CDPU || Ada Apa?

6.5K 528 83
                                    

Ahdzan berada di pondok hari ini. Rutinitas seperti biasa ia mengajar santri putra Madrasah Tsanawiyah ataupun Madrasah Aliyah.

Ia sibuk dengan berbagai kertas karena kebetulan hari ini semua santri mengerjakan imtihan.

"Sampun sedoyo kang?"tanya Kang Ali.
(Sudah semua kang?)

"Dereng kang, masih banyak ini" jawab Ahdzan yang tak melepas kacamatanya melihat berbagai tulisan arab pegon di kertas itu.

Kehamilan Zara sudah semakin membesar ia ingin Zara dirumah aja. Namun Zara adalah Zara yang keras kepala.

Ia sedang membaca Dalailul Khairat karena tadi malam ada pembacaan dalail sampai pukul 03.00 dini hari dan dirinya malah tertidur. Ia kecapean apalagi kondisi hamil seperti ini.

Mulutnya tak berhenti membaca buku kuning kecil di depannya ini sembari menghadap ke kiblat. Teman temannya sudah beres beres kamar namun ia malah mengqodo kitab dalail.

"Ya Allah khusyu bener" celetuk Diah.

Zara hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan membacanya.

Kitab Dalail adalah kitab yang ditulis oleh Imam Muhammad Bin Sulaiman al Jazuli.

Keutamaan mengamalkan Dalailul Khairat yang sangat masyhur di kalangan para pengamal wirid ini adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pembacanya.
Sewaktu-waktu menginginkan suatu hal, mudah sekali keinginan tersebut terkabul. Namun meski begitu, hendaknya para pengamal Dalailul Khairat dalam membaca wirid ini bertujuan murni mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allâh) tanpa mengharap pamrih apa pun yang bersifat duniawi. Dengan demikian, wujud rasa keikhlasan dalam mengamalkannya. Wallahu a’lam (sumber nuonline)

Ia teringat esok adalah hari Jumat. Dan ia ingin pulang k rumah dan berbelanja ke mall.
Ia akan makan masakan Bi Wati yang enak.

"Duh jadi laper" ucap Zara yang masih memegang Kitab.

"Loh kenapa ra? Perutmu sakit?" Pekik Diah yang membuat semua isi kamar menoleh. Lalu Zara melempari Diah dengan bantal di sampingnya.

"Enak aja" sergah nya.

"Akutu laper, pengen makan" lajutnya lemas.

Mendengar itu Diah langsung kaget ia lantas pergi dari kamar.

"Yanga ada aku disuruh beli seblak lagi di depan pondok" batin Diah ngeri.

"Loh kenapa anak itu pergi" gumam Ayu.

Zara yang mengerti pun tertawa terbahak.
"Apa yang lucu ra?" Kepo Ayu.

"Kayaknya Diah mengira aku mau minta bantuan dia buat beli makanan di depan pondok" Diakhir katanya ia tertawa sembari memegang perutnya

"Hustt kamu tuh ya"

****

Hari jumat seperti biasa semua santri membereskan kamar, halaman, ndalem dan lingkungan sekitar podok.
Zara hanya membereskan kamar dan halaman saja. Ia tak kuat jika harus ikut membereskan sampai ke lingkungan pondok.

Ia mencabuti rumput di sekitar halaman. Sesekali dirinya duduk untuk menyeka keringat dan minum. Yah dia membawa sebotol air minum untuk dirinya.

"Ra nanti ke pasar yuk" ucap Diah

Zara menggrleng lantas berkata " kayaknya aku mau pulang deh Di, pengen makan masakan bibi" jawabnya.

Dih cemberut. "Yaudah deh aku sama ayu aja" kata nya.

Zara kembali mencabut rumput. Ternyata matahari sudah cukup naik padahal baru jam 09.00 WIB. Untungnya ia dari tadi hanya di bawah pohon.

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang