Epilog

273 61 21
                                    

Yongseung menutup makalah didepannya. Ia memutuskan untuk rehat sejenak dari aktivitas mengoreksi makalah mahasiswanya. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sembari menutup mata.

Sudah dua bulan berlalu sejak malam itu terjadi, malam di mana tangannya membinasakan sang iblis. Malam itu juga membuatnya kehilangan sang sahabat untuk kedua kalinya. Bukan kehilangan, lebih tepatnya, melepaskan.

Yongseung tidak tahu apakah ini happy ending atau sad ending. Ia ditinggalkan, lagi. Tetapi Hoyoung pernah berkata bahwa keselamatan Yongseung menjadi happy ending bagi mereka.

Jadi sebenarnya ia patut menyebut akhir semua ini sebagai apa?

Never ending?

Atensi Yongseung teralihkan pada benda pipih berbentuk persegi panjang di mejanya. Melihat nama yang tertera di layarnya membuatnya tersenyum. Kehidupannya sudah kembali normal, Yongseung menjalaninya seperti biasa.

Namun ia menambahkan satu lagi hal yang harus ia laksanakan di daftar hal-hal apa saja yang harus ia lakukan sebelum menginjak hari tua, ah maksudnya, meninggalkan dunia.

"Halo?"

"Kak aku sudah menemukannya, salah satu ibu teman Kangmin adalah tetangganya dulu." sahut suara di seberang.

"Benarkah? Apakah tempatnya jauh?"

"Ehm, tidak juga, mungkin sekitar dua puluh menit dari sekolah kakak yang dulu."

"Nanti sore setelah aku selesai mengajar kita ke sana, kamu siap-siap aja dulu."

"Kangmin?"

Yongseung berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Dia boleh ikut."





***





Hal yang ditambahkan Yongseung secara mendadak didaftarnya adalah, mencari makam semua sahabatnya, kerabatnya serta seluk beluk para sahabatnya di masa lalu.

Saat jiwanya menjelajah selama dua hari bersama kakek Hong, Yongseung telah mendapat sedikit bekal dan petunjuk. Bukan tanpa alasan Yongseung melakukan ini, ia hanya ingin membuat para sahabatnya bahagia di alam sana.

Dari cerita kakek Hong ia menangkap satu hal bahwa orang tua dari semua sahabatnya, kecuali Kangmin adalah orang yang bermasalah. Para sahabatnya tidak pernah bahagia selama hidup, itu sebabnya Yongseung berinisiatif menemui semua keluarga sahabatnya untuk meminta pertanggungjawaban mereka.

Setidaknya kata maaf pasti cukup menentramkan jiwa para sahabatnya yang saat ini telah bahagia di surga.

Yongseung hanya ingin sahabatnya tidak dilupakan oleh keluarganya sendiri.

Keluarga yang semasa hidup membuang mereka.

Miris memang jika keluargamu membuangmu dan melupakanmu. Semua itu adalah salah satu bagian paling menyakitkan selama nafasmu masih ada.

Yongseung berjongkok mencabuti rumput-rumput liar yang menghias gundukan tanah itu. Lee Dongheon, begitu nama yang tertulis di nisan yang sudah berlumut. Soora menghapus lumut di nisan itu menggunakan tissue sedangkan Kangmin membantu sang Papa mencabuti rumput.

"Kangmin kangen Papa Dongheon."

Yongseung tersenyum simpul. "Dia sudah bahagia di atas sana."

"Sama papa-papa yang lain?" tanya Kangmin polos merujuk pada para sahabatnya yang lain.

Yongseung mengangguk. Pandangannya turun menatap sweater panjang yang dikenakan anaknya. Sejak bahu hingga lengan kirinya mendapat luka memanjang di hari itu, Kangmin tidak pernah menggunakan baju lengan pendek. Meski hari panas sekalipun anak itu tetap memakai pakaian lengan panjang. Semua itu keinginan Kangmin sendiri, katanya ia tak ingin melihat Yongseung bersedih jika melihat bekas luka di lengannya.

Bekas luka itu terlalu menyakitkan jika dilihat. Mengingatkan Yongseung pada kegagalannya.

Setiap malam ketika Kangmin terlelap, Yongseung diam-diam menyibak piyama anaknya. Melihat bekas luka itu, lalu menangis setelahnya. Hatinya sesak, ini seperti hukuman baginya.

Soora menyarankan untuk melakukan operasi plastik untuk menghilangkan bekas luka itu tapi Kangmin menolak. Ia masih belum mau, takut katanya dan dokter memaklumi hal itu. Dokter berkata mungkin setelah Kangmin beranjak remaja nanti ia akan memintanya sendiri.

"Makam yang lain, udah ketemu?" tanya Yongseung mengalihkan pandangannya dari anaknya.

Soora menggeleng. "Susah, sepertinya keluarga mereka langsung pindah sejak kematian sahabat kakak. Soalnya waktu aku tanya tetangga-tetangganya terdahulu mereka selalu bilang pindah, pindah, dan pindah."

Yongseung menepuk-nepuk tangannya untuk menghilangkan tanah di telapak tangannya. Lalu tangannya terangkat mengusap lembut rambut Soora, wanita yang telah menemaninya dari awal hingga akhir masa-masa sulitnya.

"Tak apa, kamu udah melakukan yang terbaik. Nanti kita cari sama-sama."

Soora mengangguk. Senang sekali rasanya melihat senyum Yongseung kembali. "Oh ya, siapa kakek Hong itu?"

"Kakeknya kak Minchan."

"Jadi maksud kakak waktu cerita ke aku tentang penjelajahan--"

"Benar, bukan kak Dongheon dan kak Hoyoung yang mengawali semua ini. Tapi kakek Hong."

"Kenapa bisa?" kernyit Soora bingung.

"Perjanjian itu dimulai dari sana. Jauh sebelum kak Dongheon dan kak Hoyoung membuat kesalahan pertama mereka."






























END
120221

Yeay akhirnya buku kedua dari seri Photo selesai ><. Tinggal buku terakhir nih sebagai penutup seri ini.

Di buku ketiga nanti sudah dipastikan akan membahas masa lalu dari Dongheon, Hoyoung, Minchan, Gyehyeon dan Yeonho. Namun tidak hanya itu saja, di beberapa chapter tetap akan memunculkan masa kini (Yongseung yang masih sibuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak keluarga sahabatnya). Untuk Kangmin, dia tetap akan muncul kok karena Kangmin itu kuncinya Minchan.

Nah, udah cukup segitu aja ya perkenalannya. Seperti biasa, aku minta waktu untuk menulis dan menyempurnakan konsep (mungkin awal atau pertengahan Maret baru bisa publish, tapi kalau cepet mungkin akhir Februari udah aku publish hehe). Kalau sudah selesai atau separuh selesai, aku akan langsung publish dan update teratur setiap hari Senin dan Jumat ^^.

Jadi gimana menurut kalian ending dari G.B.T.B ini. Sad atau happy?

Ada kritik dan saran? Silahkan komentar disini ^^.

Aku juga mau ngucapin terima kasih untuk kalian yang setia menunggu buku ini dari awal sampai akhir ≧∇≦. Terima kasih atas vommentnya dan maaf bila mengecewakan dan tidak sesuai ekspektasi kalian 〒_〒.

Aku cinta kalian ♡

Sampai jumpa di buku ketiga ya
(づ ̄ ³ ̄)づ

[ii] G.B.T.B | VERIVERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang