39

961 135 4
                                    

"Internet sudah menggila, Pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Internet sudah menggila, Pak. Mereka semua berkumpul di depan gedungmu sambil berunjuk rasa. Rakyat marah besar. Mereka percaya akan semua yang ada dalam video ini. Kita harus bagaimana Pak?" salah satu stafnya bertanya dengan khawatir.

Nafas presiden menggebu-gebu.

"Minhyuk dimana?"

"Dia masih di Penangkaran."

Presiden melempar berkas file di mejanya dengan keras.

"Sial."

Ia menggertakkan giginya.

"Dasar anak-anak sialan!"

Pria itu memukul mejanya dengan keras, membuat kedua telapaknya berubah merah. Wajahnya mengerang menahan amarah.

"Bunuh mereka."

"A-Apa?"

"Anak-anak sialan itu. Bunuh mereka semua," ulang presiden dengan dingin. "Aku tak mau melihat mereka hidup. Kalau salah satu saja dari mereka berhasil hidup, kau akan kubunuh dengan tanganku sendiri. Mengerti?"

Bawahannya menganggu dengan tubuh bergetar akibat ketakutan. Ia segera berlari keluar untuk memerintahkan bawahannya.

.

"Sekarang, kita cuma harus masuk," ujar Chanyeol. Ia menatap satu per satu dari mereka. Semua berkumpul disana. Perjalanan panjang mereka akhirnya sampai pada titik akhir. Permainan mereka hampir selesai. "Ingat, tujuan kita bukan untuk membunuh atau balas dendam. Tapi kita mau menangkap mereka."

Haechan duduk di tanah seraya sibuk mengetikkan sesuatu di laptopnya.

"Woah, internet langsung heboh," ujarnya bersemangat. "Mereka sekarang lagi demo di depan gedung presiden. Beberapa polisi juga sedang menuju ke tempat ini."

Tao mengangguk mengerti.

"Rencana kita hampir berhasil!" seru Jisung.

"Tapi kita masih harus fokus. Kita belum menangkap mereka," balas Wendy.

"Sekarang kita masuk dan berpencar. Jangan biarkan ada satupun dari mereka yang kabur. Mengerti?"

Mereka semua mengangguk. Haechan menutup laptopnya dan meletakkannya ke dalam tas punggungnya. Ia pun turut bangkit berdiri.

"Ayo."

.

Mereka bersembilan berjalan masuk ke dalam gedung itu. Kalau situasi sedang tidak genting, Jisung pasti akan terkagum-kagum melihatnya. Saat ini mereka nampak seperti pahlawan super di film-film yang tengah berjalan masuk dengen keren ke sebuah gedung yang tidak lagi terpakai untuk menyelamatkan seseorang.

Mungkin Jisung tidak perlu khawatir.

Nyatanya, mereka adalah pahlawan super sungguhan.

Wendy dan Jeno berlari dan segera memukul mundur barisan pasukan penjaga keamanan dengan mudah. Sebenarnya satu dari mereka saja sudah cukup untuk bisa mengalahkan pasukan itu. Jeno bisa membaca pikiran mereka sehingga memudahkannya memprediksi gerakan selanjutnya dari musuhnya. Wendy sendiri, tak perlu lagi ditanya. Wanita itu memang sangat kuat.

We Be Pullin Trigger (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang