Kim Kangmin sedang berada di taman bermain. Ada banyak wahana di lapangan yang luas ini, ia berlari kesana-kemari guna mencari tahu wahana apa saja yang bisa dinaikinya. Ketika atensinya fokus pada komedi putar ia baru teringat bahwa ia kemari tanpa sosok Mama dan Papanya.
Anak berusia lima tahun itu melihat sekelilingnya, banyak orang berlalu-lalang namun ia tak kunjung menemukan orang tuanya. Kangmin bukan anak yang cengeng dan manja. Kata papanya, jika ia tersesat maka hal pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik.
Setelah itu ia berjalan mengelilingi taman bermain sekali lagi untuk menemukan kedua orang tuanya. Saat Kangmin melihat seorang gadis kecil dibelikan oleh orang tuanya permen kapas, bibirnya otomatis melengkung ke bawah.
Ia juga ingin permen kapas tetapi saat ini ia tidak membawa uang sepeser pun.
Kangmin harus mencari orang tuanya.
Tetapi setelah Kangmin berpikir ulang, ia sadar, bahwa ia kemari tanpa kedua orang tuanya. Entah mengapa tiba-tiba ia ada di tempat ini.
"Permisi?" panggil Kangmin lirih pada sosok pria paruh baya yang sedang berjalan santai dengan dua anak perempuannya.
Pria itu menoleh pada Kangmin dengan pandangan kosong.
Kangmin tersentak selama beberapa saat.
Bulu kuduknya merinding dan ia benar-benar takut sekarang. Rasanya keadaan ini sangat janggal hingga membuatnya merasa tak nyaman.
Dua anak perempuan pria itu juga ikut menoleh. Mereka berdua sama, menatap Kangmin dengan pandangan kosong seolah tidak memiliki jiwa di dalam raga itu.
Ketika Kangmin hampir menangis tiba-tiba sebuah suara menginterupsinya,
"Kim Kangmin?!"
Itu bukan Mama maupun Papanya yang memanggil, tapi sesosok pemuda yang wajahnya pernah ia lihat di bingkai foto milik Papanya.
Sosok yang memanggilnya adalah Yoo Kangmin.
"Kak...?"
Yoo Kangmin agak terkejut ketika anak Yongseung mengenalinya. Padahal pertemuan pertama mereka adalah pada saat Kangmin mengambil alih tubuh Yongseung, itupun mereka bertengkar. Logikanya Kim Kangmin seharusnya belum mengetahui wajah aslinya.
"Lo kenal gue?"
Anak itu mengangguk polos namun sorot ketakutan tidak bisa hilang dari matanya. "Papa pernah nunjukin foto kak Kangmin sama yang lainnya juga."
"Ah, foto yang pakai seragam sekolah?" tanyanya ketika mengetahui sebuah petunjuk.
Anak itu mengangguk.
"Sini kakak gendong."
"Tap--tapi kak--"
Yoo Kangmin sudah menggendongnya tanpa menunggu jawaban bocah lima tahun itu.
Di sini terlalu berbahaya apalagi Kim Kangmin sudah berusaha berinteraksi dengan sosok yang seharusnya tidak tahu keberadaan bocah kecil itu.
"Lo kok bisa kesini sih? Pantesan gak cepet siuman ternyata lagi main." ucap Yoo Kangmin seraya mencubit hidung anak Yongseung pelan.
"Memangnya Kangmin kenapa kak?"
"Lo sakit, Mama lo khawatir tahu lo gak cepet siuman makanya gue inisiatif nyari setelah minta persetujuan kak Dongheon."
Kim Kangmin mengeratkan tangannya pada leher Yoo Kangmin. Ia masih sedikit takut dengan tatapan kosong pria dan anaknya itu. "Kangmin juga gak tahu kenapa bisa ada disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] G.B.T.B | VERIVERY
Фанфик[COMPLETED] Buku Kedua dari seri PHOTO Go Beyond The Barrier. «The devil is back, it's time to pull the trigger back.» Sang iblis kembali. Semuanya menjadi dingin dan kegelapan terus melanda. Tidak ada cara lain selain terus berlari. Tetapi mau sa...