CDPU|| Hari Jadi Santri

6.7K 555 10
                                    

Pukul 06.30 WIB Ahdzan pulang dengan mengenakan kaos hitam sarung dan peci hitammnya. Setelah turun di pondok ia langsung bergegas pulang ke rumah.
"Yaelah, yang udah punya istri mah beda ya gak kakng?" Celetuk Firman. Ahdza  tak menghiraukannya  dipikirannya saat ini hanyalah Zara.

"Assalamualaikum" salam Ahdzan  dari luar.
"Waalaikumussalam" jawab bi wati.
"Eh aden, sudah pulang?" Tanya Bi wati dan Ahdzan lanngsung mencium tangan bi Wati.
"Udah bi, alhamdulillah. Zara sekolah bi?"tanya nya.
"Mboten den, di atas masih tidur" nawab Bi wati.

Tanoa basa basi Ahdzan  langsung naik ke atas menuju kamar mereka.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan Zara yang masih tertidur dengan baju daster panjang nya.
Ahdza  melangkah perlahan. Menuju ke arah zara. Percayalah dia sangat merindukan Zara.

Toktok

"Niki den kopi nya" bi wati langsung menaruh di nakas.
"Zara kenapa bi?. Biasanya pagi-pagi dia udah beres-beres rumah" tanya Ahdzan yang kini sudah duduk dan mengusap kepala Zara yang tak tertutup kerudung.

"Tadi malam Zara mengeluh perutnya sakit den. Terus katanya kangen sama aden" mendengar perkataan bi wati Ahdzan justru malah tersenyum bahagia. Karena ternyata rindunya terbalaskan.

"Yudah bibi pamit den"
"Nggih, maturnuwun bi" jawab ahdzan.

Ia mulai menatap Zara, akhirnya dia bisa melihat wajah zara kembali setelah dua hari mereka berpisah.
Ahdzan l
Pun melepas peci nya. Menaruhnya ke nakas dan lanjut tidur memeluk Zara dari belakang.

Ia mencari posisi nyaman di perut Zara dan kepalanya di cerukn leher Zara.

___________
Jam menujjukan Pukul 09.00 WIB.

Eughh

Zara menggekkan badannya namun susah. Serasa perut ada yang menindihinya ia menoleh ke samping.

"Astghfirullah!!!" Kaget Zara.
Ahdzan pun membuka matanya.
"Kok ustadz udah pulang!?" Tanya nya.
"Yaudah lah makanya udah disini" jawabnya santai
"Ini ngapain peluk-peluk?!" Tanya istri galak.
"Ya Allah ra, saya masih ngantuk biarkan seperti ini sebentar" jawab Ahdzan. Mendengar kata dari Ahdzan ia pun memelas dan membiarkan ahdzan memeluknya layaknya bantal guling.

"Aws, aduh, ustadz. Perutnya jangan di tindihin sakitt" ringis Zara. Ahdzan pun segera bangun.
"Ka-kamu nggak apa apaa kan?"tanya Ahdzan cemas.
Zara hanya mampu menggelangkan kepalanya.
"Loh katanya sakit,"
"Ia kalau di peluk gitu sakit ustadz" ahdzan pun mengangguk lemas. Yahh gagal deh manja-manjaan ke istri.
"Awas ustadz, zara mau turun"

__________

Sehabus duhur Zara mengemasi barang-barangnya. Ahdzan yang melihat itu pun kebingungan.
"Kamu mau kemana?" Tanyanya. Zara yang masih bolak balik kesana kemari pun tak menghiraukan perkataan Ahdzan.

"Zaraa" panggilnya lagi.
"Dalemm mas ustadz" jawabnya.
"Kamu mau kemana?"
"Mau mondok" dua kata itu berhasil membuat Ahdzan tetpaku di tempat.
"Ha? Mondok dimana?" Tanya Ahdzan.
"Di pondonya Kiyai Saefur"

Hush

Ahdzan menghembuskan napasnya lega. Ia bersyukur Zara tidak meminta mondok di luar kota. Bagaimana nasib nya jika ia di tinggal mondok. Dua hari LDR aja udab serasa dua tahun.

"Boleh mas ustadz?" Tanya nya.
"Hemm" Ahdzan hanya berdehem. Zara bersorah
"yeayyyyy!!!" Teriak zara sembari melompat-lompat namun.
"Aws" ia memegangi perutnya. "Kamu tidak apaa-apa?" Tanya Ahdzan khawatir.
Zada hanya mengangguk sambil tersenyum.

________

Kali ini Zara sudah berjalan ke arah asramanya. Diantar Ahdzan sampai ndalem saja. Dan seterusnya di bantu mbak pengurus.
"Zara ini kamar kamu ya" kata mbak Berkacamata yang bernama mbak anisa.
"Nggih mbak, maturnuwun"

Ia memasuki kamarnya tersebut. Ia pun langsung di sambut hangat oleh teman-teman baru nya.
"Hai Namaku Ayu"
"Zara" jawab zara.
"Kalo aku Diah"
"Zara" jawab zara sambil tersenyum
"Aku Sarah"
"Zara"

Setelah berkenalan zara meletakkan barang-barangnya di lemari. Ternyata pada belum mengenali zara yang notaben nya adalah Istri seorang Ahdzan.
Baguslah jadi dia bisa tenang disini.

_____________

Selepas maghrib disini diadakan pembacaan maulid simtuddurror. Sampai isya tiba.

"Zara, kamu ngantuk?" Tanya Sarah.
Dan zara pun menganggukan kepalanya 
"Aduhh, tahan yaa.. sehabis diniyah malam kamu boleh tidur. Kalau engga kamu bisa kena takziran" nasehat Sarah.
"Iya insyallah bisa". Jawab Zara lesu.

Mereka melaksanakan sholat Isya. Dan di lanjut diniyah malam.
"Ra kamu duduk sini ajaa biar kalo tidur ga ketauan, sama Diah" ucap Ayu. Zara lun duduk di barisan belakang sendiri.
"Oke makasii ayu" jawabnya.

Kelas di mulai dengan ustadzah Hanifah. Yang terkenal galak. Dan rumornya dia juga menyukai Ahdzan.
Setelah jam mau selesai Zara ketahuan tidur di barisan belakang.

"Siapa itu yang tidur?!" Tanya nya keras.
"Bangunn!!" Teriak Ustadzah hanifah.
"Enak ya kamu tidur, anak baru kamu?" Tanya nya.
"Enggih ustadzah" jawab zara sopan. Zara sangat mengantuk sekali.
"Setelah diniyah ini kamu temui saya  di depan ruang guru"
"Nggih ustadzah" jawabnya.

Sesuai perjanjian selepas diniyah zara menemui panggilan Ustadzah Hanifah.
"Asaalamualaikum" salamnya.
"Waalaikumussalam wrwb. Kamu berdiri disini baca surah Al Mulk sampai pukul 23.00 WIB."

Heloww buk ini aja jam setengah 10.
"Nggih usatadzah" jawabnya sopan.
Bagaimanapun ia disini menuntut ilmu. Ngalap barokah guru. Apapaun akan ia lakukan.

Ia mulai membaca surah al mulk. Satu jam telah usai. Kaki Zara terasa lemas sekali ia tidak kuat. Perutnya sakit.
"Aws" ia memegangi perutnya.
"Aws, ya Allah sakit bangettt" ringisnya. Namun dia masih tetap membaca surah Al mulk walapun denngan keadaan duduk.

Ia masib terus mengelus-elus perutnya. Berharap perutnya bisa diajak kompromi.
"Ya allah, sakit banget siih" ia mulai nyerah kini dia hanya bisa duduk di depan ruang guru.

________________
Saat ini Ahdzan sedang berpatroli. Dan ia melewati koridor asrama putri. Di depan ruang guru ia melihat seseorang tertidur di bangu depan nya. Ia seperti paham dengan postur tubuhnya.

Ia memberanikan diri memastikan apa yang dilihatnya.
Ia melotot setelah siapa yang tertidur di kursi ini sembari memegang Al Quran.

"Zara, bangun Zara" ucap ahdzan khawatir sambil menepuk-nepuk pipi zara.
Zara bangun. Dan langsung memeluk Ahdzan.
"Hiks, ustadz sakit hiks" tangis Zara pecah.
"Mana yang sakit zara?" Tanya nya.

Zara menunjjuk perutnya yang dilapisi kemeja berwarna pink. Ahdzan ikut mengelus perut Zara perlahan.
"Udah enakan?" Tanya Ahdzan. Zara menikmati usapan di perutnya sembari menutup mata.

"Besok kita ke rumah sakit aja ya. Saya takut kamu kenapa napa"
Zara pu menangguk patuh.
"Yasudah mau saya anterin ke kamar?" Tanya ahdzan.

"Ehh gak usah, biar Zara bisa sendiri" jawabnya.
Baiklah saya tunggu kamu sampai ke kamar.

Zara pun mencium tangan Ahdzan.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam wrwb" jawab Ahdzan.



Pageraji, 4 April 2021

Cinta Diamku Pada Ustadz(After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang