26. SEPATU BARU

3.2K 517 137
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

🕊️🕊️🕊️

Hari ini mama mertuaku datang ke rumah. Aku dan Mas Atha yang sedang saling diam pun mengundang curiga dia hingga akhirnya dia bertanya apakah aku sudah periksa kandungan di usia ke 21 Minggu ini? Niatnya akan periksa nanti tapi Mama Indah menyuruh kami untuk datang ke rumah sakit dan periksa.

Dokter yang khusus memeriksa kandunganku bernama dokter Meli. Beliau sangat ramah dan lemah lembut. Hasil dari pemeriksaan tadi dokter mengatakan bahwa berat badanku tidak naik secara normal. Sudah dipastikan penyebabnya adalah gangguan emosional atau stres. Oleh karena itu aku diberikan vitamin dan dokter menyarankan aku hal lain agar berat badanku bisa ideal kembali.

Mas Atha diam itu wajar, aku diam jadinya aneh. Kalau aku diam, mana mau sih dia bicara duluan. Alhasil ya kami saling diam. Setelah tahu berat badanku tidak naik juga sebagai suami yang perhatian pasti akan menasehati, tapi namanya juga Kembaran Kulkas yang super kaku seperti triplek, ya mau bagaimana lagi?

Sayang, makanya kamu jangan stres. Jangan terlalu banyak pikiran, kasian kan sama si Kecil. Pokoknya kamu harus sehat-sehat, makan yang sesuai apa yang dokter bilang. Banyak makan sayuran sama buah-buahan. Buang jauh-jauh dulu stresnya, demi kesehatan anak kita.

Halu halu halu!!!

Tanpa sadar aku merasa tanganku ditahan hingga membuatku mundur sedikit, langkahku berhenti.

"Kamu ngelamunin apa? Liat ini ada tangga, hampir jatoh."

"Astagfirullahaladzim, Mas! Maaf, aku ngelamun tadi." Gengsi kalau aku bilang lagi ngehalu.

Kulihat ke sekeliling, ternyata kami sudah ada di luar. Aku pun menuruni anak tangga, dituntun Mas Atha.

"Eh, Dokter Atha!" Seorang dokter menyapa suamiku.

Mas Atha tersenyum.

"Sama istrinya, nih?"

"Iya, Dok." Mas Atha mengangguk.

"Ooh, baru liat saya."

Aku tersenyum kepada lelaki berjas putih itu. Pasti kenalan atau teman Mas Atha di rumah sakit ini.

"Perkenalkan, Mbak, nama saya Dokter Ilham yang paling ganteng sedunia." Dia menangkap dua tangan di depan dada.

"Dokter Ilham?"

"Iya, dokter Ilham."

"Oh, saya Halwa, Dok. Tunggu, Mas ...." Aku melirik Mas Atha yang berdiri di sampingku. "Kayaknya aku pernah baca novel itu pemerannya namanya dokter Ilham, kok bisa sama begini, ya?"

"Ah, mungkin itu penulisannya terinspirasi dari saya," timpal Dokter Ilham.

"Oke, oke, nama istri dokter Ilham siapa?"

"Mbak Intan."

"Hah?! Tuh, kan bener! Lho, kok bisa?!"

"Kenapa emangnya, nih, Mbak?"

"Terus dokter Ilham ini dokter apa?"

"Saya dokter spesialis bedah."

"Hah lagi?!" Aku menutup mulut.

"Dok, istri Dokter kenapa? Liat saya kok kayak yang kaget gitu? Suka, ya? Saya kan ganteng." Dokter Ilham terkekeh. "Bercanda, Mbak. Saya emang orangnya suka bercanda."

"Ih, pedenya juga sama."

"Kamu bicara apa, sih?" tanya Mas Atha.

"Aku shock, Mas! Aku kayak liat salah satu tokoh novel dalam diri Dokter Ilham ini."

Stay With You √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang