بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Diharapkan untuk vote sebelum baca, komen setiap paragraf atau selesai membaca biar yang nulis semangat.
Tapi ....
Aku nggak maksa, sih.
Cukup vote doang aku udah seneng.
.
.
.🕊️🕊️🕊️
Sangat-sangat tidak etis! Sangat-sangat mengganggu! Kenapa aku harus merasakan mulas tingkat dewa saat sedang pergi, dengan dokter Atha, lagi. Keluar dari toilet aku misuh-misuh karena perutku yang tidak bisa diajak kompromi. Daripada kentut di mobil, atau yang lebih mengerikan, BAB di celana, oh tidak-tidak! Itu hanya akan terjadi saat aku TK saja. Terpaksa aku harus izin ke toilet padahal kondisinya sudah ada di mobil bersiap untuk pulang.
Pengalaman memalukan BAB di celana akan terus aku ingat saking membekas baunya. Astagfirullah berdosa banget aku membuat nenekku harus cuci celana dalam yang dipenuhi kotoranku.
Di perjalanan menuju mobil aku bertemu dengan seseorang yang sepertinya kukenali, dia juga menatapku seperti ikut mengenalku juga karena posisinya saling berhadapan. Di lehernya tergantung sebuah kamera.
"Ha ... Halwa, ya?" Tidak salah lagi.
"Rama?!" Ya! Ini sih, Rama! Baru kemarin aku kenalan dengan dia.
"Wah, kebetulan ya ketemu di sini." Wajahnya terlihat antusias.
"Masih ada di Bogor?" tanyaku basa-basi.
"Iya."
"Nggak lagi kuliah? Eh, libur, ya."
"Aku udah lulus, kok."
"Tapi kata Naila ...."
"Mungkin Naila nggak denger secara jelas, makanya salah."
"Kamu liburan ke sini?"
"Sengaja aja liburan sekalian pengin ngambil foto. Sama sodara juga, sih, sepupu. Nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini. Apakah ini yang dinamakan ...."
"Dinamakan?"
"Jodoh."
"Ah! Bisa aja!"
Dia tertawa. Duh ternyata tawanya manis, juga. Aku suka, nih, dia suka bercanda.
"Kamu fotografer?" tanyaku basa-basi lagi.
"Iya... Aku suka mengabadikan sesuatu dalam kamera. Apalagi khusus pemandangan. Bisa sekalian tafakur alam."
"Oooh begitu, ya. Padahal aku cuma basa-basi taunya bener."
"Aura sedang fotografernya terpancar, ya?"
"Aku tipe-tipe orang yang suka liat cowok bawa kamera. Kece aja gitu. Hehe....." Halwa emang orangnya jujur seratus persen. Apa adanya.
"Atha ...."
Seorang perempuan paruh baya menghampiri kami. Ternyata benar dia dipanggil Atha. Sekarang di hidupku ada dua Atha, dong?
"Lagi ngapain di sini ...." Ucapannya terhenti saat dia melihatku.
"I ... ini ...."
"Yang aku ceritain ke Mama ...." Rama menjawab.
"Beneran mirip dia ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With You √
Roman d'amourMencoba tetap bertahan denganmu, meski berkali-kali aku jatuh karenamu. Namun ... terima kasih karena berkatmu juga, aku bertumbuh menjadi lebih dewasa dari yang dulu. Selain itu, aku, Halwa, mencintaimu, lelaki yang kupilih sebagai imamku. 🕊️🕊️🕊...