07

1K 154 1
                                    

"Nah, tinggal teken dua tombol ini barengan, terus bisa muncul file baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, tinggal teken dua tombol ini barengan, terus bisa muncul file baru. Gimana, gampang kan?"

Haechan duduk di samping seorang anak kecil yang nampak engah mengotak-atik sesuatu di komputernya. Pria itu tersenyum kecil mendengar suara tawa anak itu.

"Ya, gampang sekali!"

Sudah hampir seminggu sejak ia menjadi guru kursus komputer di salah satu sekolah SD kecil. Tidak banyak murid di dalamnya, jadi Haechan bisa dengan mudah menghapal nama anak-anak disana. Ia hanya mengajar kemampuan komputer untuk anak kelas 5 dan 6 SD. Satu kelas biasanya hanya terdiri dari 10-15 murid saja.

Tapi ada satu murid yang spesial.

"Heejun-ah, kamu yakin udah ijin mama hari ini?"

Heejun mengangguk cepat.

"Iya. Mama bilang udah di jalan."

Haechan mengangguk mengerti. Heejun ini selalu meminta kelas tambahan selesai pelajaran. Ia sangat menyukai komputer dan nampak ingin menjadi seperti Haechan ketika besar nanti.

Andai ia tahu seperti apa Haechan itu.

"Kalau gitu, kita beres-beres. Nanti biar Bapak yang telpon mama. Gimana?"

Heejun segera mengangguk antusias dan bangkit berdiri. Ia mematikan komputer di depannya seperti yang telah diajarkan Haechan. Haechan pun mematikan lampu ruang lab komputer dan menggandeng Heejun keluar dari ruangan.

Ia meraih ponselnya dan menelepon mamanya Heejun.

"Halo? Ini guru komputer, Heejun, Pak Lee. Kalau boleh tahu, ibu udah sampe mana?"

"Saya udah di depan seko—"

Haechan mematikan teleponnya dan tersenyum ketika melihat mamanya Heejun berdiri di depan gedung sekolah, menunggu Heejun pulang. Hari sudah mulai gelap. Heejun memang biasanya pulang lebih larut dibanding anak lainnya karena mamanya harus bekerja sampai malam.

"Mama!"

Heejun segera berlari memeluk mamanya. Haechan tersenyum kecil melihatnya. Ia membungkukkan badannya di depan wanita itu.

"Malam."

"Malam juga. Maaf merepotkan. Heejun baik-baik saja kan? Dia gak mengganggu?"

"Ah, tidak. Dia sangat baik. Sama sekali tidak merepotkan."

Wanita itu mengangguk pelan.

"Kalau begitu, kami pulang dulu."

"Ya, dah Heejun."

Haechan melambaikan tangannya pada Heejun.

"Bye Pak Lee!"

Ia menghela nafas lega ketika melihat Heejun pulang dengan mamanya. Masih ada beberapa guru serta pekerja kebersihan di sekolah. Juga beberapa anak SMP dan SMA berkeliaran karena sekolah ini tersambung dengan sekolah SMP dan SMA. Sambil merentangkan tubuhnya, Haechan pun berjalan pulang.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang