CDPU|| Kesedihan datang lagi

9.6K 674 12
                                    

Pukul 06.00 WIB

Hari ini aku sudah mulai berangkat sekolah. 5 hari lamanya aku tidak berangkat sekolah. Dan selama 5 hari itu aku hanya terdiam di kamar. Tapi kali ini aku coba melawan rasa takut dan kesedihanku. Aku sadar jika aku berlama-lama dalam kesedihan itu sanagt berpengaruh bagi adikku. Kini adikku sedang tinggal di rumah Bibi Santi. Alhamdulillah adikku mau tinggal di rumahnya. Sebenarnya aku tak tega jika menitipkan adikku pada Bibi, namun bagaimana lagi aku kasian padanya jika disini dia tidak memiliki teman sedangkan di sana ia akan bermain dengan sepupuku.

Aku turun dengan seragam yang sudah menempel dalam tubuhku. Menuruni tangga dan menuju dapur.
"Pagi,non" sapa mang korib dari pintu belakang "pagi juga mang" jawabku. Hari ini aku bingung ingin masakn apa untuk sarapan. Seperti yang kalian tahu aku tidak bisa memasak. Catat itu.
'Lalu aku akan makan apa' ucapku dalam hati.

Aku membuka kulkas di dapur ini. Banyak sekali bahan-bahan makanan yang masih awet. Ku ambil bungkusan yang berisi nugget. Aku memilih sarapan menggunakan nugget saja hari ini.

Tapi seperti ada yang aneh.
Ku buka tudung saji di meja "Loh kok sudah ada makanan?" Tanya ku pada diri sendiri aku kebingungan. Aku berlari mencari mang korib di halaman belakang. "Mang ,itu siapa yang masak mang?, kok ada makanan?" Tanya ku padanya.
"E eh anu i tu non tetangga yang ngasih" ucap mang korib sambik garuk garuk dahi yang tidak gatal.

Dan aku hanga ber 'oh' saja

Tanpa berpikir panjang aku langsung memakan makanan yang ada di meja . Huh sudah lapar sekali, baik banget tetangga memberikan makanan ini Alhamdulillah.

Ahdzan pov

Saya masih menggunkan sarung serta koko putih .Hari ini pagi-pagi sekali saya rumah istriku. Dia belum bangun. Dan rencananya saya akan memasak untuknya. Yang saya ketahui dari Mang Korib dia kurang bisa memasak. Jadi pagi-pagi buta saya datang dan memasak untuk sarapannya.

"Assalamualaikum" salamku dan aku melihat mang korib sedang memebersihkan badan di kamar mandi. Yang terdengar gemricik air dari luar

Saya mulai memasak dengan bahan-bahan yang ada di dapur seadanya. Tiba-tiba mang korib mengagetakanku

"Loh den, sudah di sini saja" ucap mang korib dari belakang.
"Eh, iya mang. Saya sedang memasak untuk Zara" jawab saya yang tak berhenti memotong sayur yang ada di depan.

"Wah,non Zara beruntung sekali dapat suami seperti aden" ucap mang korib dan saya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Saya bisa memasak karena di pondok kami di latih mandiri. Mengerjakan semuanya dengan mandiri dan tidak bergantung dari orang lain.

Saya melanjutkan acara memasak pagi ini. Saya memasak sop bayam, gesek keranjang serta sambak terasi.
Saya yakin Zara akan suka dengan masakan saya ini. 'Semoga kau suka' ucap saya dalam hati.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Kata mang korib Zara akan keluar untuk ke sekolah. Itu artinya Zara akan ke sini.
Tiba tiba bunyi dentuman kaki terdengar.

Tap
Tap
Tap
Tap

Saya dengar ada seseorang yang sedang turun ke lantai bawah. Mendengar itu saya langsung bersembunyi di balik jendela halaman belakang. Yang jika dilihat dari luar masih memperlihatkan orang yang sedang duduk di dapur.

Saya melihat Zara mengenakan baju seragam sekolahnya. Bahkan saya tidak pernah menyangka akan menikahi gadis yang masih sekolah. Tiba-tiba sebuah senyuman terbit dari bibir saya 'cantik' itu yang hanya bisa saya katakan dalam hati.
Saya akui istri kecil saya memang cantik seperti akhlaknya.

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang