03

1.4K 187 1
                                    

Renjun sama sekali tak membayangkan akan kembali ke sekolah lamanya dengan cara seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun sama sekali tak membayangkan akan kembali ke sekolah lamanya dengan cara seperti ini. Sama sekali tidak. Berada di tempat ini membuka kembali kenangan lama yang ia kunci rapat-rapat. Sejak kematian Ryujin, Renjun merasa dunianya runtuh. Ia tak pernah berani datang ke sekolah, tak berani memikirkan kenangan mereka di sekolah karena ia takut teringat kembali wajah gadis itu.

Apalagi setelah tahu Ryujin mencintainya.

Kalau saja ia lebih berani, kalau saja ia lebih kuat, mungkin semua ini takkan terjadi.

Ia tak pernah bertemu dengan Yangyang. Beberapa kali anak itu berusaha menghubunginya, namun selalu ditolak Renjun. Mungkin, ini cara terakhirnya untuk melindungi Yangyang. Ia tak mau kehilangan orang lagi.

Pikirannya tersentak mendengar ucapan Jeno.

"Kita berpencar. Haechan sama Chenle ke lantai bawah. Jisung, jangan jauh-jauh dari Jaemin. Kalian bisa cari ke ruang kelas. Aku sama Renjun ke atas. Cari terorisnya, tapi jangan bunuh mereka. Cukup lumpuhkan mereka. Jangan sampai wajah kalian terlihat, mengerti?"

Yang lain hanya menganguk pelan. Dengan cepat mereka semua mengenakan masker hitam yang tadi sempat dibawa.

Mereka pun berpencar. Jeno dan Renjun segera berlari ke atas. Renjun tahu betul seluk beluk bangunan ini. Ia ingat dulu mereka bertiga selalu bersembunyi ke ruang seni yang sudah tidak terpakai lagi ketika pelajaran Kimia. Bagaimana mereka nyaris menghancurkan laboratorium Fisika ketika dikejar guru. Renjun rindu masa-masa itu.

Suara teriakan keras tiba-tiba terdengar dari arah atap. Renjun menatap Jeno dengan panik. Keduanya pun langsung berlari ke atap. Namun sebelum sampai diatas, suara teriakan kembali terdengar, kali ini dari lantai 4.

"Hyung, hyung ke sana, yang atap biar aku yang urus."

Jeno mengangguk cepat dan berbalik ke koridor lantai 4, sumber suara tadi berasal. Renjun juga melesat cepat dan membuka pintu atap dengan kasar. Nafasnya tercekat ketika melihat seorang gadis berseragam SMA dicengkram oleh pria berpakaian hitam di ujung mulut atap. Sebuah senapan bertengger di kepala gadis itu.

Seketika itu pikirannya serasa kosong.

Ryujin.

"Diam disana atau akan kutembak dia!"

Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia bukan Ryujin. Ryujin sudah mati. Gadis itu bukan Ryujin, namun nasibnya akan sama dengan Ryujin kalau ia terus begini.

Renjun pun menarik nafasnya.

"Jangan khawatir," ujarnya pelan. "Aku akan menyelamatkanmu."

Gadis itu nampak lebih tenang mendengar suara Renjun. Renjun pun perlahan berjalan mendekati keduanya.

"Berhenti atau kutembak!"

Langkah Renjun langsung terhenti. Jantungnya berdebar kencang melihat seberapa dekat keduanya dengan mulut atap. Satu langkah lagi dan keduanya bisa jatuh.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang