CDPU || Pencerahan dari Ning Fia

8K 602 12
                                    

Zara bo-oleh peluk ustadz?" Tanya Zara.
Dan Ahdzan hanya menganggukan kepalanya.

Grep

"Zara bingung ustadz hiks, za-ara bingung gimana bi-bilang ke mereka" curhat Zara.
Ahdzan yang mengerti pun langsung memeluk erat istrinya seolah olah ia tak mau kehilangan Zara.

_________________________________________________

"Dengarkan saya zara" Adhzan kembali berucap.
Ia menangkup kedua pipi istrinya.
"Mereka pasti mengerti,kamu ceritakan saja apa adanya. Jangan berbohong. Mereka sahabatmu bukan--?"
"--mereka pasti mengerti keadaanmu ingat, jangan berbohong" nasehat Ahdzan.
Dan Zara pun menganggukkan kepalanya.

"Iya ustadz" jawab Zara, ahdan pun tersenyum.
"Oh ya, besok ning Fia pulang kesini" setelah Ahdzan mengucap itu ia pun kembali menghapus air mata Zara Di gantikan dengan mata yang berbinar.
"Yang bener ustadz?" Tanya Zara memastikan.
"Hemm" hanya deheman yang Zara dapati.
"YEAYYYYY!!!!!!" zara pun jungkat jungkit di kasur. Yang membuat Ahdzan mau tak mau pun merasa terbang. Sungguh istrinya ini sangat langka.

"Sudah, berhenti"perintah Ahdzan.
"Gamauu ustadzz Zara seneng bangettttt" ucap Zara dengan menggenggap erat tangannya sendiri seolah meremas sesuatu.

Ahdzan hanya bisa geleng-geleng dengan memijat kepalanya.
"Yasudah saya mau pergi ke kamar" setelah mengucapkan itu Zara kembali jungkat jungkit di tempat tidurnya lagi. Ia sangat senang sekali. Sahabat kecilnya pulang besok.

Sedangkan di depan pintu terdapat sesorang yang memperhatikannya
"Saya tidak janji bisa membuat kamu bahagia. Tapi saya akan berusaha" yah dia Ahdzan.

Pagi ini Pukul 08.00 WIB. Zara sudah siap dengan baju gamis polos sertas kerudung begro warna hitam yang menutupi sampai dada.
Pagi ini dia rencananya akan pergi menemui Ning Fia. Kebetulan hari ini weekend jadi ia bisa langsung ke rumah Ning Fia. Masalah Salsa dan Nilna Zara berpikir sebaiknya ia curhat ke Ning Fia. Ia pasti bisa memberikan solusi terbaik.

Saat Zara sedang memoles lipstik di bibir cantiknya. Tiba tiba Ahdzan datang dengan segelas kopi di tangannya. Walapun kamar mereka berbeda tapi setiap hari Ahdzan akan kesini untuk mengecek keadaan Zara.

Ahdzan melangkah ke arah Zara, matanya tertuju pada kegiatan yang gadis itu kerjakan yakni memoles bibir cantiknya dengan lipstik.
Dia memegang siku Zara dan membalikan badannya tanpa sengaja bibir mereka berdua menempel.

Zara melotot kaget. Ia bingung apa yang sedang dilakukan Ustadz nya ini. Sedangkan Ahdzan? Jantungnya berpacu lebih cepat. Ia bahkan tidak sadar apa yang ia lakukan.

Saat Ahdzan sadar ia kembali keadaan semua. Keadaan jadi kikuk. "E-ehm ustadz i-itu" ucap zara sambil menunjuk ke arah depan.  Sedangkan Ahdzan menyernyit manikan satu alisanya pertanda bilang apa?.
Kemudian Zara mengambil tisu dan membersihkan bibir ahdzan yang terkena lipstik nya.
"Terimakasih, lain kali tidak usah pakai lipstik" ucap Ahdzan cuek.

Sedangkan Zara bingung "ustadz kenapa ya?" Gumannya dalam hati.

Dia langsung keluar rumah. Dan tujuannya saat ini adalah bertemu ning fia.

____

Zara mulai memasuki pesantren lewat pintu depan. Ia tak malu lagi pasalnya ia kali ini datang bersama Ahdzan.  Dan Ahdzan mengantarkan Zara menuju  ndalem .
"Kalau ingin pulang telfon saya saja" ucap ahdzan padanya. "Iya ustadz" jawabnya sembari mencium tangan ahdzan pertanda salim.

Zara masuk dan bertemu dengan Umi dan Kyai.
"Assalmaulaikum umiii" salam Zara.
"Waalaikumussalam wr wb nak, ya Allahh lama ga main ke sini" jawab Umi Fatimah.
"Hehe iya nih,"
"Yang punya suami mah beda ya mi" jawab Ning Fia dari Arah dapur. Zara pun bergembira bertemu dengan Fia.
"Aaaaaaa Ning Fiaaaaaa" ucapnya yg langsung berhambur kepelukan Ning Fia.

"Ih kamu mah, udah punya suami aja masih kaya anak kecil" gerutu ning fia.
"Hehe" zara mengacungkan piece.
"Oh iya, mana suamimu Zara?" Tanya Umi Fatimah duduk di sebelah Zara.
Mendengar itu Zara bingung  pasalnya 'kira kira dimana suaminya?' 
"Ehm, lagi ngajar santri mungkin umi" mendengar itu umi fatimah hanya menganggukan kepalanya.

"Oh iyaa ra, aku ada kabar baikkk nih" ucap Ning Fia bersemagat. "Wah, apa itu ning" tanya Zara tidak sabaran.
"Apaa yaa" tanya Ning Fia meledek Zara.
"Ihh apaaa ningggg ayooo cepettt" kata Fia memojokkan Ning Fia. Zara yang tidak sabaran dan Fia yang sangat suka meledek Zara. Akhirnya Fia pun menyerah.

"Mana sini tanganmu" pinta Ning Fia. "Haduhh buat apa ning, cepetan ayo" Zara memang tidak sabaran orangnya.
Mau tak mau Zara menjulurkan tangan kanannya. Dan Ning Fia meletakan benda putih panjang di tangan Zara.
Zara kaget. Dia tidak bodoh untuk mengerti apa benda yang ia pegang tersebut. Tangannya gemetar. Zara memandang Ning Fia terharu.
"Huwaaaaa, aku mau jadi onti" tangis Zara saat dipelukan Ning Fia.

Yah, Ning Fia hamil. Ia hamil di usianya yang masih 19 tahun. Bagi kami itu ukuran pas seorang Ning yang dinikahi Gus.
"Hiks,kenapa baru bi-bilang hiks"tanya Zara sesenggukan. "Hey, kita juga baru ketemu. Tidak enak jika kabar ini di beritahu lewat telepon" jawab Ning Fia seakan menasehati adiknya.

"Nah, giliran kamu nih. Kamu kapan hamil?" Tanya Ning Fia yang berhasil membuat jantung Zara berdetak sangat cepat. Seakan jam berhenti hanya menyisakan detak jarumnya.
Zara menunduk.
"Heh, kok nunduk sih"lanjut ning Fia.
"Zara mana bisa hamil ning" jawabnya.
"Maksud kamu?" Tanya Ning Fia bingung.
"Atauu jangan-jangan???-" lanjut ning fia membungkam mulutnya sendiri.
Ia ikut bersedih, sahabatnya menikah secara mendadak. Di usianya yang sangat muda. Diamana anak SMA sedang merasakan masa-masa remaja nya. Yah walaupun dengannya cuma selisih 2 tahun. Tapi Zara lebih muda darinya. Mau bagaimanapun Zara terlalu muda untuk menjadi seorang ibu.

"Zara" panggil Ning Fia.
Zara menatapnya.
"Dengarkan aku, kamu tidak boleh seperti itu. Bagaimanapun Ahdzan suamimu. Dia berhak atas kamu, dan kamu berkewajiban melayaninya sepenuh hati. Kalau kamu ingin menunda bicara perlahan sama Ahdzan. Dia pasti mengerti kamu. Dan- pasti dia tak tahan dekat dengamu" nasehat Ning Fia.

Mendengar perkataan Ning Fia. Tangis Zara pecah. Ia merasa sungguh menjadi Istri yang tidak baik. Dia tidak bisa menjadi istri yang baik untuk Ahdzan.
Masakpun tidak bisa.
"Ya Allah, kenapa Hamba Mu itu tahan dengan perempuan seperti hamba"  bisik Zara dalam hati.


Pageraji, 22 Maret 2021

Alhamdulillah guys, author udah senggang nih jadi bisa lanjutin lagi CDPU ini. Jazakumullah khiran katsiran 🤗. Semoga bermanfaat. Cerita ini hanga fiktif belaka dan cuma imajinasi author ya

NEXT YUK🙌

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang