33

961 154 14
                                    

Jeno meletakkan segelas kopi di depan Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno meletakkan segelas kopi di depan Chanyeol. Pria itu nampak tidak tidur semalaman, dengan lingkaran hitam menghiasi matanya. Wendy yang duduk di sebelahnya tidak jauh berbeda. Lagipula, siapa juga yang bisa tidur dalam keadaan seperti ini. Chanyeol tersenyum seraya berterima kasih pada Jeno. Pria itu pun menyeruput kopinya dan menarik nafas dalam-dalam. Jeno duduk di sebrang Chanyeol. Ia bersyukur pria itu kini terlihat lebih segar dengan kopinya.

Chanyeol menghela nafasnya.

"Jadi kalian adalah orang tuanya?" tanya Haechan.

Chanyeol menganguk pelan.

"Kalau begitu, Huang Zitao itu..."

"Teman kami. Kami minta bantuannya untuk merawat Renjun. Dia juga informan yang kubilang waktu itu, yang memberitau lokasi ketika kalian diculik," jelas Chanyeol.

"Jadi dia bukan orang jahat," ujar Haechan mulai sadar.

"Bukan."

"Jadi, yang membunuh mamanya Renjun juga bukan dia?"

"Bukan. Seseorang dari proyek itu pasti. Tao takkan membunuh istrinya sendiri. Dia bukan orang gila."

Jeno menghela nafasnya.

"Karena kami, semua ini terjadi," ujarnya pelan. "Kami menculiknya karena mau balas dendam, tapi kami menargetkan orang yang salah. Renjun seharusnya tak perlu terlibat dengan semua ini. Maafkan aku."

"Itu bukan salahmu," balas Chanyeol. "Gak ada yang tau ini semua bakal terjadi."

Wendy turut mengangguk pelan.

"Ini bukan salah siapa-siapa," ujar wanita itu. "Ini sudah jalan hidupnya."

"Kita harus menemukan Renjun. Segera."

"Informan kalian, Tao, apa dia tau dimana Renjun?" tanya Jaemin seraya menyeruput kopinya. Tinggal bersama Chanyeol dan Wendy membuat obsesinya akan kopi akhirnya bisa terpenuhi.

"Belum. Dia juga masih mencari. Setelah penyerangan yang kita lakukan kemarin, kabarnya mereka mulai meningkatkan keamanan mereka. Tidak sembarang orang boleh masuk. Bahkan Tao pun tidak," jelas Chanyeol.

"Juga, anak-anak yang kubawa ke kantor polisi. Apa mereka aman?"

"Mereka aman," jawab Wendy. "Sebagian ke panti asuhan, dan sebagian kembali ke rumah masing-masing. Tapi polisi masih menganggap ini sebagai kasus penculikkan biasa. Mereka belum menyelidiki lebih lanjut masalah ini. Katanya masih banyak masalah lain yang lebih penting. Kasus ini jadi dibiarkan begitu saja."

"Dasar polisi," ujar Haechan kesal.

"Jadi kita harus apa?"

"Tapi, ada yang ingin kutanyakan," ujar Haechan. Ia menoleh menatap Jeno.

"Apa?" tanya Chanyeol.

"Apa kekuatan Renjun itu hanya menyembuhkan?"

Chanyeol menarik nafasnya.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang