21

960 150 1
                                    

Renjun terdiam melihat berbagai macam makanan tersaji di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun terdiam melihat berbagai macam makanan tersaji di depannya. Ia hampir tidak pernah makan masakan rumahan, selalu berada dalam pelarian dan uang mereka yang juga pas-pasan membuat mereka selalu membeli makanan instan. Ia tidak pernah makan makanan hangat seperti ini. Di depannya kini tersaji banyak sekali piring berisi lauk pauk. Ada telur, daging, sayur, sup, dan semangkuk nasi, serta masih banyak lagi.

Renjun menggigit bibir bawahnya.

"Ayo makan."

Renjun menoleh menatap Wendy yang tersenyum ke arahnya. Perlahan, ia mengangguk. Ia pun mengambil sendoknya dan mulai melahap nasinya. Kedua orang lainnya pun turut makan setelah puas melihat Renjun makan.

Wendy meletakkan sebutir telur puyuh di mangkuk nasi Renjun. Anak itu menoleh dengan terkejut.

"Ini sangat enak. Cobalah."

Renjun menyendok telur puyuh itu dan menyantapnya.

"Gimana?"

"Enak," jawab Renjun pelan dengan mulut penuh makanan.

"Makan yang banyak."

Chanyeol mendorong piring telur puyuh itu mendekati Renjun. Anak itu hanya tersenyum kecil dan terus makan dengan lahap. Sudah lama sekali sejak terakhir ia bisa makan seperti itu, dengan duduk di meja makan dan menyantap makanan yang masih berasap hangat.

Ia menoleh menatap wanita yang duduk di sebelahnya. Ia masih tidak mengerti, kenapa mereka menyelamatkannya? Memang siapa mereka? Apa mereka hanya bertingkah baik saja? Pria di depannya juga sama. Mereka seperti orang yang baik, hanya sepasang kekasih yang tinggal di rumah sederhana dan hidup bahagia. Untuk apa mereka mempertaruhkan nyawanya demi Renjun?

Renjun menatap makanan di depannya. Ia bahkan tidak tahu apakah makanan itu diracun atau sebagainya. Tapi ia dengan polos langsung memakannya. Apa ia bisa mempercayai mereka?

Perlahan, Renjun meletakkan sendoknya.

"Terima kasih," ujarnya pelan, membuat Chanyeol dan Wendy berhenti makan dan menatap Renjun.

Anak itu masih menunduk malu.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku."

Chanyeol dan Wendy saling bertatapan satu sama lain, seolah tengah membaca pikiran masing-masing.

"Terima kasih udah mau repot-repot masak untukku. Sudah lama aku gak makan makanan rumahan seperti ini," lanjut Renjun. "Makasih banyak."

Wendy buru-buru mengambil sebuah telur puyuh dan menaruhnya kembali di atas mangkuk Renjun.

"Makan yang banyak," ujar Wendy. "Terus, jangan merasa berterima kasih terus-terusan. Kita nyelamatin kamu karena kita mau. Mengerti?"

Renjun hanya terdiam. Ia kembali menyendok telur puyuhnya dan memakannya. Wendy kembali menatap Chanyeol dalam diam, sebelum akhirnya melanjutkan makan.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang