40

1.6K 189 35
                                    

"Berita terkini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berita terkini. Presiden Han Jiseok pagi ini resmi dijadikan tersangka utama atas pembuatan Proyek Mimpi 8-25. Menurut informasi yang ada saat ini, proyek tersebut sudah membunuh nyaris 5.000 nyawa tak bersalah. Proyek ini sendiri merupakan sebuah proyek percobaan dimana anak-anak diculik dan disuntikkan obat-obatan guna menumbuhkan kekuatan dalam tubuh mereka. Anak-anak yang gagal akan dibunuh dengan kejam.

Selain itu, massa kini masih terus berunjuk rasa di depan gedung presiden, meminta hukuman mati bagi semua orang yang terlibat dalam proyek ini. Video yang baru-baru ini tersebar di internet dan membuat heboh warga terbukti bukanlah penipuan. Namun hingga saat ini, pengirim video tersebut masih belum jelas identitasnya.

Polisi saat ini tengah mengamankan barang bukti di lokasi kejadian dan di rumah pribadi kediaman presiden. Semoga kejadian seperti ini tidak lagi terulang. Kita beralih ke berita selanjutnya."

Renjun menghela nafasnya seraya kembali menyerahkan laptop itu pada Haechan. Sirine polisi terdengar jelas di depan rumah mereka, dibarengi dengan cahaya merah kebiruan yang terus menyala. Haechan menepuk pundak Renjun.

Sudah saatnya.

Mereka semua pun keluar dari rumah. Renjun menahan nafasnya seraya melihat Tao berjalan ke mobil polisi dengan kedua tangannya yang diborgol. Ia terdiam.

Pria itu tak sepantasnya berakhir seperti ini.

Renjun menoleh, melihat Chanyeol yang sedari tadi memperhatikannya. Wajahnya nampak ragu. Chanyeol tersenyum melihatnya. Ia pun membisikkan sesuatu.

Pergi.

Dan Renjun pergi.

Ia berlari mengejar kawanan polisi yang tengah membawa Tao.

"Tunggu!" teriaknya keras.

Polisi-polisi itu berhenti dan menoleh.

"Bisa aku bicara sebentar padanya?" tanya Renjun.

Polisi itu mengeluh.

"Satu menit."

Dan kedua polisi itu berjalan menjauh.

Renjun menatap pria di depannya. Bagaimanapun juga, pria itulah yang membesarkannya sampai seperti ini. Dia yang bersumpah untuk selalu melindunginya dan tak pernah absen mengantar jemputnya dari sekolah, tak peduli seberapa lelahnya dia. Dia yang selalu berusaha terlihat baik di depan Renjun, supaya ia bisa mencontoh semua yang baik darinya.

Dan Renjun banyak belajar.

"Ada apa?" tanya Tao pelan.

Renjun mengikis jarak di antara keduanya dan memeluknya pelan.

"Makasih, papa."

Renjun melepas pelukannya dan melihat Tao hampir menangis.

"Aku janji akan sering dateng sambil bawa makanan kesukaan papa. Jangan khawatir."

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang