Hari ke-6
Pukul 19.50."Tapi sebelumnya ada yang mau gue omongin," ujar Minchan dengan raut sendu.
Kini fokus mereka ada pada Minchan sepenuhnya. Bahkan Soora sekalipun sedikit membungkukkan badannya agar bisa mendengar lebih jelas ucapan Minchan.
Minchan sejujurnya ragu tentang ini. Ia bimbang antara harus memberi tahu semua sahabatnya atau cukup ia pendam sendiri sampai mereka semua tahu sendiri di akhir. Minchan takut jika ia memberi tahu sekarang maka semua sahabatnya tak bisa fokus lagi menjalankan misi penyerangan terhadap sang iblis. Di sisi lain hatinya merasa bahwa membiarkan mereka tahu di akhir justru akan lebih menyakiti mereka.
Dua pilihan itu sama-sama memilukan.
Memang benar di setiap perbuatan harus ada pertanggungjawaban dan Minchan saat ini merasa bahwa dosanya terlampau banyak. Mungkin Tuhan benar-benar marah padanya sampai ia tak akan diizinkan mencium wangi surga seperti dulu.
Lingkaran setan yang menjebaknya kini semakin membara.
Minchan menghela nafasnya ketika menyadari bahwa ia sendiri yang melemparkan arang ke dalam bara api itu.
"Mau ngomongin apa?" tanya Yongseung mengerutkan kening khawatir.
Ekspresi Minchan tak bisa dibaca. Mungkin saat ini isi hatinya tengah bergejolak dan Yongseung khawatir jika itu karena Minchan merasa bahwa misinya sangat berat.
Siapa juga yang mau mengabdi pada sang iblis meski itu hanya pura-pura?
Minchan sedikit tersentak saat tersadar dari lamunannya. Ia mendongak menatap Yongseung lalu tersenyum menggeleng. "Nggak jadi, hehe."
Jawaban Minchan tak lekas membuat semuanya percaya. Mereka semua tahu Minchan masih menyembunyikan satu lagi rahasia. Namun Dongheon buru-buru menatap mereka semua satu per satu lalu memberi isyarat agar tidak menanyakan lebih jauh pada Minchan atau menuduhnya sembarangan.
Mereka semua mengangguk paham. Pikiran mereka saat ini kurang lebih sama,
Minchan masih harus mencerna misinya.
Tetapi tidak dengan Yongseung. Ia tahu senyum milik Minchan barusan berkonotasi ganda. Minchan memang masih menyembunyikan sesuatu dan itu jelas bukan sesederhana 'mencerna misi' seperti apa yang dipikirkan sahabatnya.
"Yongseung?" panggil Yeonho lirih saat tahu bahwa sahabatnya itu masih menatap Minchan serius.
Mendengar itu Minchan segera menoleh menatap Yongseung. "Apa?"
"Kak Minchan takut kenapa?"
"Takut apa maksudmu?"
"Aku nggak mau ya kalau kisah kita kali ini berakhir menyedihkan lagi."
Ucapan Yongseung itu sukses membuat Minchan gelagapan.
***
Hari ke-7
Pukul 08.00.Langit pagi ini nampak cerah dengan gumpalan awan putih sebagai penghias langit yang berwarna biru. Masih dengan raga yang mereka pinjam --Dongheon tengan tubuh seorang lelaki berumur dua puluhan, Hoyoung dengan tubuh bapak-bapak, Gyehyeon dengan tubuh anak kecil berumur sepuluh tahun dan Yeonho dengan tubuh nenek-nenek--, Yongseung, Soora, dan duo Kangmin memutuskan untuk makan di kedai katsu dekat hotel.
Kim Kangmin merengek pagi ini, ia tidak mau memakan makanan hotel yang di dominasi oleh daging. Yah, meski katsu juga termasuk daging tapi tetap saja saat ini hanya katsu yang dirasa pas sebagai menu sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] G.B.T.B | VERIVERY
Фанфик[COMPLETED] Buku Kedua dari seri PHOTO Go Beyond The Barrier. «The devil is back, it's time to pull the trigger back.» Sang iblis kembali. Semuanya menjadi dingin dan kegelapan terus melanda. Tidak ada cara lain selain terus berlari. Tetapi mau sa...