dia belum bisa rawat diri aja, namanya juga bocil."

"Tapi perasaan aku waktu kecil nggak seitem dia. Aku juga suka main. Ibu tau sendiri, kan? Dulu waktu lagi terik-teriknya matahari, aku main egrang sama gobak sodor. Tapi kulit aku nggak seitem si Dedek. Masih wajar. Tapi si Dedek kulitnya gosong."

"Hidungnya mancungan dia! Kamu lupa waktu dia bayi dia kayak Barbie sampai dipuji-puji tetangga?"

"Punya idung doang! Nggak cantik kalau kulitnya item!"

"Kamu itu kakak yang jahat, ya! Adik sendiri dihina-hina."

"Canda, Bu!" Aku sudah selesai, tinggal pakai parfum biar keliatan habis mandi.

"Serius kamu nggak mandi?" Ibu bertanya lagi.

"Nanti, ah! Sore, mubazir airnya!" Aku lekas menyalami tangan ibu lalu segera keluar.

"Parah kamu Halwa!" teriak ibu.

"Menikmati masa single! Soalnya kalau udah nikah wajib mandi setiap hari karena harus layanin suami, Bu!"

"Jangan ngeres kamu! Emang rugi ya mandi setiap hari?"

"Udah aku bilang, mubazir! Mubazir airnya, sabunnya samponya! Buang-buang, Bu! Air, kan, mahal, ya? Hemat uang juga."

Kudengar ibu beristigfar lagi.

Nggak tahu kenapa aku tuh paling males yang namanya mandi. Dan sifat malas mandiku turun ke si bungsu. Jadi kalau mau mandi dijadwal. Sehari mandi, besoknya tidak, besoknya lagi mandi. Orang lain mandi sehari dua kali, dia dua hari sekali. Terus dia kalau nggak disuruh mandi, udah, deh bablas. Seminggu nggak mandi.

🕊️🕊️🕊️

"Aku terakhir nonton waktu si Vans bengong terus pas nikah sama si Ichcha." Bokongku sudah mendarat di kursi warung seblak langganan.

Stay With You √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang