CDPU|| Hukuman Ahdzan

8.8K 614 22
                                    

Hari ini Zara bangun pagi sekali untuk menunaikan sholat tahajud berjamaah.
"Zara, aku mau mandi dulu ya" ucap Ayu.
"Iya gapapa" jawabnya.
Dan kalian tahu, zara sedang mencari dimana letak rok warna pink kesukaanya.

"Kamu cari apa sih ra?" Tanya Diah Sebal. Pasalnya dia sudah setia menunggu Zara dari tadi.
"Cari rok dii, dimana yah" jawabnya dengan tangan masih membolak balikan pakaiannya.
"Astaghfirullah, apa harus rok itu" sebal Diah.
Dengan lemas zara menjawab "yaudah deh" sisi kekanak-kanakan Zara muncul.

Zara langsung lanjut mandi setelah itu sholat subuh.  Namun tiba saat ingin masuk dia ditabrak oleh seseorang.
"Aws" ringisnya. Untung saja dia tidak jatuh.
"Heh, mbak kalau jalan liat-liat dong" teriaknya.
"Kamu kenapa sih Ra?" Tanya diah.
"Tadi ada yang menabrakku malah main nyelonong aja" jawab Zara dengan bibir yang di manyunkan. Melihat itu tawa Diah pecah seketika.
"Itu kenapa bibirnya begitu" kata Diah dengan tak tahan memegang perutnya dan tertawa terpingkal.

Salat  telah usai. Langsung dilanjut zikir pagi dan tadarus Al quran. Hari ini Zara sekolah dulu nanti pulang ke pondok lagi. Sebenarnya pondok ini sekolah harus disini juga. Tapi dengan seijin pak yai dan bu nyai ia bisa sekolah di luar untuk menamatkan SMA nya.

"Kamu mau langsung berangkat ra?, tidak mau makan terlebih dahulu?"tanya Ayu.
"Iya bener" Diah setuju dengan ayu.
"Emm enggak lah, daripada aku telat ini udah jam tujuh kurang sepuluh menit " jawab Zara was-was.
"Yaudah aku berangkat ya, assalamualaikum" pamit nya.
"Waalaikumussalam hati-hati ra"
"Iya"

Ia berjalan ke arah koridor. Banyak yang menatapnya heran. Tapi ia hiraukan saja. Ia agak sedikit berlari agar tidak ketinggalan angkot.

"Aduhhh capek banget sihh" ucapnya. Ia melihat-lihat di depan gerbang pondok. Tidak ada angkot disini. Apakah dia harus berjalan?. Rasanya tidak memungkinkan lagi.

Saat ingin berjalan kebetulan ahdzan juga mau sholat dhuha. Ia melihat perempuan mengenakan tas hitam dan sepatu kets. Serasa dia tahu siapa itu.
"Zara" panggilnya.
"Eh ustadz" jawabnya.
"Kamu mau sekolah?, naik apa?" Tanya nya
"Mau jalan kaki ustadz"jawabnya sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Sedangkan mendengar itu ahdzan melotot. Yang benar saja. Jarak pondok dengan sekolah zara sangatlah jauh. Suami macam apa kalau dia membiarkan istrinya jalan kaki.
"Tunggu, saya ambil motor dulu" kata Ahdzan sembari menggulung kemeja putih nya. Padahal ahdzan akan menunaikan sholat Duha. Tak apa dia batal wudu yang penting istrinya selamat sampai tujuan.

"Ayo naik" perintah Ahdzan.
Zara pun menurutinya. Saat zara akan duduk melangkah tapi perutnya tidak bisa di ajak kompromi.
"Zara nyamping aja tidak apa-apa?" Tanya Zara.
"Hmm"jawab Ahdzan

Kini dia duduk menyamping dengan posisi tangan kanan memeluk perut Ahdzan. Ahdzan membawa dengan kecepatan extra sampai zara sendiri ketakutan.

__________

Zara memulai pelajaran hari ini dengan tenang. Namun saat ingin istirahat perutnya terasa bergejolak. Ia pun bergegas menuju ke kamar mandi dan memutahkan cairan bening di wastafel. Tubuhnya terasa lemas sekali.
Ia tak kuat berjalan rasanya.
"Hiks, ustadz hiks sa-akit hiks" tangis Zara.

"Ya allah zaraaa.. kamu engga apa apa?" Tanya Nilna yang baru aja keluar dari kelas karena sibuk mengerjkan tugas nya.

Salsa mengurut leher Zara yang tertutup kerudung. Memijat dengan minyak kayu putih.
"Kamu kenapa sih ra" tanya Salsa bingung
Zara hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala nya. Zara lemas dan serasa tak ada tenaga untuk berjalan. Alhasil ia memilih duduk di depan toilet.

Nilna membeli roti basah dan air mineral kepada Zara.
"Nih, makan" ucap Nilna.
"Emm ga mau gak enak nil" jawabnya
Sedangkan Nilna melotot. Zara si doyan makan kali ini menolak mentah-mentah makanan

"Eh, kamu doyan makan loh ya, kenapa sekarang jadi gamau makan?" Tanya Nilna.
"Bau nya ga enak Nil" ucap zara sembari memencet hudungnya.
"Dasar aneh" gumam Nilna.

Setelah merasa baikan zara kembali ke kelas dan kembali dengan aktifitas belajarnya.

Bel berbunyi menandakam jam pulang telah tiba. Anak anak berhamburan keluar ada yang jalan kaki ada yang naik motor. Dan kini zara sedang menunggu angkot. Oh ya masalah hp zara sudah tidak pegang lagi. Hp nya ada pada Ahdzan. Karena memang peraturan pondok yang melarang santrinya memegang hp biar fokus ngaji katanya.

Nilna dan Salsa masih menunggu zara mendapatkan angkot.
"Angkotnya kok lama ya" gumamnya.
"Kalian pulang duluan aja" ucap Zara pada mereka.
"Engga kita mau nungguin kamu dapet angkot"jawsb Salsa. Dan zara pun hanya mengangguk.

Dan setelah sekian lama angkot berwarna orange pun berhenti di depan Zara. Ia menaiki angkot tersebut dan tak lupa pamitan kepada nilna dan salsa.
"Aku pulang dulu ya, dadahh.. assalamuaalaikum" ucap Zara.
"Dadah, waalaikumussalam" jawab mereka.

Setelah sampai di pondok sehabis duhur. Ia lupa kalau jam dua ada ngaji. Ia langsung lari bergegas pasalnya lima menit lagi jam dua.  Ia masih berlari di koridor. Karena asramanya berada di atas. Ia harus menaiki tangga.

Hosh
Hosh
Hosh

Ia kelelahan, dan berbaring di kasurnya. Di kamar semua anak telah masuk ngaji semua. Giliran dirinya. Okelah dia telat lagi. Bukanakah zara memang selalu telat?.

Ia mulai melepas pakaian nya dan menggantinya dengan sarung dan kemeja dengan warna senada dan tak lupa sendal jepit serta kitab khas seorang santri.

Ia mulai berjalan lunglai, karena capek  berlari tadi. Ia berjalan berlahan. Rasanya ia ingin muntah. Kemudian ia ke kamar mandi.

Uuekkk
Uekk

Ia lemas, tapi ia juga harus ngaji sekarang. Alhasil ia pun tetep berjalan

Tok
Tok
Tok

"Assalamualaikum"
" waalaikumussalam Masuk" ucap suara bariton dari dalam
"Maaf, ustadz ana telat" ucap Zara menunduk. Karena ia tahu siapa yang mengajarnya?.yah dia Ahdzan. Ahdzan sedang sedekap tangan dengan melihat penampilan Zara.
Zara tetap menunduk. Mau bagaimana pun Ahdzan gurunya saat ini.

Ahdzan pun bertanya "kenapa kamu telat?" Tanya Ahdzan dingin.
"S-saya, habis pu-pulang sekolah ustadz" jawabnya terbata
"Bukankah sekolah sudah selesai dari tiga puluh menit yang lalu?" Jawabnya tak pandang bulu. Percayalah sebenarnya Ahdzan kasian dengan zara tapi guru tetap guru. Ia akan berlaku adil pada muridnya.

"I-Iya" jawab zara. Tadi ia menunggu angkot lama sekali. Dan ditambah tadi dia lemas dan jalannya lambat karena tidak kuat.

"Kalau begitu, maju ke depan baca istighfar lima ratus kali!" ucap Ahdza  tegas
"Nggih ustadz" jawabnya.

Zara pun masuk dan maju di depan teman-teman. Ia melihat ayu dan diah yang kasian padanya. Dan dia pun tersenyum.

Astaghfirullahaadzim
Astaghfirullahaadzim
Astaghfirullahaadzim
Astaghfirullahaadzim
Astaghfirullahaadzim
.....
.....

Saat memegang tasbih nya zara lemas sekali. Ia tidak kuat. Tapi dia harus tetap tegar di depan semua orang.
'Ya Allahh zara nggak kuat' lirihnya

Ia maish beristighar. Dan seketika.

Brukk

"ZARAA!!!" teriak Ahdzan.



Pageraji, 5 April 2021

Masih suka sama CDPU gak?
Author mau Absen kalian dong. Pengen tau kalian dari kota mana aja🤗🙌.
Kuy komen.

Kalo author dari Kota Purwokerto Jawa Tengah wkwk
Jgn lupa tinggalkan jejak. VOTE DAN KOMEN

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang