Rasanya Kangmin ingin berhenti saja. Sia-sia ia mencari keberadaan pintu itu. Ia sudah tak sanggup melayang, mau berjalan kaki pun kakinya sudah lecet karena terlalu banyak berlari.
Di dunia roh ini tidak ada patokan waktu sehingga Kangmin tidak tahu secara pasti sudah berapa lama ia terjebak di sini. Ia ingin memanggil para sahabatnya tapi kekuatannya bahkan tidak sehebat itu.
Kangmin jatuh terduduk. Tubuhnya melemah dan ia terpaksa tidur telentang sembari mengatur nafas. Semuanya jadi kacau-balau. Kangmin berharap hanya dirinya saja yang terpisah dan yang lain masih bersama sekarang.
Semoga Minchan tidak mengahancurkan semua rencana mereka.
Kangmin menatap langit gelap itu sendu. Meskipun taman bermain ini penuh dengan kelap-kelip lampu dan suara tawa, tetap saja mereka bukan sosok yang hidup. Semua ini hanya fatamorgana.
Pagar penghalang terasa semakin tinggi namun mereka justru berjauhan. Jika salah satu dari mereka memang sengaja menjauhkan satu sama lain, bagaimana mungkin mereka akan menarik pelatuk bersama untuk melawan sang iblis?
Tidak ada gunanya terus berlari karena sang iblis tentu dapat mengejar.
Menghindar bukan jalan utama.
Yang mereka butuhkan adalah kebersamaan lalu menyatukan kekuatan masing-masing. Jika mereka sukses melalui itu, mereka hanya tinggal berbalik dan menarik pelatuk untuk membalas perbuatan sang iblis.
Kangmin yakin semua sahabatnya tahu hal itu, tetapi mengapa Minchan berbuat seperti ini?
Jika ia memiliki maksud lain, apakah hal itu demi kebaikan bersama atau hanya untuk menuntaskan dendamnya?
Kangmin sangsi sebenarnya jika Minchan melakukan ini untuk balas dendam. Setahu Kangmin, Minchan hanya dendam pada sang iblis karena masa lalunya. Akan tetapi bukankah bagus jika Minchan memiliki dendam pada sang iblis?
Itu berarti mereka bisa membalas dendam pada sang iblis bersama kan?
Ah, iya Kangmin lupa satu hal.
Minchan sangat menyayangi para sahabatnya ketika masih hidup. Ia menyanyangi Gyehyeon, Yeonho, dan Kangmin. Minchan pernah berkata pada Kangmin bahwa penyesalannya selama sisa hidupnya adalah melihat mayat Gyehyeon dan Yeonho yang mengenaskan.
Lalu hidup Minchan jadi jauh lebih suram sampai pada akhirnya ia juga meninggal dengan keadaan yang sama seperti dua sahabatnya itu. Kemudian hanya Kangmin yang tersisa, ia pada akhirnya juga hidup dengan penuh penyesalan karena tidak mau mendengarkan ucapan Dongheon dan Hoyoung kala itu.
Kangmin menyesal tidak bisa menyelamatkan Minchan. Penyesalannya bertahan bahkan sampai ia telah mati karena berusaha menyelamatkan Yongseung.
Sekarang hanya Yongseung yang masih hidup di antara mereka. Mereka harus tetap membuat Yongseung bertahan hidup tetapi untuk saat ini rasanya masih terlalu jauh jika membayangkan sang iblis akan kalah.
Setitik air mata telah jatuh.
Memang penyesalan adalah salah satu hal di dunia ini yang tidak memiliki obat.
Tunggu, Minchan tidak mungkin sejahat itu kan? Mana mungkin Minchan sengaja melakukan hal ini agar Yongseung merasakan penyesalan yang sama.
Yongseung yang bertahan hidup sampai detik ini...
Tidak mungkin Minchan iri!
Ia benar-benar jahat jika melakukan semua ini hanya untuk menyakiti Yongseung.
Kangmin memaksakan dirinya untuk kembali bangkit. Ia memaksakan diri meski rasanya ia akan mati untuk yang kedua kalinya.
"Mana mungkin gue mau nurutin ucapan kak Minchan buat istirahat!"

KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] G.B.T.B | VERIVERY
Fanfiction[COMPLETED] Buku Kedua dari seri PHOTO Go Beyond The Barrier. «The devil is back, it's time to pull the trigger back.» Sang iblis kembali. Semuanya menjadi dingin dan kegelapan terus melanda. Tidak ada cara lain selain terus berlari. Tetapi mau sa...