☁34 - Chance

22 3 0
                                    

- "There is a chance if we want to search." -

Sesuai janji, rohis mengadakan pertemuan untuk membahas masalah perekrutan ketua baru beserta seksi-seksi. Hasilnya di sinilah aku, duduk menunggu beberapa orang tiba. Mengamati sebentar pintu masuk tempat orang lalu lalang. Kali ini lebih jelas lantaran tidak tertutup tabir yang senantiasa menjadi pembatas antara laki-laki dan perempuan.

Tetiba Pak Rasyid masuk mengucapkan salam. Sudah jadi kewajiban bagi tiap muslim setiap ada yang mengucap salam lalu menjawab. Beliau mengambil tempat di depan. Usai mengucapkan kata-kata pembuka, Pak Rasyid mengambil kertas yang berada di atas meja.

"Ini ada beberapa nama yang akan bapak sebutkan," jeda Pak Rasyid mengamati isi kertas tersebut. "Pertama, ada Andriano Refandi kelas XI IPA 2. Kedua, Irsyad Basil Alawi XI IPA 3, dan ketiga, Faisal Hanif Mufida XI IPA 3."

"Nama lo ada, tuh."

Dzaki terkekeh. Entah apa alasannya. Yang jelas aku tidak terlalu kaget sebab sebelum-sebelum ini sempat membicarakannya bersama Irsyad dan Kak Andra. Terlebih aku juga sudah tahu kalau nama Putri juga akan disebut. Hanya saja kami belum diberi tahu siapa-siapa pasangan untuk calon kandidat.

"Bapak ulangi lagi, untuk putra ada Andriano Refandi, Irsyad Basil Alawi, dan Faisal Hanif Mufida. Sedangkan yang putri, ada Ainayya Fathiyyaturahma, Lana Shezan Azkayra dan Putri Meliana."

Pak Rasyid mengambil jeda sejenak.

"Untuk kalian yang merasa namanya telah bapak sebutkan, bapak harap kalian bisa menjadi contoh yang baik bagi para penerus ke depannya. Sebab pemimpin punya tanggung jawab lebih atas anggota. Dan untuk promosi rohis, nanti bisa kalian rundingkan bersama. Sekali lagi bapak mohon maaf kalau penyampaian tadi ada yang kurang pas maupun tidak berkenan di hati kalian. Jadi cukup sampai di sini, wassalaamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh."

"Wa'alaikumus salaam warohmatullahi wabarokaatuh."

Selang waktu kemudian, Pak Rasyid keluar usai berbincang-bincang dengan Kak Andra. Tak lama setelah itu ia langsung membuka salam dan mengambil alih.

"Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Rasyid, maka terlebih dahulu kakak akan menunjuk orang untuk promosi Rohis nanti. Tapi biar enggak ribet, kakak langsung pilih enam orang yang disebut Pak Rasyid tadi dan sisanya biar saya sama Raesha yang ngurus." jelas Andra.

Aku mengambil napas berat.

"Kalau kalian mau tanya-tanya cara memperkenalkannya nanti bisa kakak kasih tau. Oh ya, buat adik-adik yang pengin keluar duluan silahkan aja."

"Gue duluan, ya. Selamat bekerja, calon ketua."

Dzaki pergi dengan tampang meledek. Abaikan saja.

"Kak, apa betul kami akan resmi dicalonkan?" tanya siswa yang kuyakini bernama 'Andriano Refandi'.

"Iya." jawab Andra singkat.

"Berarti pemilihannya sama seperti tahun lalu? Kalau anggota baru sudah resmi diterima, kan?" tanya Irsyad. Aku diam saja menyimak sambil menyilangkan kedua tangan.

"Betul, maka dari itu kalian siapkan visi dan misinya."

Ah, ya. Visi dan misi. Setelah mendengar itu tak sengaja aku mencuri pandang ke arah Putri yang tanpa alasan terlihat gelisah. Entahlah apa isi pikirannya saat ini. Yang jelas aku tidak akan tahu sebelum bertanya.

"Pasangan masing-masing kandidat siapa, Kak?"

"Setelah kita ngasih formulir baru diinfokan, Dek. Intinya kalian siap-siap dulu dan tunggu informasi selanjutnya." ujar Kak Andra mengakhiri pembicaraan.

CHANGED [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang