°9°

194 65 6
                                    

Hari ke-1
Pukul 23.20

Soora benar-benar gelisah sejak Minchan pergi beberapa jam yang lalu. Sekarang hampir tengah malam dimana antek sang iblis akan kembali menyerang.

Ia terus berjalan mondar-mandir di ruangan itu. Sesekali ia menghampiri jendela dan melongok ke bawah, melihat jalan raya yang masih ramai.

Keadaan di luar sana memang masih ramai dan lampu-lampu masih bersinar dengan terang. Namun kamar hotelnya rasanya semakin lama semakin menyesakkan, sunyi, gelap dan dingin.

Soora tidak tahu apakah ini hanya efek dirinya yang sedang ketakutan dan gelisah atau memang keadaannya seperti ini. Sebenarnya saat ini Minchan membawa ponsel Yongseung dan Soora ingin meneleponnya. Hanya saja tadi Minchan pergi dengan keadaan tidak baik-baik saja, jadi mana mungkin hantu itu mau mengangkat teleponnya?

Soora juga penasaran mengapa Minchan tiba-tiba mengambil alih tubuh Yongseung? Hantu itu juga melarangnya untuk bertanya lebih jauh tentang alasannya pergi mendadak seolah ada keperluan yang sangat mendesak.

Sebenarnya apa yang sedang disembunyikan Minchan?

Soora memejamkan matanya sejenak ketika memikirkan bagaimana sikap Minchan yang tiba-tiba berubah drastis. Ia tidak lagi bersikap hangat dan penuh perhatian. Sekarang sebaliknya, Minchan justru bersikap seolah-olah ingin memberontak dan menentang semua sahabat hantunya.

Soora mengeratkan mantelnya ketika udara dingin kembali menusuk kulitnya. Ia sudah menutup rapat jendela kamar hotel dan menyalakan penghangat ruangan tetapi rasa dingin itu tetap tak terhindarkan.

Ia menoleh pada Kangmin yang menggeliat kecil di balik selimutnya karena kedinginan. Soora segera menghampiri sang anak, berbaring disisinya dan memeluknya dengan erat.

Mungkin malam ini akan jadi malam yang jauh lebih panjang dari kemarin.




***




Hari ke-2
Pukul 01.25

Soora terbangun ketika seseorang mengguncang tubuhnya dengan kasar. Matanya menyipit ketika menangkap sosok Yongseung berdiri disampingnya dengan tatapan tajam.

"Bangun!" perintahnya tegas.

Dari suaranya yang seperti ini Soora tahu bahwa tubuh itu masih dikendalikan oleh Hong Minchan.

Soora segera duduk lalu menatap jam dinding sejenak. Sudah hari kedua? Tetapi kenapa ia masih bisa tidur nyenyak tadi? Apakah antek sang iblis tidak menyerang?

"Lo simpan di mana foto itu?"

"Foto apa?" jawab Soora bingung. Ia baru bangun dengan paksa sehingga otaknya masih sulit menerima maksud ucapan Minchan.

Minchan mendengus dan menatap Soora dingin. "Foto Yongseung sama gue dan lainnya."

"Buat apa?"

"Nggak usah banyak tanya bisa gak sih?!"

Soora yang dibentak oleh Minchan segera bereaksi. "Kamu kenapa sih? Kenapa tiba-tiba berubah gini? Aku tanya karena aku ingin tahu, bisa aja kan kalau kamu bukan Minchan dan memanfaatkan kesempatan ini buat bunuh aku atau Kangmin?!"

"Ck, gue ini Minchan!"

"Coba jelasin suatu hal ke aku biar aku percaya kalau kamu itu Minchan."

"Kita udah gak punya banyak waktu!" jawab Minchan meledak. Ia mengusak rambutnya kasar dan kembali menatap Soora tajam. "Lo mau mati di hari kedua ini?"

"Lebih baik aku mati di hari kedua tapi tanpa penyesalan. Daripada harus mati secara cuma-cuma karena memberikan benda berharga milik kak Yongseung ke orang lain." jawab Soora tak kalah dingin dengan ucapan Minchan.

[ii] G.B.T.B | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang