CDPU||Zara Menerima?

8.6K 668 3
                                    

Zara masih di dalam kamar dengan mata sembab. Baju yang acak acakan serta khimar yang entah kemana hilangnya. Ia tertidur sehabis menangis.
Hari sudah menjelang siang.

Kruk

Ia juga kelaparan "aduh, aku lapar lagi" ucapnya lirih.
Zara pun keluar kamar dengan menggunakan jilbab yang baru. Namun tidak menghilangkan sembab di matanya.
Zara keluar kamar mencari keberadaan bi Wati.
"Bi" teriak Zara.
"Bii"lanjutnya.
Tak lama bi wati pun berlari kecil menuju Zara.
"Nggih non" jawabnya.
"Zara lapar bi" kata Zara dengan nada merengek seperti anak kecil. Dan bi wati pun tersenyum. Ia yakin sehabus menangis pasti nona mudanya kelaparan.

"Yaudah non duduk dulu, bibi siapkan" jawabnya.
Zara kemudian duduk di kursi makan. Sambil memegang hanpdone nya dan berselancar di dunia maya.
Ia membuka aplikasi berwarna hijau bergambarkan telpon.
Banyak sekali chat yang masuk.
Dan ana notif dari Nilna.

SESYURGA Amin🌹


Nilna: " hai shalihah Assalamualaikum"
Salsa: "waalaikumussalam dugong"
Nilna: "ih kok aku dikata dugong sih:("
Salsa: "Bodo amat"

Zara: "waalaikumussalam wr wb

Nilna: "eh Ra, kamu dirumah gak?"

Zara: "iya nil, kenapa?"

Nilna: " ke mall yuk, bosen dirumah:("
Salsa: "kuy, kita ketemuan aja disana ya gimana Ra?"

Zara: "oke deh zara siap-siap"

Zara pun segera makan makanan yang telah disiapkan oleh bi wati. Ia ingin merefreshingkan pikiran dengan jalan bersama teman-teman.

"Bi, Zara sudah selesai makan. Zara mau siap-siap ya bi" ucapnya setelah selesai makan
"Eh non, mau kemana?" Tanya bi wati
"Ke mall bi, bareng Nilna sama Salsa" jawan Zara Setengah teriak yang kini sudah di dalam kamar untuk siap-siap.

Zara segera siap-siap. Ia memakai rok putih serta cardigan warna lilac dan pashmina senada dengan roknya. Zara menggunakan sneakers warna putih.
Untuk wajah Zara ia hanya menggunakan bedak tipis dan liptin agar tidak terlihat pucat.

"Perfect" gumamnya.
Ia keluar dan langsung menyambar totebang yang hanya berisi dompet, handphone.

Zara keluar kamar dan berpamitan pada bi wati.
"Bi, zara ijin ke mall dulu ya" ijin nya.
"Iya non, hati-hati. Sama mang korib kan non?" Tanyanya
"Iya bi, assalamualaikum" ia keluar setelah mengecup tangan bi wati.

"Mang, antar Zara ke mall ya" pintanya pada mang korib
"Nggih non, monggo"

Mobilpun melaju menjauhi rumah yang hanya berisi dirinya dan dua pembantunya.
"Mang, pulang saja ya. Zara bakal lama disini"
"Iya non"
Mobil yang dikendarai mang korib pun jalan meninggalkan gedung megah ini.

Zara masuk sendirian. Ia menuju salah satu kedai minuman dingin dan memesan milktea.
Dan ia lebih memilih duduk sambil minum milktea kesukaan nya.

Drrrt

Handphone berbunyi
"Halo assalamualaikum ra, kamu dimana?"
"Aku duduk di lantai 2 dekat kedai kopi sal"
"Oke tunggu disana"

Tut

Zara pun kembali meminum milktea nya. Ia sendirian seperti orang jomblo.
"Eh, kan aku udah ga jomblo lagi" kekehnya.
"Oh iya, aku tidak ijin ke ustadz. Gimana dong" ucapnya menyesali apa yang telah diperbuat. Karena bagaimanapun ia sudah bersuami. Dan Zara paham bagaimana adab seorang istri terhadap suaminya.
Ia hanya bisa menunduk meratapi nasib.
"Mana ga punya nomernya lagi. Haish ini  suami istri bukan sih" gerutunya.

"Dorrr" siapa lagi kalau bukan nilna yang mengagetkanku.
"Assalamualaikum" sindir ku
"Waalaikumussalam, hehe maaf ukhti" katanya sambil memamerkan gigi putihnya.
"Hemm" Zara hanya mampu berdehem
"Oh iya kita mau kemana dulu nih?" Tanya Salsa
"Nonton?" Usul Nilna
"Boleh tuh" jawab Zara dan Salsa bebarengan.
"Yaudah kuy" Nilna menyeret kami berdua untuk menaiki estakalor menuju lantai teratas sendiri diamana bioskop berada.

Disisi lain. Kini Ahdzan sedang sibuk mengajar para santri. Tepat pukul 15.15WIB kelas berakhir dan dilanjutkan persiapan sholat Ashar.
Ahdzan tengah mengobrol bersama sahabatnya.
"Kang, gimana reaksinya Zara setelah mengetahui semuanya?" Tanya kang Firman. Yah benar sekali. Kang firman tau jika Ahdzan akan membongkar semuanya. Menceritakan kejadian sebenarnya kepada istrinya.
"Dia langsun pergi ke kamar dan menguncinya " jawab Ahdzan yang terdengar lesu. Namun ekpresinya mengundang gelak tawa teman-temannya.

"Prrrrtt Hahahahh" tawa Kang Firman pun pecah disusul teman-teman yang lain.
"Hei ternyata Kang Ahdzan sedang putus cinta Haha" ucap Kang Ali yang tak lupa ekspresi nya sambil memegangi perutnya.
Sedangkan Ahdzan hanya bisa mendengus sebal
"Kalian teman bukan sih!" Ucao ahdzan spontan.

Tawa mereka langsung hilang.
"Saya tidak tau lagi bagaimana menghadapi seorang wanita"lanjutnya 
"Emang ente bilang Apa  ke Zara, kang?" Tanya Kang Ilham
"Saya bilang, saya ingin mempertahankan rumah tangga ini. Saya tidak mencintainya tapi saya akan berusaha. Begitu" jawab Ahdzan lesu.

Ali, Firman,ilham saling pandang. Diantara mereka cuma Ilham yang bisa diajak berkompromi.
"Mungkin Zara menyukaimu Kang" ucap kang Ali. Dan dibalas anggukan oleh kang firman
"Secara kan njenengan fans nya banyak. Mungkin Zara salah satunya" ucap Kang Firman.

Sejenak Ahdzan berfikir "apa benar Zara menyukai saya?. Apakah ia juga termasuk dari barisan penggemar saya?" Ucap Ahdzan dalam hati.
Senyum terbit dari bibir Ahdzan. Walapun ia belum mencintai Zara. Tapi mengetahui jika Zara adalah salah satu penggemarnya. Ia sangat senang sekali.

"Yaelah, ini habis cemberut langsung senyum-senyum sendiri kaya orang gila" sargas Kang Firman.
"Saya mau pulang setelah sholat Ashar" ucapanya. Kemudian menuju Masjid. Untuk menunaikan sholat Ashar dengan perasaan yang berbunga bunga.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.30WIB. Setelah sholat ashar Zara, Nilna, dan Salsa mampir ke kedai bakso di pinggir jalan.
"Makannya pelan-pelan Ra. Kita ga akan minta kok" kata Salsa.
"Akwu mwau cepwet cepwet pwulang" ucap Zara yang mulutnya masih dipenuhi bakso.
Nilna dan salsa pun hanya geleng-geleng.

Setelah selesai makan Zara pun pamit pulang kepada Nilna dan Salsa.
"Nil, sal, zara pulang dulu ya.. makasih waktunya" pamit Zara.
"Iya hati-hati" ucap Salsa.
"Daah, assalamualaikum"
"Waalaikumussalam".
Zara pun pulang dengan menaiki taxi online yang telah ia pesan sebelumnya.

Setelah sampai di rumah. Zara segera masuk untuk membersihkan badan.
"Assalamualaikum" salam Zara.
Ia langsung berlari menuju kamarnya di lantai atas. Namun ada yang aneh saat ia melewati ruang tamu.
Zara pun memundurkan langkah.
Terlihat Ahdzan sedang menatapnya.

"Eh Ustadz. Assalamualaikum ustadz" salam Zara pada Ahdzan. Ia hanya bisa menunduk dan mengulurkan tangannya pada Ahdzan. Pertanda ingin salim.

Ahdzan pun menaikan satu alisnya. Lama tak kunjung dibalas . Saat zara ingin mengembalikan tangannya Ahzdan langsung menyambut tangan Zara. Sikecupnya tangan Ahdzan di bibirnya.

Ahdzan tertegun dengan apa yang Zara lakukan.
Apakah ia telah menerima dirinya?
Apakah Zara sudah mau menerima pernikahan ini?




Pageraji,11 Januari 2020
Harap maklum typo bertebaran

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang