25

926 157 8
                                    

"Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan?"

Renjun menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Chenle. Ia menunggu mereka untuk menjawab, namun keduanya masih tetap diam. Ia mengepalkan kedua tangannya, masih tidak berani untuk menatap mata yang lain.

Ia akhirnya mendengar Chanyeol menghela nafasnya.

"Waktu itu kami berdua tengah dalam pelarian. Kami sempat kabur, dan mereka menemukan tempat persembunyian kami. Mereka bahkan menghancurkannya. Kami berdua terus berlari dan akhirnya sampai di sekolahmu," jelas Chanyeol. "Hanya itu yang terjadi."

Chenle masih menatap keduanya dengan curiga.

"Alasan kami mengunci ingatanmu adalah agar kau tidak berada dalam bahaya."

"Tapi ada anak lain," ujar Chenle.

"Ya?"

"Anak lain, di sekolah itu denganku. Siapa dia?"

"Entah. Kami juga mengunci ingatannya," jawab Wendy dengan cepat. Chenle ingin membantah, namun tidak ada lagi yang bisa ia katakan. Semua penjelasan mereka nampak masuk akal.

"Kalau begitu, sekarang kita harus apa?" tanya Jisung. "Kita selamat dan bertemu kedua percobaan pertama ini. Kita gak mungkin balik hidup kaya dulu lagi kan?"

"Kau mau kita apa?"

"Aku tidak mau hidup dalam pelarian lagi," jawab Jisung jujur. "Aku lelah harus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya layaknya buronan, padahal aku tidak melakukan kesalahan apa-apa. Aku ingin hidup tenang, diam di suatu tempat layaknya orang normal. Bisa bersekolah, bisa bekerja, bisa bertemu orang lain, tanpa perlu takut mereka akhirnya dibunuh."

Jaemin terdiam mendengarnya. Ia tahu adiknya itu dewasa terlalu cepat, namun ia tak pernah menyangka adiknya berpikir seperti itu selama ini. Jaemin mengenal Jisung sejak lahir, ia bagaikan anak yang ia rawat sejak bayi. Ia mengenal Jisung luar dan dalam. Kalau bisa, ia tak mau Jisung tertangkap. Harusnya hanya ia saja yang tertangkap, biarkan Jisung hidup normal tanpa kakaknya.

"Aku juga," ujar Jaemin. "Aku lelah hidup seperti ini. Aku mau semua ini berhenti."

Jaemin tersenyum seraya menatap adiknya.

"Aku juga," balas Haechan. Chenle turut mengangguk bersamanya.

"Kita hancurkan mereka, siapapun yang membuat hidup kita hancur. Kita hentikan Proyek Mimpi 8-25 ini. Selamatkan semua anak yang masih ada di Penangkaran sampai saat ini, biarkan dunia tau kebusukan mereka," ujar Jeno. "Kita akhiri ini disini."

Renjun mengangguk pelan. Ia menoleh menatap kedua orang dewasa di ruangan itu.

"Mau lakukan bersama?" tanya Renjun padan Chanyeol dan Wendy. "Bantu kami. Aku yakin kalian juga ingin mereka hancur."

Chanyeol tersenyum kecil.

"Tanpa disuruh sekalipun, kami pasti ikut."

Hal itu turut membuat Renjun tersenyum.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang