Minchan terus menggigit kulit di pergelangan tangannya tempat di mana nadi berada. Lebih tepatnya, berusaha menguliti pergelangannya sendiri.
Ia ingat seseorang di masa lalunya memberinya mantra untuk menutup portal dua dunia agar Minchan dapat menyembunyikan Kangmin. Selain mengincar Yongseung, sang iblis masih mengincar Kangmin. Itu sebabnya saat Minchan mengetahui Kangmin berkeliaran di dunia arwah untuk menjemput Kim Kangmin, ia bergegas ke sana lalu mengambil alih Kim Kangmin dan membiarkan Yoo Kangmin terkunci di sana selama beberapa hari.
Memang beresiko tetapi hasilnya lumayan, setidaknya sang iblis saat itu tidak mengetahui keberadaan Yoo Kangmin.
Orang itu juga berkata pada Minchan bahwa ia akan kembali menemui Minchan jika Minchan memanggilnya. Tentu saja tidak bisa asal memanggil, Minchan harus membuat tubuhnya berdarah dulu lalu mengucapkan nama orang tersebut agar orang itu dapat menemuinya untuk terakhir kali.
Tunggu, terakhir kali.
Benar, orang itu hanya akan kembali sekali dan ia sudah mengingatkan Minchan untuk memanggilnya saat keadaan benar-benar mendesak. Lalu keadaannya sekarang apakah bisa dikatakan terdesak?
Tidak, tidak sekarang.
Minchan segera mengusap pergelangan tangannya yang mulai mengeluarkan darah. Darah hitam nan kental itu sayangnya tidak segera berhenti mengalir seperti apa yang otak Minchan perintahkan. Dengan panik Minchan terus mengusap-ngusapnya seraya berusaha keras menahan air matanya yang otomatis keluar akibat rasa perih itu.
Jendela kecil di tembok tempatnya dipenjara terbuka, menampakkan sepasang mata antek sang iblis yang melotot menatapnya. Pandangan mata antek itu turun pada kedua tangan Minchan yang masih aktif bergerak.
"Kau, apa yang kau perbuat?!"
"Tidak, tidak ada!"
"Mencoba bunuh diri eh? Bukannya mahkluk sejenis kita ini sudah tidak bisa mati lagi?" sindirnya membuat hati Minchan memanas.
"Diam!"
"Jantungmu bahkan sudah tidak berdetak."
"Gue bilang diam!"
"Ah ya, kita masih bisa mengeluarkan darah. Hanya saja warnanya berbeda dengan manusia bukan? Darah kita hitam menunjukkan bahwa mahkluk seperti kita ini tak akan pernah bisa menginjak surga."
Minchan sudah tidak tahan lagi. Ia benci jika dirinya disamakan dengan antek sang iblis, yang mana mereka adalah mahkluk hina, bodoh, serta tak mengerti harus bertuan pada siapa. Minchan berbeda, ia dan para sahabatnya berbeda!
Susah payah Minchan bangkit, menopang tubuhnya dengan kakinya yang sedikit gemetar. Ia menyesap darah dari pergelangan tangannya lalu meludahkannya tepat di sepasang mata antek sang iblis yang masih menatapnya remeh itu.
"Ah, sialan!" umpat antek sang iblis kesal.
"Saat ini gue memang tergolong mahkluk sejenis lo. Tapi ingat, lo itu hina karena penuh dendam, gak pantas disamakan sama gue!"
"Kau..." tudingnya pada Minchan. "Kau bahkan saat ini masih memiliki dendam!"
"Benar," jawab Minchan dengan nada dingin dan wajah datarnya. "Maka dari itu, bisa lo bukain pintu penjara ini? Gue mau balas dendam."
***
Saat ini Dongheon, Hoyoung, Gyehyeon, Yeonho dan Kangmin telah sampai di pelataran kastil. Mereka memang telah berhasil membuat semua antek sang iblis yang berjaga di luar gerbang mengalami kematian kedua mereka, tapi sekarang jumlah antek sang iblis dua kali lipatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/245270054-288-k491581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] G.B.T.B | VERIVERY
Hayran Kurgu[COMPLETED] Buku Kedua dari seri PHOTO Go Beyond The Barrier. «The devil is back, it's time to pull the trigger back.» Sang iblis kembali. Semuanya menjadi dingin dan kegelapan terus melanda. Tidak ada cara lain selain terus berlari. Tetapi mau sa...