8. TAMAN SAFARI

3.1K 568 92
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Vote sebelum baca, oke? ✨

.
.
.

🕊️🕊️🕊️

Kedatangan kakak ipar selalu membawa berkah untuk ibu. Kan ibuku tidak punya anak lelaki, jadi semenjak punya menantu, dia senang sekali. Apalagi kalau menantunya baik dan bisa diandalkan. Pekerjaan yang tidak bisa ia lakukan bisa dibantu suami dari putrinya. Pentingnya memiliki anak lelaki ya seperti itu. Banyak hal yang masih sulit dilakukan perempuan. Semisal memasangkan lampu, mengecat dinding yang kotor, bahkan memasang gas pun ibuku tidak bisa sampai ia harus meminta bantuan ke tetangga. Ibuku orang yang supel, jadi hampir semua penduduk di sini kenal dengannya. Jadi ketika dia meminta bantuan, ada saja yang mau membantu. Dulu terminal yang sering digunakan ibu untuk menghubungkan kabel-kabel di rumah sempat rusak, tapi setelah kakakku menikah dia punya tukang tanpa harus bayar karena A Romi bisa membenarkannya. Nah, sekarang aku melihat pagi-pagi begini kakak iparku sedang membetulkan kabel televisi di ruang belakang, dekat dapur.

"Jangan lupa cepet nikah, ya, Wa, biar bisa gotong royong sama Romi. Ya, kan, Rom?" sindir ibu.

"Haha, Ibu bisa aja," jawab A Romi sambil fokus membetulkan kabel dengan cara memasangkan selotip yang kabel luarnya lepas.

"Emangnya si Halwa belum ada yang naksir, nih?" tanya Teh Hasna yang baru tiba dari dapur. "A, makan dulu," lanjutnya kepada A Romi.

"Iya, nanti, ini tanggung ...."

"Yang naksir Halwa sih belum, tapi dianya lagi naksir seseorang," jawab ibu.

"Siapa, Bu?"

"Dokter di puskesmas deket sini," bisik ibuku.

"Heh! Apaan sih, Ibu? Siapa yang naksir? Ibu yang naksir juga!"

"Ibu setia sama bapakmu, Wa ...."

"Ganteng dokternya?" Teh Hasna mulai kepo.

"Ganteng banget, Na! Cuma sayang, udah duda."

"Duda?!" Teh Hasna terlihat kaget. "Serius, kamu, Wa? Suka sama duda?" Dia menatapku sambil melotot.

"Ini namanya duda keren, Teh! Sumpah, nggak keliatan duda. Muda banget! Waktu pertama ketemu juga aku nggak nyangka dia udah nikah dan punya anak."

"Kamu tahu kan si Halwa kerja jadi babysitter?" tanya ibu kepada teh Hasna.

"Iya, kenapa?"

"Nah! Halwa kerja jadi babysitter-nya si dokter ini!"

"Ih! Serius? Halwa kerja sama dokter itu?"

Aku hanya menaik-turunkan alis. "Gajinya gede banget, lagi.

"Udah kayak cerita wattpad aja, kamu, Wa! Kamu kan suka banget tuh sama cerita tentang duda ganteng, mapan begitu .... Ih, sekarang kejadian suka beneran sama duda ...."

"Ya Allah, Teeeh ...."

"Emangnya Ibu setuju si Halwa nikah sama duda?" tanya Teh Hasna lagi.

"Kalau dudanya model kayak gitu ibu setuju aja."

"Ih apaan sih jadi bahas itu. Udah, ah males!"

"Assalamu'alaikum ...." Terdengar ucapan salam di depan rumah. Rupanya ada tamu. Ibu, teh Hasna, dan aku berjalan ke ruang tamu. Hari ini aku libur karena hari Ahad, dokter Atha libur dinas.

"Eh, Hasna, lagi ada di sini."

Aku mendelik. Males banget! Yang datang Bu Leni. Ibu dan kakakku duduk di kursi, sedang aku berdiri saja di belakang kursi.

Stay With You √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang