31

892 133 5
                                    

Fall, 2009

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fall, 2009.

Wendy tahu semua hal pada akhirnya akan berakhir.

Ia hanya tidak tahu kebahagiaannya berakhir begitu cepat.

Mereka berdua tengah makan siang. Normal, seperti hari-hari lainnya. Renjun akan segera kembali dari sekolahnya dan mereka akan bersiap pergi menjemputnya setelah makan siang selesai. Ia ingat siang itu ia membuat nasi goreng sosis bersama telur puyuh dengan saus tiram. Mereka berdua sama-sama sangat menyukai telur puyuh. Dan rupanya, hal itu juga turut menurun ke anaknya.

Semua berjalan sangat normal. Ia bangun tepat waktu, membuatkan sarapan serta bekal untuk Renjun, mengantarnya ke sekolah, dan kembali ke rumah. Chanyeol libur dari pekerjaannya hari ini, dan keduanya berencana untuk bersantai seharian.

Sangat normal, sehingga Wendy tak pernah mengira apa yang akan terjadi.

Ketika ia pergi mencuci piringnya, ia mendengar suara itu.

Suara yang selama ini menghantuinya.

"Percobaan SW2102-01, berhenti di tempat."

Seketika itu juga Wendy menjatuhkan piring yang ia pegang, menimbulkan suara nyaring yang sangat keras. Ia menoleh menatap Chanyeol yang nampak turut terkejut. Buru-buru pria itu berlari ke kamar mereka dan mengambil senapan yang mereka sembunyikan di bawah kasur. Untuk berjaga-jaga. Ia tak pernah menyangka akan tiba saatnya ia harus menggunakan senapan itu.

Wendy segera berlari mendekati Chanyeol. Keduanya mendengar suara ketukan di pintu.

"Percobaan CY2711-01, berhenti di tempat."

"Apa yang harus kita lakukan?" bisik Wendy ketakutan. Ia setengah bersyukur Renjun masih di sekolah.

Ketukan di pintu itu semakin lama semakin keras. Wendy menahan nafasnya. Tidak mungkin mereka sudah menemukannya. Ia seharusnya sudah bebas.

Namun tiba-tiba, ketukan itu berhenti. Keheningan melanda.

Mata Chanyeol terbelalak.

"Lari!"

Wendy dan Chanyeol segera berlari sekencang mungkin dan pintu depan mereka tiba-tiba meledak. Mereka lari lewat pintu belakang menghindari pasukan itu. Wendy menoleh sekilas ke belakang. Jantungnya berdebar kencang.

Itu benar mereka. Mereka datang dan mencarinya.

Wendy berlari semakin kencang. Beberapa pasukan nampak menunggu di belakang rumah. Ia dengan mudah menyingkirkan mereka dan kembali berlari. Chanyeol turut menembaki mereka dengan senapannya. Tak banyak yang tinggal di daerah itu, sehinga sulit untuk mencari bantuan.

Wendy terus berlari dan memukul siapa saja yang berada di depannya sampai terpental. Ia tak pernah tahu sejauh mana kekuatannya bisa bertahan, tapi Chanyeol pernah mengatakan bahwa ia bahkan jauh lebih kuat dibandingkan pria itu. Ia bisa dengan mudah mengalahkan beratus-ratus orang sendirian.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang