32

879 132 0
                                    

Summer, 2014

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summer, 2014.

Chanyeol memeluk kekasihnya dengan erat. Keduanya terus bersembunyi dibalik pohon besar, berharap dia takkan menemukan mereka. Nafasnya tercekat ketika melihat putra kesayangannya berhasil mengayuh pedal sepeda itu dengan pelan. Wendy mengepalkan tangannya.

"Iya, sedikit lagi!" bisiknya terlalu bersemangat.

Renjun kembali mengayuh pedal sepeda roda duanya, dengan dipegangi oleh Tao dari belakang. Anak itu kesulitan menyeimbangkan stank sepedanya, membuat arah gerak sepedanya menjadi tak beraturan. Wendy menatap dengan khawatir ketika Renjun nyaris menabrak sebuah rumah di depannya, namun segera dihentikan oleh Tao yang mendorong sepeda ke arah yang berbeda.

"Pa, susah," keluh Renjun. Ia merengut kesal karena apa yang ia lakukan selama ini nampak tidak berhasil.

Tao pun berlutut di sebelah anaknya.

"Coba sekali lagi, papa pasti pegangin. Gimana?"

Renjun akhirnya mengangguk pelan. Tao kembali berdiri di belakangnya dan memegang sepedanya, sedangkan Renjun berusaha kembali mengayuh pedalnya. Kali ini, posturnya lebih seimbang, membuat anak itu tersenyum senang.

"Liat pa! Aku bisa naik sepeda!" teriak Renjun senang. Ia berbalik hendak melihat reaksi papanya, namun hal itu justru membuat sepedanya oleng. Tao kini bahkan tidak cukup kuat untuk menahan sepedanya. Renjun pun terjatuh dengan sepedanya yang masuk ke selokan kotor.

Anak itu menangis keras.

Wendy segera berlari dari tempat persembunyiannya, namun buru-buru ditahan oleh Chanyeol. Tao menatap keduanya dalam diam sebelum mengangguk. Wendy pun kembali duduk di tempat persembunyian mereka. Dalam diam melihat bagaimana Tao menghapus air mata Renjun seraya menenangkannya. Ia pun menggendong anak itu masuk ke dalam rumah.

Harusnya ia yang ada disana.

Harusnya Chanyeol yang menggendongnya masuk dan Wendylah yang menghibur tangisnya.

Harusnya mereka yang ada disana.

Bukan seperti ini. Keluarga yang ia dambakan bukan seperti ini. Ia tidak sanggup hanya dengan melihat pertumbuhan anaknya dari jauh. Ia ingin memeluknya, ingin mendekapnya erat. Ingin membuatkan sarapan untuknya dan mengantarnya ke sekolah.

Dia ingin menjadi orang tua bagi Renjun.

Chanyeol perlahan memeluknya.

"Wendy, kamu gak apa-apa?"

Wendy mengangguk dalam pelukannya.

"Kau tau dia bisa sembuh sendiri. Jangan khawatirkan lukanya," ujar Chanyeol.

"Hanya saja, aku gak tau sampai kapan aku bisa bertahan," jawabnya pelan. "Bertahun-tahun kita melihat dia dari jauh. Aku tau mereka masih mengejar kita. Aku tau dia gak akan aman sama kita."

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang