Minchan tidak tahu mengapa tiba-tiba ia harus mengambil alih tubuh Yongseung. Ia baru sadar ketika membuka matanya ia sudah berada di dalam kelas yang kosong.
Dari jendela kelas ia langit telah menggelap. Angin dingin pun mulai menyapa kulitnya lewat jendela yang di buka lebar. Tinggal menunggu waktu saat langit benar-benar akan menumpahkan semua isinya.
Minchan menunduk dan melihat sebuah catatan kecil yang mungkin di tulis Hoyoung.
'Gue sama Dongheon ada urusan bentar, kita percayain hari ini ke lo. Tolong langsung pulang ya.'
—Bae Hoyoung.
Minchan tidak memahami maksud Hoyoung sebelum akhirnya ia sadar bahwa beberapa jam yang lalu telah terjadi sesuatu. Dengan cepat ia memasukkan semua buku-buku Yongseung ke dalam tas lalu menyiapkan kunci mobil untuk segera pulang.
Ketika ia sampai di parkiran, Minchan baru sadar bahwa ia belum pernah menyetir mobil semasa hidup. Ia melenguh panjang, lalu terpaksa mengeluarkan ponsel Yongseung untuk menelepon istrinya.
Teleponnya berdering beberapa saat sebelum akhirnya suara operator menyambutnya.
Tidak di angkat.
Minchan mencoba meneleponnya sekali lagi.
Hasilnya masih sama.
Tiba-tiba jantungnya berdesir. Minchan tidak tahu apa maksudnya, namun saat ini perasaannya sedang campur aduk.
Minchan sekali lagi mencoba menelepon Soora berharap kali ini teleponnya di angkat dan ia bisa meminta tolong untuk dijemput.
Beberapa saat penuh ketegangan sebelum akhirnya suara operator lagi yang menyambutnya.
"Ini kenapa sih Soora gak mau angkat?" gerutu Minchan.
Masih dengan rasa kesal dan khawatirnya, Minchan terpaksa memesan taksi online. Ia tidak mau mengambil resiko yang menyebabkan fisik Yongseung dalam bahaya.
Rintik hujan mulai turun ketika Minchan selesai memesan taksi. Ia menengadahkan tangannya, menampung air hujan itu. Sudah lama sekali ia tidak merasakan sensasi seperti ini.
"Semoga ini cuma perasaan gue aja." celetuk Minchan berusaha menenangkan diri.
***
Hujan turun dengan sangat deras bahkan disertai angin. Minchan menyuruh sopir taksi tersebut untuk menambah kecepatannya namun sang sopir jelas berkata tidak.
Jalanan saat ini tidak begitu terlihat karena derasnya hujan. Terjadi kemacetan juga di beberapa titik bahkan tadi harus memilih rute yang jauh karena ada pohon besar yang ambruk menghalangi jalan utama.
Di jalan Minchan terus berusaha menghubungi Soora namun tetap tidak terjawab.
Saat taksi telah sampai di pekarangan rumah, Minchan segera turun tanpa memakai payung. Ia menerobos hujan lebat itu padahal jarak pekarangan ke teras rumah lumayan jauh.
Minchan segera mengeluarkan kunci dan membuka pintu tersebut. Namun saat ia baru memasang kunci, Minchan sadar bahwa pintunya telah terbuka sedikit. Minchan mengernyit bingung tapi tetap berusaha berpikir positif.
Ia segera masuk dan mencari keberadaan keluarga Yongseung. Saat ini kondisi rumah gelap gulita hingga Minchan harus menyalakan lampu terlebih dahulu.
"Soora!"
Minchan bergegas ke lantai atas menuju tempat tidur Kangmin. Di sana kondisinya sama, gelap gulita. Bahkan jendela kamar Kangmin masih terbuka yang menyebabkan air hujan masuk dan membasahi lantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/245270054-288-k491581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] G.B.T.B | VERIVERY
Fanfiction[COMPLETED] Buku Kedua dari seri PHOTO Go Beyond The Barrier. «The devil is back, it's time to pull the trigger back.» Sang iblis kembali. Semuanya menjadi dingin dan kegelapan terus melanda. Tidak ada cara lain selain terus berlari. Tetapi mau sa...