22

934 153 2
                                    

"Apa kau ingat dimana rumah lamamu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau ingat dimana rumah lamamu?"

Renjun menggeleng pelan mendengar pertanyaan Chanyeol. Lagipula, kalaupun ia ingat, ia yakin rumahnya itu sudah hancur akibat ledakan. Tidak mungkin Jeno dan Haechan masih tinggal disana. Chanyeol terdiam melihatnya.

"Nomor telepon mereka?"

Renjun segera meraba kantung pakaiannya, namun ia baru sadar ponselnya turut hilang ketika penyerangan terjadi. Dengan lemah, ia kembali menggeleng.

Chanyeol buru-buru tersenyum.

"Gak apa-apa. Aku punya kenalan polisi. Tinggal masalah waktu sebelum kita tau lokasi mereka," ujar Chanyeol dengan cepat. "Selama menunggu, kamu mau ngapain?"

"Entah." Renjun menjawab dengan ragu.

"Gimana kalau kita nonton film?" usul Wendy.

"Film?"

"Apa kau suka nonton film?"

Renjun terdiam sejenak sebelum mengangguk. Ia suka nonton film, hanya saja keadaan mereka membuatnya susah menonton film yang baru-baru keluar. Dulu ia bersama orang tuanya suka menonton film ke bioskop, atau sekedar membeli DVD dan menontonnya di rumah. Namun semua berubah. Renjun bahkan lupa film terakhir yang ia tonton.

Wendy bangkit dari tempat duduknya dan mengambil sebuah DVD dari laci di bawah TV. Ia mengangkat sebuah DVD dan memperlihatkannya pada Renjun.

"Ini gimana?"

The Greatest Showman.

Renjun sempat mau menontonnya, jauh sebelum ia diculik dan semua ini terjadi. Dengan semangat, ia mengangguk. Wendy tersenyum kecil dan memainkan DVD itu. Chanyeol membawakan mereka selimut dan mereka duduk saling berdekatan di sofa, dengan tubuh Renjun diapit oleh Chanyeol dan Wendy. Renjun seharusnya merasa canggung, menonton film dengan orang yang baru ia temui beberapa jam lalu. Namun justru ia merasa hangat. Ia senang berada di tengah keduanya.

Film akhirnya dimulai. Jujur, Renjun berusaha untuk menonton film itu sampai akhir tanpa kemana-mana. Namun hangatnya selimut yang menutupi tubuhnya membuat kedua matanya semakin lama semakin berat. Apalagi posisinya ini sangat nyaman sehingga ia tidak mau bergerak.

Perlahan, Renjun tertidur.

"DIa tidur," bisik Chanyeol.

"Biarin. Dia pasti lelah."

Renjun samar-samar mendengar percakapan keduanya itu sebelum ia benar-benar terlelap.

Ia terbangun kembali ketika tubuhnya digoyang-goyangkan dengan lembut.

"Renjun-ah, bangun."

Renjun meregangkan kedua tangannya sebelum akhirnya bangun. Ia terkejut ketika mendapati dirinya berada di kamar awal tempat ia terbangun.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang